Anak ku tidak di Inginkan

Irene agak tersentak dengan panggilan itu, itu adalah panggilan tunawisma malang yang dulu memanggilnya karena susah menyebutkan nama wanita itu

“Ine…Apakah tunawima itu memanggil mu Ine”. Kevin bicara dengan mata yang sudah berkaca-kaca

“i..Iya…kau tahu dari mana?

“Ine ini aku, tunawisma yang kau tolong dulu”

Pria itu hendak memeluk Irene tapi Irene menghindar dia tidak yakin dengan Kevin apa yang di lihatnya sangat berbeda dengan tunawisma yang dulu dia kenal

“Tidak….tidak mungkin”.Irene jelas tahu jika nama tunawisma dulu adalah Kevin tapi dia membuang pikiranya jauh-jauh karena Kevin yang dulu dia kenal berbeda dengan Kevin di hadapanya

“Aku Kevin , Irene aku sudah mencari mu sejak lama kau tahu aku mengalami kecelakaan hingga membuat ku lupa sebagian dari dirimu”

Irene terdiam menghadapi Kevin ini terlalu tiba-tiba bagi nya dia tidak dapat merasakan apa-apa dalam hatinya sekarang

“Bisakah aku memeluk mu Irene aku sangat merindukan mu”

Wanita itu tidak tahu menjawab apa dia hanya mengangguk, pria di depannya sudah menangis senggugukan

Kevin memeluk Gadis yang sejak dulu dia rindukan, dia tidak menyangka jika wanita itu ada di hadapannya sekarang

“Kevin aku tidak bisa bernafas”

“Maaf aku sangat merindukan mu Ine, kau tahu aku mencari mu dengan sisa ingatan ku yang ada dan kau berdiri di sini sekarang ini adalah sebuah keajaiban”

Irene memandang pria itu matanya sudah sembap karena menangis, dia menatap netra itu persis seperti Kevin yang dulu dia lihat

“Aku juga merindukan mu Kev, aku sangat bingung kemana kau pergi dulu aku khawatir jika kau kenapa-kenapa”. Irene memegang tengkuk pria itu dia menghapus air mata yang membasahi pipi Kevin

Kevin menahan tangan Irene agar tetap berada di pipinya dia jatuh cinta dari dulu pada wanita itu

Kevin mengajak Irene duduk di sana, dia merasa Irene sudah terlihat lelah

“kenapa kau tidak mengatakan kalau kau akan pergi Kevin”

Wanita itu terlihat sedikit kecewa pria itu adalah temannya duu selain Amanda setelah pria itu pergi dia merasa ada yang kurang

Dia tidak lagi dapat berbincang mengenai harinya pada pria itu, dia juga butuh teman bicara selain Amanda sedangkan orang-orang di sekolahnya tidak ingin berteman dengannya

“Aku minta maaf, tapi pengawal Ayah ku memaksa ku untuk ikut dengan mereka, tanpa mendengarkan permintaan ku sedikit pun aku benar-benar minta maaf Irene , Ku mohon Maafkan aku”

Irene hanya bisa mengangguki pria itu dia mengerti situasi “Ya aku memaafkan mu”

Kevin menatap wanita itu lekat dia melihat Irenen begitu lama dia penasaran tentang kehidupan Irene sebelum mereka bertemu

“Irene bisakah aku tahu tentang kehidupan mu, kenapa kau bisa tinggal sendirian dengan keadaan hamil begini”

Pertanyaan Kevin membuat wajah Irene sangat sedih, dulu dia dengan mudah berceita dengan Kevin tentang sekolahnya setiap hari

Tapi saat ini jangan kan bercerita dia tidak inngi pria itu tahu masa kelam nya

Kevin menyadari perubahan wajah itu, di yakin Irene tidak nyaman dengan pertanyaannya

“Maaf Irene, aku membuat mu tidak nyaman”

