**Prolog**
Di bawah langit yang kelabu, sebuah kerajaan berdiri megah dengan istana yang menjulang di tengahnya. Kilian, pangeran kedua yang lahir dengan kutukan di wajahnya, adalah sosok yang menjadi bisik-bisik di balik tirai-tirai istana. Wajahnya yang tertutup oleh topeng tidak hanya menyembunyikan luka fisik, tetapi juga perasaan yang terkunci di dalam hatinya—sebuah hati yang rapuh, terbungkus oleh dinginnya dinding kebencian dan kesepian.
Di sisi lain, ada Rosalin, seorang wanita yang tidak berasal dari dunia ini. Takdir membawanya ke kehidupan istana, menggantikan sosok Rosalin yang asli. Ia menikah dengan Kilian, seorang pria yang wajahnya mengingatkannya pada masa lalunya yang penuh luka dan pengkhianatan. Namun, di balik ketakutannya, Rosalin menemukan dirinya perlahan-lahan tertarik pada pangeran yang memikul beban dunia di pundaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon d06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17
Pagi ini Rosalin terbangun dengan wajah yang lusuh dan tubuh yang lemas, bukan tanpa sebab dia seperti itu semalam Rosalin terus memikirkan cara untuk menemukan siapa dalang dari semua ini, dia tidak bisa tidur pikirannya melayang entah kemana
Ditambah dengan masalah pagi ini Rosalin mendengar bahwa kilian tidak ada di rumah dia pergi tadi malam dengan tergesa-gesa Emma bilang Kilian mendapat surat bahwa wilayah yang di pimpinnya selama ini mengalami musibah
Tentu saja sebagai pasangan kilian dan salah satu calon ratu di kerajaan ini Rosalin tidak bisa tinggal diam saja dia harus ikut andil dalam kasus ini.
Beberapa warga desa melaporkan bahwa tanaman mereka layu secara tiba-tiba, ternak mati tanpa sebab jelas, dan bau busuk menyebar di sekitar ladang. Hal ini memicu desas-desus bahwa kutukan Kilian menjadi penyebabnya, terutama karena desa tersebut berada di bawah perlindungan langsung Kilian.
Di siang hari ternyata Kilian kembali ke kastil dengan keadaan yang memperlihatkan wajahnya pucat, tentu saja Kilian bahkan belum sepenuhnya pulih setelah insiden yang menimpanya kemarin
“Kenapa tidak memberitahuku semalam kamu pergi?”
Ucap Rosalin sambil membantu melepaskan jubah kilian
Rosalin bersyukur karena sekarang Kilian tidak terlalu menjaga jarak dengannya, tapi tentu saja masih terasa ada sedikit jarak di antara mereka
“Kau tidur, aku juga sedang terburu-buru”
Rosalin hanya mengangguk pertanda menyetujui perkataan kilian
“Setelah ini apa anda akan kembali lagi ke sana?”
“Hm” balas kilian sambil sibuk dengan beberapa dokumen yang memang harus segera di selesaikan
“kalau begitu Izinkan aku ikut. Mungkin aku bisa membantu.”
“Kau yakin? Di sana berbahaya”
“Ya aku sangat yakin, aku bisa menjaga diriku sendiri, percayalah”
Kilian setuju membawa Rosalin, meskipun awalnya dia ragu.
***
Rosalin tidak menyangka bahwa perjalan menuju desa ternyata cukup sulit untuk di lewati, jalan yang berlumpur dengan bebatuan yang menyebabkan kereta yang mereka naiki terjebak lumpur dan beberapa hewan yang terpancing dengan suara bising dari derap kuda membuat hewan-hewan itu menyerang mereka tapi untungnya prajurit dan kilian bisa mengatasi hal itu.
