Dibesarkan dari bayi, oleh seorang pemulung yang menemukannya di tumpukan sampah, dan dia dihina dengan tetangganya karena hidup miskin bersama orang yang menemukannya. dan dia juga di anggap anak haram karena mereka menganggap orang tuanya malu saat melahirkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
" Sudah saya siapkan nyonya kamar untuk non kiran." jawab mbok surti, bu anggun tersenyum mendengarnya..
" ayo sayang kita lihat kamar kamu." ajak bu anggun, kiran hanya mengangguk, mereka berjalan diikuti dengan mbok surti yang membawa tas kiran.
setelah sampai di dalam kamar kiran mendahului langkah bu anggun, kiran berbinar dengan kamar yang akan ditempati, kiran berjalan di depan meja rias yang sudah ada benyak alat make up.
" mah ini sudah banyak make up, kenapa mamah tadi beliin aku lagi.?" tanya kiran sambil menunjuk ke arah meja rias.
" yang tadi kita beli belum ada sayang, makanya mamah beli." jawab bu anggun.
" kan sama aja mah." jawab kiran dengan polos, bu anggun, dan mbok surti yang mendengar tersenyum.
" tadi yang kita beli di mall buat muka kamu makin glowing, kalau yang ada disitu cuma alat make up, cuma bisa bikin cantik dan kalau kamu mandi nanti akan hilang, tapi tidak bisa bikin glowing untuk seterusnya seperti skincare yang kita beli tadi di mall.." ucap bu anggun menjelaskan.
kemudian bu anggun menjelaskan dengan secara rinci pada kiran, dan mengajarkan kiran menggunakan make up yang benar.
" ribet banget sih mah, tinggal pakek bedak dan lipstik aja udah cukup kok aku." ucap kiran saat bu anggun selsai mengajarinya. bu anggun tersenyum dan mengelus pucuk kepala kiran saat mendengar jawaban dari kiran.
" begitulah sayang wanita yang sesungguhnya, agar kita sebagai wanita bisa menjadi seperti berlian di mata laki-laki, dan bukan hanya wajah yang harus kita percantik pakaian juga harus kita percantik, agar laki-laki yang dekat dengan kita tidak melirik wanita lain." jelas bu anggun.
" apa karna itu juga mas putra gak mau nyentuh aku ya.?" tanya kiran.
" iya mungkin sayang, makannya kamu harus berubah, mamah janji akan bantu merubah kamu, dari berlian yang lusuh menjadi berlian yang bersinar, agar kamu bisa buktikan kalau kamu jauh lebih cantik dari wanita yang menjadi kekasih putra saat ini." ucap bu anggun.
" makasih ya mah sudah baik sama aku." jawab kiran memeluk bu anggun. bu anggun membalas pelukan kiran.
" nyonya saya pamit ke dapur dulu, baju non kiran sudah saya masuk kan kedalam lemari." ucap mbok surti yang sudah selsai memasukan dan menata baju kiran didalam lemari.
kiran dan bu anggun melepas pelukan mereka dan bu anggun tersenyum melihat ke arah mbok surti, begitu juga kiran.
" makasih ya mbok." jawab bu anggun, mbok surti mengangguk dan menundukkan badan sebagai tanda pamit. bu anggun sudah menganggap mbok surti seperti orang tuanya, karna mbok surti sudah bekerja sangat lama dari bu anggun masih kecil, bahkan mbok surti yang selalu menjaga bu anggun.
namun sangat disayangkan, saat kejadian penculikan kiran mbok surti sedang mengambil cuti untuk menemani anaknya yang melahirkan karna suami dari anak mbok surti bekerja di luar negri sebagai nelayan. dan akan pulang 2tahun sekali.
" sayang kamu istirahat dulu ya, mamah akan buatin masakan yang enak buat kamu." ucap bu anggun, namun mendapat gelengan tidak setuju dari kiran.
" aku mau bantuin mamah masak, lagian aku gak biasa tidur jam segini mah." tolak kiran.
" tapi kamu pasti capek tadi kan kamu udah masak dirumah putra."
" udah biasa mah, lagian aku bingung kalau cuma dikamar mau ngapain."