Kevin mengelus kepala Irene dengan lembut dia tidak lagi segan seperti yang Irene lakukan dulu padanya

Saat itu dia tidak dapat menhan dirinya jadi dia mengikat tangannya, Irene selalu mengelus kepalanya dengan lembut, kesakitan yang dia rasakan beransur-ansur menghilang

Hingga dia membuka ikatan tanganya sepenuhnya

Sekarang Irene merasakan tangan lembut pria itu seperti mengambil sebagian berat hidup dari dirinya

Mereka saling menatap untuk waktu yang lama mereka tidak menyangka jika mereka akan di pertemukan dengan keadaan seperti ini

“Irene biarkan aku merawat mu”I

Irene bukan merasa risih dia hanya takut membebani Kevin sekarang, Pria itu masih lajang akan banyak orang yang salah paham dengan mereka

“Kevin aku akan merepotkan mu kau juga sudah banyak membantu ku jadi aku tidak ingin merepotkan mu lebih jauh lagi okey”

“Tidak mau aku mau membantu mu bahkan jika kau tidak menginginkannya”

“Tapi akan banyak orang yang salah paham dengan mu”

“Apa peduli ku? Aku hanya akan melakukan hal yang ku mau”

Irene menghela nafasnya Kevin itu lebih keras kepala dari dugaannya, Irene tersenyum menatap Kevin bagaimana bisa pria itu menjadi tampan seperti saat ini

“Kevin kau tahu kau itu sangat berubah drastis sekarang”

“Apa yang berubah aku tidak merasakan apapun, aku merasa kaulah yang berubah”

“Huh kenapa seperti itu”

“Ya kau semakin cantik tapi aku tidak melihat senyum mu yang dulu lagi seperti ini”. Kevin menarik sudut bibir Irene hingga melengkung

Dan itu berhasil membuat Irene tertawa lebar setidaknya Irene dapt tertawa hai itu, Kevin sudah banyak melihat beban yang berada di pundak Irene

“Irene”

“Hmm”

“Aku akan menjaga mu meski kau melarang ku”

Irene terdiam dia tidak tahu ingin mengatakan apa lagi pria di depannya sudah bersiteguh dengan keinginannya

“Baiklah Kevin, tapi sebisa mungkin aku juga tidak akan membuat mu kesullitan”

“Ya”

Wanita itu sealu tersenyum manis di depan teman-teman dan rekan kantornya walau Irerne sering merasakan kelelahan itu tidak membuatnya mengabaikakan rang lain

Walaupun dia tidak tahu keseluruhan tapi dia sudah menetapkan hatinya dia kan menjaga Irene sejak saat itu

Dia ingin menjadi pria yang akan selalu berada di samping Irene tidak peduli jika orang lain menganggapnya

Dia akan melakukan aa yang dulu Irene akukan padanya

Kevin meninggalkan Irene di apartemen setelah memastikan wanit itu beristirahat dengan baik, pintu apartemen Irene tertutup otomatis

Jadi dia dapat memastikan jika Irene aman di dalam sana, dia memutuskan untuk menyellidiki kehidupan Irene sebelumnya dia merasa ada hal yang tidak baik yang terjadi pada wanita itu

Dulu dia berpikir untuk menyelidiki Irene tapi itu akan melanggar privasi wanita itu dan dia juga sudah terlalu lancang bukan

Tapi sekarang dia menemukan alasan kuat dia akan menemukan semua masalah yang menyangkup wanita itu sekecil apapun itu

Dan untuk perasaannya dia kan menahan selama mungkin hingga dia siap untuk menyatakan nya dia juga berharap jika Irene juga akan siap ketika Kevin menyatakan perasaanya

Itu bukan sekedar perasaan terimaksih, dia menyadarinya ketika Irene masuk ke ruangan pribadinya pertama kali da jantung yang berdetak itu lebih dari cukup untuk membuktikan perasaannya