Ternyata perjalanan mereka memerlukan banyak waktu, hari sudah mulai gelap mereka memutuskan untuk berkemah sebelum melanjutkan perjalan esok harinya
Tenda sudah didirikan oleh para prajurit tentu saja Rosalin juga membantu, rasa canggung mulai mendatangi Rosalin saat dirinya berada di tenda yang sama bersama kilian
Perjalanan hari ini ternyata cukup melelahkan, Rosalin terlebih dahulu merebahkan tubuhnya di tempat yang sudah di sediakan seadanya, Rosalin kira kilian akan itu tidur, ternyata kilian malah pergi keluar dia bilang dia akan berjaga di luar bersama prajurit lain
Rosalin terlelap begitu saja dengan mudahnya, tidak menghiraukan rasa dingin yang menghampirinya atau suara nyamuk yang berterbangan di sekelilingnya
Malam semakin larut mata Rosalin terbuka karena mendengar suara dentingan pedang yang beradu
‘apa yang terjadi luar? Apa aku melewatkan sesuatu?’ hati Rosalin bertanya
Saat melangkahkan kakinya ke luar dia melihat semua prajurit sedang melawan bandit, Rosalin yakin itu karena dilihat dari penampilannya yang memakai topeng menutupi hampir seluruh wajahnya kecuali matanya
Jumlah para bandit itu tidak sebanding dengan mereka, terlihat beberapa prajurit kewalahan menghadapi mereka termasuk Kilian
Perhatian kilian teralihkan ke arah wanita yang sedang berdiri mematung melihat sekitarnya, menyadari ada wanita cantik disana para bandit itupun berlari kearah Rosalin sudah bisa di tebak apa yang mereka akan lakukan padanya
Lamunan Rosalin tersadar mendengar teriakan dari Kilian
“ROSALIN PERGI!”
namun terlambat para bandit itu sudah mencekal pergelangannya dan menyeretnya masuk ke dalam tenda
‘apa ini! Apa yang mereka akan lakukan!? Apa mungkin?!’
“LEPASKAN AKU BAJINGAN!”
“Ohhh jangan terlalu agresif nona, tenang saja kami akan melakukannya dengan lembut”
“AKU TIDAK SUDI LEBIH BAIK AKU MATI!”
“Owhh aku suka wanita yang berani spertimu nona”
Belum sempat mereka berhasil menyeretnya masuk Kilian berlari kearahnya dan bertarung dengan mereka tentu saja Kilian kewalahan melawan mereka 4 lawan 1 mana bisa
Memang Rosalin tidak meragukan kemampuan kilian dia adalah seorang petarung yang paling hebat di kerajaan ini tapi melihat kondisi kilian yang sekarang sepertinya tidak memungkinkan
Sring!...
Bahu kilian terkena sayatan pedang, kilian ambruk begitu saja. Seorang bandit yang masih bertahan mengayunkan pedangnya kearah Kilian
TRANG!!...
Rosalin berhasil melawan serangan itu entah keberanian dan kekuatan dari mana rosalin bisa mengangkat pedang yang ternyata berat itu
“Beraninya kau gadis muda” merasa tertantang bandit itu mendekat ke arah rosalin dengan satu tangan yang memegang tombak
Rosalin semakin memundurkan langkahnya sampai ia terpojok ke arah pohon besar di belakangnya dia tidak bisa berlari lagi kemana-mana Rosalin pasrah dengan takdirnya sekarang, dia memejamkan matanya berharap kematian tidak akan terasa sakit
TRASS!!...
cairan dingin terasa membasahi wajahnya saat membuka matanya dia melihat bandit itu terkena panah yang melesat mengenai jantungnya. Saat bandit itu ambruk dihadapannya rosalin melihat Kilian yang berdiri tegak dihadapannya dengan darah yang mengalir deras dari bahunya
...***...
Terimakasih karena menjadi pembaca yang setia
DUKUNGAN DARI KALIAN SANGAT BERHARGA BAGI SAYA ❤️
Jika ada saran dari kalian untuk cerita ini, saya akan sangat senang menerimanya
semoga ceritanya sering update