Xiao Ming, seorang ahli pedang terkenal yang disegani oleh semua orang. Dia memandang dunia dengan cara yang sangat naif.
Semua orang mengakui kemampuannya tapi tidak dengan penampilannya, dia memiliki wajah yang terluka akibat pedang sehingga orang orang diam diam takut dengan penampilannya.
Sampai akhirnya, dia akan menikah dengan gadis impiannya. Siapa yang menyangka bahwa gadis yang dicintainya ini mengkhianatinya dan membunuhnya di malam pernikahan demi mengambil kekuatannya.
Dia meninggal dengan penuh penyesalan , untungnya Dewa berbelas kasih kepadanya dan membiarkannya untuk terlahir kembali ke tubuh seorang anak yang tidak berguna.
Akankah Xiao Ming berhasil untuk membalaskan dendam orang yang membunuhnya?
Halo semuanya, bisa mampir ya untuk kelanjutan kisah Xiao Ming! Terimakasih banyak
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22 - Ruang Abadi
Xiao Ming merasa bahwa kesadarannya masuk ke sebuah ruangan yang dipenuhi oleh cahaya yang dapat membutakan matanya.
Seharusnya ini adalah kondisi pencerahan yang dikatakan oleh orang orang, di kehidupan sebelumnya pun, dia belum pernah mendapatkan pencerahan.
Orang yang mendapatkan pencerahan dikatakan hanya ada dalam legenda atau kemungkinannya hanya satu di antara seratus juta.
Xiao Ming duduk dalam posisi bersila dengan kedua telapak tangannya di atas lututnya dengan menghadap ke atas. Dia memejamkan matanya dan mengatur Qi miliknya.
"Sudah lama sekali sejak ada orang yang berhasil masuk ke dalam kondisi pencerahan. " Ucap sebuah suara yang misterius.
Xiao Ming langsung membuka matanya dan menatap sekelilingnya dengan tatapan waspada , dia tidak bisa mendeteksi keberadaan orang ini.
"Tidak perlu mencari aku karena aku hanya sebuah jiwa yang tidak berwujud, aku adalah Dewa Penjaga Ruang Abadi yang sering manusia sebut sebagai kondisi pencerahan. " Lanjut suara itu.
"Kenapa aku bisa masuk ke dalam Ruang Abadi ini ?" Tanya Xiao Ming.
"Tampaknya kamu cukup unik, kamu masih muda tapi jiwamu sudah tua. Kamu adalah orang yang masuk ke dalam tubuh orang lain, bukan ? Tapi dengan cara yang alami dan di tentukan oleh Langit. " Ucap suara itu tidak menjawab pertanyaannya.
Xiao Ming mengerutkan dahinya, orang ini dapat langsung mengetahui identitasnya dalam sekali lihat dan hal ini benar benar membuatnya merasa keringat dingin.
"Kenapa aku bisa masuk ke dalam Ruang Abadi ini ? Bukankah para Dewa sudah hancur dalam peperangan Iblis terakhir ?" Tanya Xiao Ming.
"Karena itulah, aku hanya tersisa dalam bentuk jiwa untuk menjaga Ruang Abadi ini agar bisa diwariskan kepada generasi selanjutnya. Ruang Abadi adalah sebuah senjata spiritual yang memiliki kesadaran, dia telah terbuka lagi menunjukkan bahwa Ruang Abadi mendeteksi adanya ancaman besar di dunia manusia." Jawab Dewa Penjaga itu.
"Apakah karena serangan Iblis lagi ?" Tanya Xiao Ming tidak bisa tidak mengingat kejadian Zhao Liang.
"Benar, sudah waktunya Dewa terlahir kembali. Langit menentukan tiga orang yang terpilih, carilah ketiga orang ini untuk menyatukan kekuatan kalian. " Jawab Dewa Penjaga.
"Bagaimana aku bisa mencari mereka ?" Xiao Ming merasa bahwa semuanya terlalu tiba tiba.
"Selalu ada petunjuk dan benang merah antara orang yang takdirnya saling terhubung. " Jawab Dewa Penjaga.
Sebelum akhirnya benar benar menghilang seolah olah tidak pernah ada suara lain selain milik Xiao Ming.
Ketika dia melihat sekitarnya, cahaya menyilaukan yang menusuk mata tadi perlahan memudar dan dia bisa melihat sekitarannya, ternyata di sekelilingnya penuh dengan rak buku yang berisi dengan seni bela diri.
Dia bisa merasakan bahwa Dimensi dari Ruang Abadi ini sendiri terhubung dengan jiwanya yang menandakan bahwa dia bisa kembali ke Ruang Abadi kapan saja dia mau.
Dimensi Pribadi adalah dimensi yang berdiri sendiri dan dibuat menggunakan Qi yang sangat besar, semakin besar kekuatan seseorang maka semakin banyak pula Dimensi Pribadi yang bisa dia miliki.
