Untuk membalaskan dendam Hansel memilih Aileen menjadi istri.
Dan Aileen yang tidak tahu apa-apa menganggap Hansel sebagai dewa penolongnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BOC BAB 26 - Yang Paling Cantik
Aileen dan Havana berdiri berdampingan, saling menempel mencari kekuatan menghadapi kemarahan Hansel.
Meski Havana adalah gadis liar di luar sana, namun di depan Hansel dia harus selalu terlihat baik.
Hansel adalah yang paling Havana takuti.
"Apa yang kalian katakan tadi? Kurang Ajar?" tanya Hansel, sebuah pertanyaan yang makin membuat kedua gadis ini terpojok, dia menatap nyalang pada kedua gadis cantik yang sedang menunduk.
"Aileen_"
"Kak kami hanya latihan!" potong Havana cepat, tidak ingin Aileen disalahkan atas semua yang terjadi. Karena hal gila ini semua adalah ide nya.
Tapi karena tidak ingin Havana dimarahi seorang diri, Aileen pun berniat membuat pembelaan untuk mereka berdua.
"Maaf Paman, kami hanya latihan dan kata kasar itu bukan untuk Paman." Bela Aileen dengan wajah memelas.
Dan Hansel tak bisa menjawab karena tiba-tiba ruang sunyi ini dipenuhi oleh gelak tawa Havana. Dia geli sekali mendengar Aileen memanggil Hansel dengan sebutan Paman.
"Ya ampun, perutku sakit," ucap Havana sambil memegangi perutnya yang terasa kram.
"Aileen, kamu memanggil kak Hansel dengan sebutan Paman?"
Hahahaha. Belum sempat Aileen menjawab, Havana kembali tertawa keras. Tidak peduli jika saat ini sang kakak sudah memasang wajah dingin.
Panggilan ini sangat lucu dan sayang untuk dilewatkan.
Tawanya reda saat Aileen mencubit pelan lengan Havana. Lalu mengulum senyum dan kembali menatap sang kakak dengan serius.
"Maaf," cicit Havana, dia masih menahan diri agar tidak tertawa.
"Tidak ada latihan berkata kasar, aku tidak mau mendengarnya lagi."
"Baik Kak." "Baik Paman," ucap kedua gadis itu bersamaan. Membuat Hansel membuang nafasnya pelan dan Havana kembali menahan tawa.
Saat sore, Havana masih tertidur. Sementara Aileen sudah bangun dan menuju dapur. Sudah biasa baginya untuk berkutat di dapur pada jam ini.
Saat itu Hansel pun sedang kesana untuk mengambil air minum.
Tanpa sengaja kedua nya bertemu.
"Kamu mau apa?" tanya Hansel, membuat Aileen yang sedang membuka lemari pendingin terperanjat kaget.
"Paman, kenapa datangnya tiba-tiba. Aku jadi kaget."
"Kamu mau masak?"
"Iya, Paman mau makan apa?"
"Tidak perlu memasak, nanti Clint akan datang kesini."
"Baiklah, nanti aku bantu kak Clint saja. Paman mau apa?"
"Minum."
"Biar ku ambilkan."
Aileen mengambil gelas dan mengisinya menggunakan air dingin di dalam lemari itu. Lalu menyerahkannya pada Hansel dan diminum hingga habis setengah.
"Aileen."
"Ya Paman."
"Tidak perlu melakukan pekerjaan rumah disini. Biarkan saja para pelayan yang melakukannya."
"Tapi Paman_"
"Tidak ada tapi-tapian, nanti malam Denis akan datang kesini. Bicarakan saja apa mau mu tentang rencana kuliah. Denis akan membantu semuanya."
Aileen terdiam, sebenarnya dia pun merasa tak enak hati jika tidak melakukan apapun di apartemen ini. Sementara Hansel sudah terlalu banyak membantu dia.
"Kembali lah ke kamar." Titah Hansel lagi, sementara Aileen merasa berat hati untuk menjawab iya.
Gadis ini malah menunduk, memainkan kuku-kukunya.
"Dengar tidak?"
"Iya Paman," jawab Aileen lesu.
Tanpa diketahui oleh Aileen jika Hansel mengulas senyum kecil melihat tingkah calon istrinya ini. Senyum yang semakin lebar tak kala melihat Aileen berjalan tanpa minat pergi meninggalkan dapur.
"Aileen," panggil Hansel, hingga membuat langkah gadis kecil ini terhenti, lalu kembali berbalik menatap dia.
"Tadi siang Havana mengirimkan foto kalian," ucap Hansel seraya berjalan mendekati. Hingga berdiri di hadapan.
Sementara Aileen kedua matanya langsung membola, sungguh malu luar biasa.
"Kamu cantik dengan rambut panjang itu, tapi seperti ini juga cantik. Karena yang paling cantik adalah senyum mu, bukan rambut mu," ucap Hansel seraya mengelus puncak kepala Aileen dengan sayang.
Dan Blush!! semburat merah di kedua pipi Aileen datang dengan tiba-tiba. Dia membeku, bahkan setelah Hansel pergi lebih dulu.