NovelToon NovelToon
KESEMPATAN KEDUA

KESEMPATAN KEDUA

Status: tamat
Genre:TimeTravel / Tamat / Cintapertama / Perjodohan / Balas Dendam / Time Travel / Selingkuh / Mengubah Takdir / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:11.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Maya Melinda Damayanty

Kaina Syarifah Agatha. Gadis cantik yang cerdas. Mengetahui dirinya dijodohkan dengan pria pujaannya. Sam.

Samhadi Duardja Pratama. Pria yang diidolai Kai, begitu nama panggilan gadis itu. Sejak ia masih berusia sepuluh tahun.
Sayang. Begitu menikah. Berkali-kali gadis itu mendapat penghinaan dari Sam. Tapi, tak membuat gadis itu gentar mengejar cintanya.

Sam mengaku telah menikahi Trisya secara sirri. Walau gadis itu tak percaya sama sekali. Karena Trisya adalah model papan atas. Tidak mungkin memiliki affair dengan laki-laki yang telah beristri.

Kai menangis sejadi-jadinya. Hingga ia terkejut dan mendapati kenyataan, bahwa ia mendapat kesempatan kedua.

Gadis itu kembali pada masa ia baru mengenal Sam selama dua minggu, sebagai pria yang dijodohkan dengannya.
Untuk tidak lagi mengalami hal yang menyakiti dirinya. Gadis itu mulai berubah.

Bagaimana kisahnya? Apakah Kai mampu merubah takdirnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KETEGASAN UMAR

Umar membawa putrinya langsung ke lantai atas. Lantai khusus orang-orang berkantung tebal. Di sana terpajang berbagai baju, dress, pakaian formal dari branded kelas dunia.

Umar akan mengubah citra putrinya jadi berkelas. Selama ini, ia mengabaikan penampilan sang putri. Diikuti manager mall, semua pegawai pun melayani Umar dan Kaina, begitu juga pelanggan yang lain.

"Ayah, di lantai bawah sama bagus dan berkualitas. Lebih murah lagi," ujar Kai.

"Di bawah itu barang tiruan semua, sayang. Kamu mau memakai barang hasil menjiplak karya orang lain?"

Kai sangat tahu itu. Memang uangnya dulu juga bisa mendatangi lantai yang memanjakan mata ini. Tetapi, akibat pelayanan yang buruk waktu itu, membuatnya enggan untuk datang ke sini.

Umar langsung mencocokan baju-baju kerja. Delapan stel baju dan blazer tak lupa dengan rok span. Kai menukar semua rok dengan celana.

"Kau harus pakai rok mulai sekarang!" titah Umar mengembalikan semua celana yang ditukar Kai.

Gadis itu cemberut. Umar terkekeh melihatnya. Ia pun merangkul bahu anak gadisnya itu ke tempat gaun-gaun malam.

"Sebentar lagi kau juga seorang CEO. Menghadiri gala dinner atau makan malam dengan kolega, harus kau hadiri!" jelas pria itu.

Berbagai gaun panjang dan pendek dicocokkan di tubuh putrinya. Satu gaun warna shock pink menjadi incaran Umar. Pria itu mengambilnya, kemudian menggeleng pelan.

"Terlalu seksi!" Kai tertawa pelan melihat ayahnya.

Setelah dari gaun. Mereka menuju ke sepatu. Untuk hal itu, Umar kalah dengan putrinya yang hanya memakai sepatu kets dibanding high heels. Hanya dua pasang sepatu yang mau dicoba Kai. Setelah itu gadis itu enggan.

Kai sudah lelah. Ia lapar, tadi hanya makan roti saja.

"Ayah, sudah yuk. Aku lapar," rajuknya manja.

"Ya, sudah. Ayo," ajak Umar kemudian.

Mereka pun pergi ke sebuah restoran, setelah membayar semua barang belanjaan untuk Kai. Barang-barang itu nanti langsung dikirim oleh pihak mall ke rumah.

Umar kaget ketika melihat porsi makan anak gadisnya. Dengan tubuh sekecil itu, porsi sedang nasi dan udang bakar cumi asam mampu dihabiskan oleh Kai.