Seperti di kehidupannya sebelumnya, dia bisa mengendalikan lima dimensi pribadi sekaligus. Hal ini menunjukkan betapa besar kekuatannya untuk menopang lima dunia yang terpisah dari dunia luar.
Jika dia meninggal maka lima dunia itu akan hancur bersama dengan jiwanya. Tapi, Ruang Abadi ini berbeda dengan dimensi yang dibentuk dengan Qi.
Karena Ruang Abadi ini merupakan artefak yang bisa berdiri sendiri dan tidak akan terdampak oleh kondisi Tuannya.
Aliran Qi disini sangat murni yang dapat membuat seluruh tubuhnya menjadi lebih baik di bandingkan dengan sebelumnya.
Xiao Ming merasa bahwa tubuhnya perlahan lahan melayang dan sebuah buku dengan sampul berwarna hijau seperti batu permata melayang ke hadapannya, dia membuka matanya dan menatap buku itu dengan tenang.
Dia melihat bahwa buku itu tampan sudah agak usang tapi masih terawat dengan baik, tampaknya kesadaran Ruang Abadi memastikan bahwa semua seni bela diri disini masih dalam keadaan baik.
"Tebasan Pemecah Iblis, nama yang sangat unik sekali. Ini tampaknya adalah seni bela diri untuk pedang, sangat cocok untukku. Aku penasaran sekali dengan masalah Pedang Bintang Surgawi. Sebelumnya aku musnah, aku melemparkan Pedang Bintang Surgawi ke alam manusia, apakah ada kemungkinan aku bertemu lagi ?" Gumam Xiao Ming dengan agak sedih.
Bagaimanapun itu adalah pedang yang telah menemaninya selama hampir separuh hidupnya, sekarang dia telah hidup kembali maka dia pasti akan mencoba mencari pedang itu lagi.
Tebasan Pemecah Iblis ini memiliki tiga bagian utama, Xiao Ming bertanya tanya karena buku ini hanya memiliki tiga halaman.
Di halaman pertama, ada enam gambar tentang panduan gerakannya. Tetapi tidak memiliki tulisan lain selain sebuah kata "Cahaya"
Xiao Ming berdiri dan mengambil pedang perak dari punggungnya lalu mulai mencoba setiap gerakan, seni bela diri ini sangat kuat sekali. Tampaknya adalah seni bela diri Kelas Dewa.
Hanya saja, entah sudah berapa kali Xiao Ming mencoba gerakan bagian pertama dari Tebasan Pemecah Iblis, tapi dia tetap merasa bahwa ada satu bagian yang kurang.
Seolah olah dia tidak mampu memahami seni bela diri ini secara penuh, sehingga dia duduk dan berpikir ulang mengenai hal ini.
"Apakah ini berkaitan dengan kata 'cahaya' ini ?" Tanya Xiao Ming pada dirinya sendiri.
Dia duduk bersila dan merenungkan tentang kata kata cahaya, cahaya selalu identik dengan warna putih yang murni, penuh dengan niat baik dan jujur.
Cahaya selalu identik dengan sifat yang baik dan menunjukkan kepahlawanan seseorang, Xiao Ming tiba tiba membuka matanya dan mendapatkan inti dari gerakan pertama.
Ternyata untuk mempraktikkan seni bela diri ini, harus digunakan untuk melakukan kebaikan alih alih kejahatan, bertindak jujur dan adil layaknya seorang pahlawan.
Seni bela diri ini digunakan untuk melawan penjahat bukan untuk melakukan kejahatan, dia telah mengerti sepenuhnya dari bagian yang pertama.
Hari demi hari berlalu dihabiskan oleh Xiao Ming di dalam Ruang Abadi dan tanpa dia sadari bahwa tubuhnya telah mengalami banyak sekali peningkatan kultivasi.
Pada saat ini saja, dia sudah berasa di Tahap Penempaan Pondasi tingkat 4 , itu menunjukkan bahwa dia telah naik 5 tingkat hanya dalam beberapa waktu ini.
Tapi, dia tidak berhenti di sana saja karena dia masih berada di dalam Ruang Abadi untuk memahami Tebasan Pemecah Iblis. Pada saat ini, Kolam Cahaya Es telah berkurang setengahnya karena diserap oleh Xiao Ming.
Jika berhasil mengeringkan Kolam Cahaya Es sampai ke dasarnya , maka dia akan menemukan sebuah Bunga Cahaya Es di bagian dasar kolam yang dapat meningkatkan kultivasi nya secara pesat.
Xiao Ming tidak tahu bahwa di dunia nyata, telah berjalan hampir sebulan sejak kultivasi nya di dalam Ruang Abadi dan seharusnya dalam satu minggu, merupakan waktu tibanya utusan Kekaisaran Awan Bulan.
...----------------...
Jangan lupa like, komen, share dan vote ya 😊
xiao ming hati2 jangan sampai karena kebaikan mu menjadikan kesalahpahaman yang berkelanjutan
sebaiknya menjaga batasan kalo sudah tidak cinta lagi
Hukuman setengah mati