Kisah tentang cinta yang terjebak dalam tubuh yang berbeda setiap malam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rendy Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25: Pertarungan dengan Ketidakpastian
Hubungan kami semakin dalam dan erat, tapi seiring berjalannya waktu, aku mulai merasakan ketidakpastian yang kembali menghantui. Meski kami telah melewati banyak tantangan bersama, ada rasa takut yang entah kenapa sulit hilang. Ketika semuanya terasa begitu baik, kekhawatiran tentang kehilangan mulai muncul. Rasa takut bahwa mungkin suatu hari sesuatu akan mengacaukan kebahagiaan yang kami bangun dengan susah payah.
Suatu malam ketika Arya pulang, ia menyadari ada sesuatu yang berbeda denganku. Aku mencoba tersenyum, namun dia tahu ada yang mengganjal di hatiku. Dia mendekat, duduk di sampingku, lalu menggenggam tanganku erat.
"Ada apa, Sayang? Kamu terlihat sedih akhir-akhir ini," tanyanya lembut.
Aku terdiam sejenak, bingung harus berkata apa. Namun, akhirnya aku mengumpulkan keberanian untuk berbicara.
"Aku hanya… takut. Kita sudah berjuang begitu keras untuk mencapai titik ini. Aku takut, jika sesuatu terjadi, kita akan kehilangan semuanya," jawabku, suaraku terdengar pelan.
Arya menatapku, matanya penuh pemahaman. "Ketakutan itu wajar. Kadang aku juga merasa khawatir. Tapi bukankah justru ketidakpastian itu yang membuat kita berusaha lebih keras untuk saling menjaga?"
Aku mengangguk pelan, masih merasa sedikit ragu. "Mungkin aku terlalu berlebihan. Tapi, Arya, aku ingin hubungan kita tetap seperti ini. Aku ingin kita selalu bersama, apapun yang terjadi."
Dia tersenyum, lalu menarikku dalam pelukan hangatnya. "Aku juga ingin hal yang sama. Tapi kita harus ingat, hubungan ini bukan hanya soal menjaga agar semuanya tetap baik-baik saja. Kita juga harus menerima bahwa ada kalanya kita diuji, dan ujian itulah yang akan memperkuat kita."
Kata-katanya membuatku merasa lebih tenang. Mungkin aku harus belajar untuk lebih menerima ketidakpastian, dan percaya bahwa selama kami saling mendukung, kami bisa menghadapi apa pun.
***
Beberapa waktu berlalu, dan ketakutan yang kurasakan perlahan mulai memudar. Namun, hidup punya caranya sendiri untuk menguji keyakinan kami. Suatu hari, Arya mendapat tawaran pekerjaan di luar negeri. Tawaran itu datang dari sebuah perusahaan besar dengan gaji yang jauh lebih tinggi. Ini adalah kesempatan langka yang bisa mengubah hidupnya.
Ketika Arya memberi tahu tentang tawaran tersebut, aku merasa perasaanku campur aduk. Di satu sisi, aku sangat bangga padanya, tapi di sisi lain, ada ketakutan bahwa hubungan kami mungkin akan sulit dipertahankan jika jarak memisahkan kami.
"Kamu harus ambil kesempatan ini, Arya. Ini adalah impianmu," kataku, meski dalam hatiku merasa berat melepasnya.
Dia terdiam, tampak merenung. "Aku tidak ingin meninggalkanmu. Hubungan ini jauh lebih penting bagiku daripada pekerjaan."
Mendengar itu, hatiku terasa hangat. Namun, aku juga tahu bahwa aku tidak boleh menjadi penghalang bagi kebahagiaannya.
"Kita bisa menjalani hubungan jarak jauh," lanjutku, berusaha terdengar yakin. "Aku percaya kita bisa melewatinya, seberat apapun itu."
Arya menatapku dalam, seolah sedang mempertimbangkan kata-kataku. "Apakah kamu yakin? Aku tidak ingin kamu merasa terbebani."
Aku mengangguk. "Aku yakin. Selama kita saling percaya, aku yakin kita bisa mengatasi apa pun."
Akhirnya, Arya memutuskan untuk menerima tawaran itu. Kami sepakat untuk menjalani hubungan jarak jauh dan berjanji untuk tetap saling mendukung. Meski berat, kami berdua percaya bahwa ini adalah keputusan terbaik untuk masa depan kami.
***
Hari-hari berikutnya terasa berbeda. Ada rasa hampa yang menghantui, namun kami tetap berusaha saling memberi dukungan. Setiap hari, kami berkomunikasi melalui pesan dan panggilan video. Kami berbagi cerita tentang hari-hari kami, walau hanya lewat layar, namun rasa cinta kami tetap terasa hangat.
Namun, tak bisa dipungkiri bahwa jarak mulai mempengaruhi hubungan kami. Kadang, ada perasaan kesepian yang sulit dijelaskan. Ada kalanya aku ingin memeluknya, ingin merasakan kehadirannya di sampingku, namun yang bisa kulakukan hanyalah menatapnya di layar. Rasa rindu menjadi teman sehari-hari yang harus kuterima.
Suatu malam, ketika kami sedang berbicara di telepon, Arya terdengar lebih lelah dari biasanya. Aku khawatir, namun dia selalu berusaha menenangkanku.
"Aku baik-baik saja, hanya sedikit lelah," katanya, berusaha terdengar ceria.
Namun, aku tahu ada sesuatu yang dia sembunyikan. Tekanan dari pekerjaan barunya, ditambah dengan hubungan jarak jauh ini, mungkin membuatnya merasa tertekan.
"Jika kamu merasa lelah, jangan ragu untuk mengatakannya padaku, Arya," ucapku lembut. "Aku ingin kamu tahu bahwa aku selalu ada untukmu."
Dia terdiam sejenak, lalu berkata, "Terima kasih, Sayang. Kamu adalah kekuatan yang selalu membuatku merasa kuat."
***
Waktu terus berlalu, dan meski kami menghadapi banyak tantangan, hubungan kami tetap bertahan. Ada hari-hari di mana rindu terasa begitu menyakitkan, namun kami memilih untuk terus bertahan. Kami percaya bahwa cinta kami lebih kuat dari jarak yang memisahkan.
Setiap kali Arya pulang untuk liburan singkat, kami menghabiskan waktu sebaik mungkin. Kami tertawa, bercerita, dan menikmati setiap detik yang kami miliki bersama. Momen-momen tersebut menjadi kenangan yang begitu berharga, pengingat bahwa meski kami terpisah, cinta kami tetap kokoh.
Suatu hari, ketika aku sedang duduk sendirian, aku merenungkan perjalanan panjang yang telah kami lalui. Semua ketakutan, keraguan, dan rintangan yang kami hadapi membuatku semakin yakin bahwa hubungan ini benar-benar berarti. Kami telah melalui begitu banyak hal bersama, dan meskipun hidup terus menguji, aku percaya bahwa kami akan selalu menemukan cara untuk bertahan.
Babak baru dalam hidup kami mungkin akan segera datang, namun aku siap. Aku percaya bahwa selama kami saling mencintai, kami bisa melewati apa pun. Mungkin hidup akan terus memberikan cobaan, namun aku yakin bahwa cinta ini adalah kekuatan yang mampu melampaui segalanya.
Di saat-saat tersebut, aku belajar bahwa ketidakpastian bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Ketidakpastian adalah bagian dari perjalanan, dan selama kami tetap bersama, aku tahu kami bisa menaklukkan segala rintangan yang datang.