Kecelakaan sang kakak membuat dirinya tidak punya pilihan lain selain menikahi calon kakak iparnya sendiri.Pernikahan tanpa cinta yang dia jalani ternyata harus melatih kesabarannya.Dan itulah yang harus dia lakukan.Ali bin Abi Thalib pernah berkata:"Yakinlah,ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran yang kau jalani,yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit."
Azalea itulah namanya,wanita berkerudung panjang dengan kecantikan luar biasa yang dia sembunyikan dari balik cadarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22 : Aku pergi
Brawijaya Hospital.
Saat ini Adam berada di ruangan dokter Sisil,dokter spesialis penyakit dalam yang menangani Azalea.
"Jadi bagaimana Sil?"Adam tentu menanyakan hasil pemeriksaan Azalea.
Dokter Sisil bukannya menjawab,malah menatap tajam pada temannya itu.
"Kau tidak menyiksa istri mu kan?"Tanya dokter Sisil mengernyitkan keningnya.
"Kau pikir aku ini gila apa?"Adam tidak terima dengan tuduhan dokter Sisil.
"Yang aku liat,istrimu itu sedang banyak pikiran Dam.Hasil pemeriksaan semuanya normal kecuali neutrofil nya itu yang sedikit meningkat."
Adam terdiam.
"Buatlah istrimu lebih santai,jangan terlalu menekannya."Dokter Sisil memberi nasehat pada Adam.
"Aku akan meresepkan obat untuk di bawa pulang."Lanjut dokter Sisil.
Adam keluar dari ruangan dokter Sisil dengan perasaan marah.Dia sudah bisa memastikan apa yang membuat Azalea harus di larikan ke rumah sakit.
Adam terus melangkah sambil mengepalkan kedua tangannya.Banyak yang ia pikirkan saat ini,salah satunya adalah bagaimana cara agar Azalea tidak sering bertemu dengan mama Irene,lebih tepat nya, bagaimana seharusnya menjauhkan azalea dari keluarganya sendiri.
"Mungkinkah papa Zaid tau apa yang di lakukan mama Irene hingga harus mengasingkan Azalea ke pesantren?"Gumam Adam,terlalu banyak kecurigaan dan pertanyaan yang memenuhi kepalanya.
Adam sudah berdiri di depan kamar Azalea ketika tiba tiba seseorang memanggil namanya.
"Dam..."panggilnya.
Adam menoleh.
"Aku tadi mencari mu ke klinik,perawat mu bilang,hari ini kamu tidak ada jadwal praktek."Tutur dokter Farel.
"Iya,hari ini aku memang libur."
Dokter Farel memperhatikan gelagat mencurigakan dari Adam.
"Lalu apa yang kau lakukan di sini?"Selidik dokter Farel.
"Istriku sakit."Jawab Adam singkat.
"Lily?Salah...maksudku,,aduh aku lupa,siapa sih nama istrimu yang sebenarnya?"
Di rumah sakit tersebut,selain dokter Farel,dokter Sisil,dan tim perawat VIP yang merawat Lily selama dua bulan lamanya,tidak ada satupun yang tau,kalau Adam menikahi adik dari calon istrinya sendiri.
"Azalea."
"Seperti bunga saja,apa kamu terobsesi dengan wanita yang memiliki nama nama bunga?Lily, Azalea,mawar,melati,lalu bunga apalagi ya?"Dokter Farel terlihat berfikir,hingga tanpa sadar,ia berteriak keras karena Adam memberikan sebuah peringatan untuk tulang keringnya.
"Kalau bicara itu di filter,kamu itu dari jaman kuliah sampai sekarang tidak berubah sama sekali."Adam kesal.
"Ya maaf,,tapi ini beneran sakit loh Dam."Dokter Farel mengusap betis kanannya yang terkena tendangan kaki panjang Adam di sertai ringisan di wajah.
"Kenapa kau mencari ku?" Tanya Adam kemudian.
Farel melihat ke kiri dan ke kanan.
"Tidak apa kita berbicara di sini kan?"
Adam mengangguk.
"Aku sudah mengkonsultasikan hasil CT Scan Lily pada dokter Sammy."
"Apa yang di katakan dokter Sammy?"
Farel menghela nafasnya kasar.
"Sama sekali tidak bisa di operasi.Tumor nya sudah metastasis ke hampir seluruh fungsi vital dalam tubuhnya."
Adam pun ikut menghela nafasnya.
"Berapa bulan?"
"Dokter Sammy belum memastikan,tapi yang pasti,Lily tidak akan lama.Tidak ada yang bisa kita lakukan.Hanya menunggu hingga Allah mengambilnya kembali."
"Baiklah,aku mengerti."
***
Adam masuk ke kamar Azalea setelah pembicaraan Adam dan Farel berakhir.Farel pun kembali ke bangsal untuk memeriksa pasien.
Adam tidak melihat Azalea,hingga beberapa menit menunggu,Azalea keluar dari kamar mandi.
"Sisil bilang kamu sudah boleh pulang."Ujar Adam menghampiri Azalea.
"Alhamdulillah mas."
"Kenapa matamu sembab?Kamu menangis?"Adam kembali khawatir.
"Ooo,,tadi di kamar mandi aku cuci muka,sabunnya masuk ke mataku,jadinya seperti ini."Azalea melangkah ke depan cermin,melihat matanya yang di katakan memerah oleh Adam.
"Ya sudah,aku akan menebus obatnya dulu,setelah itu kita pulang."Lanjut Adam.
Adam melangkah keluar,namun sebuah panggilan telpon menghentikan langkahnya.
Raut wajah Adam berubah mendengar suara tangisan dari balik telpon.
