Setelah lima tahun memendam rasa cinta pada pria yang berstatus sebagai mantan kekasih kakaknya akhirnya membuat Amara memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa cintanya pada sosok pria dingin bernama Aga.
Jawaban berupa penolakan yang keluar dari mulut Aga yang hanya menganggapnya sebagai seorang adik tak membuat Amara gentar untuk mengejar cinta Aga. Amara yakin jika suatu saat nanti ia bisa menggantikan sosok Naina di hati Aga.
Hingga beberapa waktu berlalu, Amara yang sudah lelah mengejar cinta Aga pun akhirnya memilih berhenti dan melupakan cintanya pada Aga.
Namun hal tak terduga terjadi, sikap Amara yang tak lagi mengejar dirinya membuat Aga mulai resah terlebih saat mendengar kabar jika Amara menjalin hubungan dengan pria lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Terselubung
"Lama sekali Nty pulangnya tuh." Si kecil Zeline berwajah masam menyambut kedatangan aunty tersayangnya. Sudah sejak satu jam yang lalu ia sudah cantik dengan baju monyet bewarna mocca dan rambut dikepang dua namun Amara tak kunjung datang juga.
"Maafkan Anty, centil. Tadi ada kendala di perusahaan sehingga Anty telat pulang." Amara memberi pengertian.
Si kecil Zeline tak lagi berwajah masam setelah mendengar penjelasan Amara. "Ya deh Nty. Kita langsung pulang ke rumah Zel saja ya Nty. Zel sudah kangen sama papah ini." Pintanya.
"Tapi..." Amara menimbang-nimbang. Ia baru saja tiba di rumah dan belum membersihkan tubuh.
"Mandi rumah Zel saja itu Nty. Bobo rumah Zel juga saja itu nanti malam." Pinta Zeline.
"Tapi besok Anty masuk kerja Zel. Waktu libur saja ya menginap di rumah Zelnya."
Wajah Zeline seketika berubah sendu setelah mendengarnya. Ia menundukkan wajah sambil mengusap wajah dengan kedua tangannya.
Melihat sikap Zeline saat ini yang nampak bersedih membuat Amara tak kuasa untuk menolaknya. "Baiklah. Anty izin sama kakek dan nenek dulu ya." Ucapnya seraya mengusap kepala Zeline dengan sayang.
"Asik..." Zeline memeluk tubuh Amara erat-erat mengungkapkan rasa bahagianya.
Amara pun kembali mengusap kepala keponakannya itu dengan sayang. Setelahnya ia pergi mencari keberadaan ayah dan ibunya untuk berpamitan menginap di rumah sang kakak malam ini.
*
Setelah mendapatkan persetujuan untuk menginap di rumah Naina dan menyiapkan pakaian kerjanya untuk esok hari, akhirnya sore itu Amara membawa Zeline kembali ke rumah kedua orang tuanya.
Seperti biasanya, si kecil Zeline selalu saja mengoceh selama berada di dalam perjalan mempertanyakan apa saja yang menarik perhatian. Sesekali Zeline meminta Amara membelikannya jajanan di pinggir jalan karena ia menginginkannya namun Amara menolaknya karena tidak ingi Zeline kembali sakit perut karena jajan sembarangan.
"Pelit sekali Anty tuh." Rungut Zeline sambil melipat kedua tangan di dada.
"Biar saja pelit asal keponakan Anty yang centil ini tidak sakit perut lagi." Jawab Amara.
Zeline masih saja cemberut. Amara pun tersenyum saja melihat sikap putri kecil Naina itu.
Mobil milik Amara akhirnya tiba di depan rumah milik Naina dan Daniel. Amara segera turun dari dalam mobil dan membantu Zeline keluar dari dalam mobil miliknya.
"Mamah!" Suara cempreng Zeline memanggil sang Mama membuat Naina yang mendengarnya segera keluar dari dalam rumah.
"Anak Mamah sudah pulang?" Naina memeluk erat tubuh kecil Zeline dan memberikan ciuman di kening Zeline.
"Sudah, Mah. Malam ini Anty bobo sini loh Mah." Beri tahu Zeline.
Pandangan Naina sontak saja tertuju pada Amara setelah mendengar perkataan Zeline. "Benar kau akan menginap di sini Mara?" Tanya Naina.
"Iya Kak. Apa boleh?" Kelakar Amara.
"Tentu saja boleh. Pertanyaanmu ini ada-ada saja." Naina menggelengkan kepalnya.
Si kecil Zeline pun segera berlari ke dalam rumah saat melihat Daniel baru saja turun dari tangga rumahnya.
"Papah, kangen Zel loh." Ucap Zeline lalu mengecup kedua pipi Daniel secara bergantian.
"Papa juga kangen putri kesayangan papa ini."
Zeline tersenyum senang mendengarnya. "Oh ya Papah. Anty Mara bobo sini malam ini loh. Papah jadi kan minta Om Aga makan malam di sini?" Tanya Zeline pelan takut Naina dan Amara mendengarkan pertanyaannya.
"Tentu saja jadi. Om Aga sedang berada di dalam perjalanan ke sini sekarang." Daniel ikut berbisik di telinga Zeline seolah apa yang tengah mereka bicarakan sangatlah rahasia.
***