" begini aja deh, nanti mamah panggilin ART yang seumuran sama kamu buat temenin kamu dan ajarin kamu main hape. gimana.?" bu anggun tidak tega jika kiran membantunya memasak.
" hemm baiklah mah."
" ya udah mamah masak dulu ya sayang, sekalian mamah panggilin ART nya." bu anggun mengecup pipi kiran dan berjalan keluar dari kamar kiran.
sedangkan kiran naik ke kasur yang besar yang ada di kamarnya, kiran sangat nyaman tiduran diatas kasur itu. dan sesekali kiran memainkan badannya di kasur yang nyaman itu..
tokk..
tokk..
tokk..
kiran yang sedang asik tiduran langsung bangun dan membuka pintu setelah terdengar suara ketukan..
" maaf non ganggu, tapi saya di suruh nyonya buat ajarin non main Hp." ucap ART dengan menundukkan pandangan.
" tidak. tidak mengganggu, ayok masuk." jawab kiran mengajak ART itu masuk kedalam kamarnya, kiran duduk di sofa yang ada dikamar.
" sini duduk mbak." ucap kiran lagi karna melihat ART itu hanya berdiri. ART itu mengikuti ucapan kiran namun yang membuat kiran langsung berdiri adalah saat melihat ART itu duduk di bawah atau di lantai..
" kenapa mbak duduk di lantai kan aku suruhnya disamping ku." lanjut kiran dan membantu ART itu berdiri.
" maaf non tapi saya kotor." jawab ART itu, kiran tersenyum dan menjawab.
" tidak apa apa mbak, aku juga kotor, oh ya nama mbak siapa, biar kita lebih akrab ngobrolnya." ucap kiran bertanya nama art itu.
" nama saya melisa non, tapi para ART, tuan, dan nyonya biasa panggil saya meli." jawab art itu yang ternyata bernama melisa.
" kenalin aku kirana, panggil aja kiran jangan pake non, biar kita makin akrab, kayanya umur kita juga gak jauh beda." ucap kiran yang risih saat ART yang bernama melisa itu memanggil dengan kata non.
" maaf non saya tidak berani, nanti nyonya marah." jawab melisa
" tenang aja nanti aku yang bilang sama mamah, khusus buat kamu gak boleh aku pake embel embel non." ucap kiran terus memaksa.
" tapi.." belum sempat ART yang bernama melisa itu menjawab, kiran sudah menyambar.
" gak ada tapi tapian mel, kalau gak mau, aku adukan kamu sama mamah, kalau kamu gak nurut.!" ucap kiran mengancam. meli yang mendengar bingung mendengarnya.
" ya sudah tapi kalau nyonya marah kamu harus tolong aku, aku masih sangat membutuhkan pekerjaan ini, untuk menghidupi keluargaku di kampung." jawab melisa dengan pasrah.
" iya mel tenang aja, mamah gak bakal berani marahin kamu kok, ayok duduk sini, ajarin aku cara menggunakan Hp ini." ucap kiran dan kiran duduk duluan dan menyodorkan Hp yang sudah kiran siapkan di sofa.
meli menurut karna takut dipecat saat tidak menuruti ucapan kiran.
meli melihat isi Hp kiran di sana sudah terpasang kartu, bahkan sudah ada paket internet, dan sudah ada nomer pak perabu, dan bu anggun,
meli mengajarkan kiran dari cara menelpon, sampai cara menggunakan sosmed.
bahkan mereka mengobrol sampai terlihat seperti teman, namun meli masih sedikit sungkan dengan kiran yang notabenya adalah majikannya, mereka ngobrol, sampai waktu menunjukan pukul 3 sore dan terdengar suara Adzan.
" mel aku Sholat dulu, kamu bisa kembali bekerja lagi." ucap kiran, meli mengangguk, dan sedikit membungkuk kan badan sebagai tanda pamit.
kiran melakukan Sholat Ashar, dan setelah selsai kiran melangkah keluar kamar, untuk menuju dapur karna haus.
namun saat menuruni tangga kiran tidak sengaja mendengar obrolan pak perabu dan bu anggun.
" kenapa kalau kalian masih ragu, dan berpikir kalau aku musuh yang menyusup, kalian membawaku kesini."
Bersambung...
salam damai dan kekeluargaan buat para reader semuanya.TRIMS😊