Umar membersihkan mulut Kai dengan tissue. Usai makan mereka pun berlanjut nonton film. Hari ini, Umar benar-benar memanjakan putrinya.

Usai nonton. Kai ingin pulang. Ia sudah cukup lelah berkeliling seharian. Umar pun merasakan juga. Maka mereka pun pulang.

"Kai, bagaimana jika kita pindah rumah. Ayah merasa sesak tinggal di sana," ujar Umar meminta pendapat.

Sebenarnya itu bukan minta pendapat, tetapi, Umar lah yang ingin mengganti propertinya. Kai hanya menghela napas panjang.

"Terserah Ayah. Kai ikut saja," jawab Kai pasrah.

Umar terkekeh. Pria itu telah menyiapkan semuanya. Sudah saatnya, ia memperbaiki citra putrinya yang diperburuk oleh dirinya sendiri.

'Selama ini, kau dituduh oleh semua orang atas perbuatanmu yang tak pernah kau kau lakukan. Ayah akan mengembalikan martabat Agatha pada dirimu!' janji Umar dalam hati.

Sampai rumah. Kai memilih langsung masuk kamarnya. Sedang Umar menelepon seseorang.

"Halo, Vicky!"

"Iya, Tuan!" sahut pria bernama Vicky di seberang telepon.

Vicky merupakan asisten pribadinya Umar. Pria berusia tiga puluh tahun itu sudah mengabdi dengan setia lima tahun lalu.

"Besok, siapkan konfersi pers!" titahnya. "Aku akan memperkenalkan pewaris Agatha!"

"Baik, Tuan!" sahut Vicky.

Sambungan telepon pun .terputus. Vicky tersenyum. Ia begitu lega akhirnya sang atasan memperhatikan putrinya. Selama ini, dirinya selalu memperingatkan Umar.

"Tuan, cari tahu dulu kebenarannya. Saya tidak yakin Nona besar Kai mampu melakukan itu tanpa sebab," sarannya suatu hari ketika Umar mendapat aduan buruk tentang kelakuan Kai.

"Saya tidak yakin, Nona besar Kai melakukan hal itu, Tuan!" sanggahnya suatu hari lain.

Berkali-kali, Vicky selalu membuka pikiran Umar, untuk menyelidiki lebih lanjut atau mencari tahu. Pria itu tak begitu menyukai prilaku Trisya. Gadis yang selalu memandang rendah dirinya.

"Kau itu cuma pegawai di sini. Aku bisa saja membuatmu tidak lagi bekerja dengan Ayah!" ancam Trisya ketika Vicky berdecak sebal melihat tingkahnya yang arogan.

Vicky menggeleng cepat. Ia menyingkirkan semua hal buruk yang telah terjadi kemarin. Pria itu pun langsung melakukan apa yang diperintahkan oleh atasannya tadi.

Sedang di rumah. Pria itu pun menghubungi sebuah agen properti. Wilayah Grand Hills distrik satu akan di tempati.

Sebuah mansion mewah yang memang milik Umar. Pria itu pun mulai menyewa beberapa pengawal untuk Kai. Umar benar-benar ingin menempatkan posisi Kai di tahta tertinggi.

"Tidak akan kubiarkan, orang lain memandang rendah putriku lagi. Jangankan orang lain, kakak sedarah dan ibu kandungnya pun akan kubuat perhitungan jika berani merendahkan seorang Agatha!" tekad Umar.

Ketika usai menyiapkan segalanya. Ia pun melihat sekelilingnya. Berdebu dan sepertinya hanya dibereskan sekenanya. Kini, satu lagi kebenaran Kai terungkap.

Pria itu pun berjalan ke ruang di mana para pekerja rumah bersantai. Benar, di taman belakang para pekerja rumah dengan asik bersantai makan rujak.

Sebenarnya pria itu tidak masalah. Hanya saja, ini sudah waktunya mereka bekerja. Melihat kulit mangga yang berserakan. Umar menguping pembicaraan mereka.

"Ih, semenjak nggak ada Ibu besar. Setidaknya kita agak bebas ya!" sahut Tuti sambil mengunyah.

"Iya, tapi nggak ada Non Trisya uang jajan kita nggak ada. Kalo Non Kai mah pelit. Adanya marah-marah aja kalo liat rumah kotor. Padahal, mah kalo dia mau ya bersihin aja sendiri," Saut Wati.