"Iya aku segera ke sana."
Adam menatap Azalea.
"Aku harus pergi."Ujarnya.
Tanpa jawaban dari Azalea,Adam segera berlari keluar.
Azalea hanya menatap nanar kepergian Adam.
"Apakah sudah saatnya ya Allah?"Gumam Azalea.Tetes demi tetes air mata membasahi cadarnya.
Dari terang berganti gelap,Adam tak kunjung datang.Azalea lelah menanti,jadi ia memilih pulang menggunakan kendaraan umum.Sepanjang jalan,ia terus memantapkan diri agar jalan yang akan ia ambil kedepannya adalah jalan yang diridhoi Allah SWT.
***
Magnolia Residence.
Perasaan gamang mengiringi langkah kaki Azalea menapaki jengkal demi jengkal lantai keramik di dalam rumahnya.Ia mulai mengelilingi rumah tersebut,masuk ke dalam kamar Adam dan setiap ruangan di rumah mewah itu.
"Mungkinkah aku bisa kembali menyapu lantai ini?"Ucapnya sambil memegangi lantai keramik di dalam kamar Adam.
Kemudian Azalea melangkah menuruni tangga,lalu membuka sebuah kamar yang cukup luas.Di sana tertumpuk sekeranjang pakaian kotor.Azalea mulai memasukkan satu persatu pakaian ke dalam mesin cuci.
"Akankah aku bisa kembali mencuci pakaian mu?"Ujarnya sambil sesekali menghapus cairan bening yang mengalir tanpa permisi dari kedua matanya.
Selesai mencuci,Azalea melangkah ke dapur,matanya memindai sekeliling ruangan itu.
"Mungkinkah aku masih bisa membuat kan mu makanan mas?"Lanjutnya dengan suara yang bergetar.
Azalea jatuh terduduk.Ia menangis.
"Aku sudah berjanji akan menjaga mas Adam sampai kamu sadar kembali mbak,Aku juga sudah berjanji akan mengembalikan mas Adam padamu di depan abi.Sekuat tenaga aku mencoba menghilangkan rasa yang perlahan mulai tumbuh di dalam hatiku.Aku berusaha keras agar kelak bisa berdiri tegak di depanmu tanpa mbak membenciku.Aku juga sudah berusaha keras untuk tidak menjatuhkan hatiku padanya mbak.Tapi....aku kalah...Aku mencintai yang dari awal tidak seharusnya menjadi milikku.Aku paham,meski hubungan kami sah di mata hukum dan agama,namun aku harusnya lebih paham kalau sebenarnya aku ini hanya menggantikan mu mbak."Deraian air mata mengiringi kalimat demi kalimat yang Azalea ucapkan.
"Ya Allah,ternyata dengan iman yang kau berikan padaku,itu belum cukup kuat untuk tidak membuatku menjadi wanita yang serakah dan egois.Ampuni aku ya Allah.Jika memang jalan yang akan aku tempuh ini adalah yang terbaik,hamba minta petunjuk dan ridho Mu."
***
Pagi menjelang,Azalea kembali di sibukkan dengan pekerjaan di dapur,ia membuat sarapan untuk Adam.Tidak seperti semalam,di mana Azalea sangat sedih,hari ini,ia terlihat ceria seperti biasa.Ia seolah melupakan apa yang terjadi kemarin.
Makanan siap,Azalea tau jika Adam tidak pulang ke rumah semalam,tapi ia tetap menyiapkan sarapan untuknya.
Hingga jam sembilan pagi,Azalea masih setia menunggu,namun sepertinya,Adam tidak akan pulang.
Azalea bangkit dan masuk ke kamar.Pakaian sudah ia siapkan sejak semalam.Adam yang tidak pulang sebenarnya membuat Azalea lebih leluasa untuk meninggalkan rumah.Namun,Azalea masih tetap menunggu,alangkah baiknya jika ia pergi saat Adam ada di rumah.Meskipun untuk keluar dari sini akan sulit,tapi Azalea tetap akan mencobanya.Azalea yakin jika Adam pasti akan membiarkannya pergi.
Hingga menjelang sore, tidak ada ciri ciri Adam akan pulang.
Azalea naik ke lantai dua,membuka pintu kamar Adam perlahan,kemudian meletakkan sesuatu di laci nakas samping tempat tidur.
Azalea memutuskan untuk menelpon Adam terlebih dahulu.Satu kali,dua kali bahkan sampai panggilan ke tiga,Adam tidak mengangkatnya.
Akhirnya,Azalea memutuskan untuk pergi.
Baru beberapa langkah meninggalkan rumah,sebuah panggilan masuk di ponsel Azalea.
"Ini pasti mas Adam."Ucapnya tanpa melihat siapa yang sedang menghubungi.
"Assalamu'alaikum nak."Suara papa Zaid terdengar dari balik telpon.
"Waalaikumsalam salam pa."Jawab Azalea.
"Bagaimana keadaanmu?Adam bilang kamu sakit."
"Oo,,sudah agak mendingan pa.Bagaimana keadaan rumah?Maaf karena Lea belum bisa datang melihat kondisi mbak Lily."
"Tidak apa apa sayang,jangan khawatirkan mbak mu,dia akan baik baik saja."Ucap papa Zaid berbohong.
Telpon berakhir setelah papa Zaid puas mendengarkan suara Azalea.
Azalea kembali menarik kopernya,menjauhi rumah mewah yang sudah menjadi tempatnya berteduh beberapa bulan ini.
"Aku pergi mas,maaf untuk semuanya."
...****************...
.selamat berjuang adam menemukan istrimu kembali
bagus, aku suka