Ijah pun mengangguk. Umar menganga tak percaya. Trisya selalu mengadu padanya jika Kai memperlakukan para pekerja di rumah semena-mena.

"Kai tak berhenti menyuruh Bi Ijah, Wati, Tini dan Tuti bekerja. Entah apa saja yang dikatakannya kurang bersih. Bahkan Kai melarang mereka bersantai ketika usai bekerja. Kan kasihan, Yah!"

Kini Umar tahu kenapa putri kandungnya itu marah. Waktu sudah menunjukan sore hari. Mestinya mereka bersiap beberes rumah karena majikan akan pulang.

"Oh jadi ini kerjaan kalian ya!"

Semua pembantu wanita itu pun terkejut bukan main. Mereka langsung berdiri dari bale-bale rotan tempat mereka bersantai tadi. Semua wajah langsung tertunduk pucat.

"Jadi apa yang diadukan oleh Kai itu ternyata benar ya!" ujar Umar lagi dengan suara meninggi.

"Jam berapa ini! Kenapa kalian masih santai dan enak-enakan begini!' bentaknya dengan suara keras.

Keempat wanita beda usia itu gemetaran, ketakutan. Mereka berbuat hal yang fatal dan bisa menghancurkan mereka.

"Saya, selama ini membela kalian di depan putri saya yang mengadu. Ternyata ini pembalasan kalian terhadap saya!"

Semuanya menunduk. Air mata bersimbah membasahi pipi mereka. Ketidak dispilinan mereka pelihara. Trisya menyuruh mereka berbuat sesuka hati selama majikan tidak ada di rumah dan tidak menyuruh mereka.

Terlanjur keenakan. Mereka asik bersantai hingga melewati batas. Dulu, Arin pun tak mempermasalahkan kinerja mereka. Mereka selalu siap jika disuruh. Tapi, tidak berinisiatif melakukan pekerjaan yang memang menjadi pekerjaan mereka.

"Saya tidak akan tolerir lagi. Besok, kalian semua akan saya ganti dengan pembantu di rumah Ibu besar. Kalian saya akan kembalikan pada Ibu saya!"

"Tu ...."

"Diam dan tidak ada bantahan!" bentak Umar tegas.

"Bereskan ini semua!" titahnya kemudian meninggalkan keempat wanita tersebut.

Semuanya pun menangis tersedu. Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain menurut. Nasib mereka akan ditentukan di rumah ibu kandung sang majikan. Entah itu lanjut atau berhenti begitu saja.

Bersambung.

Sookooorrr! Makanya jadi babu tuh yang bener!

next?

1
💮me!_jun🌸
Kecewa
💮me!_jun🌸
Buruk
Rosanti
Luar biasa
Dwi Susilowati
menarik, bikin penasaran /Drool//Drool//Drool/
Dwi Susilowati
Buruk
Nabila Al Adibah
Luar biasa
Huri Jr
wes pecat wae pak,
Nursanti Ani
buat ap d kasih kesempatan kedua,,tp masih bego,planga plongo/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Amia
ah bodah si kai,,, kenapa harus sama sam,,,ini yg nulis gimana sih ,,,kecewa baca ni novel. ,,,,,
Nurhayati
si arin g ada taubat na y masa ank sendiri dbgtu😩😩😩kl w jd ank na masa bodo ma si arin biar cepet mati aza sxan
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
terima kasih telah membuat semua merasakan bahagia
Nurhayati
siapa loe enk aza udh ngeklaim kai🤦🤦🤦
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
betul itu lebih baik dimadu daripada diracun
Nurhayati
waaah SuE bgT tuch paRa pembanTu🤦🤦
Hardiana Rahim
mmgnya wanita dinilai dr kemampuannya mmbagkitkan hasrat pria gt???
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
sudah kena kangker stadium 4, mata sudah buta tidak juga insaf arin.......arin
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
aamiin
Sri Lestari
ini manusia gak waras...sakit jiwa
Nurharni Nurharni
kok ada ya ibu kandung seperti itu
Nurharni Nurharni
baru tau kamu sam selama ini kemana aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!