Hanna Humaira, sosok wanita berparas cantik dengan hati tulus yang menaungi.
Di usianya yang kini menginjak usia 23 tahun, ia harus merelakan kebebasan masa mudanya, menjadi sosok single mother untuk putri semata wayangnya yang kini baru berusia 3 tahun, Maura Adira.
Hari-hari bahagia ia lalui bersama putri menggemaskan itu, hingga akhirnya kehidupan nya kembali terusik, saat sosok dari masa lalu itu kembali hadir dalam pertemuan yang tak terduga.
Apa jadinya jika laki-laki itu mengetahui bahwa kejadian malam panas itu membuahkan sosok gadis kecil dan bersikukuh untuk merebutnya?
Mampukah Hanna mempertahankan sang putri atau malah harus terjebak dalam pernikahan dengan laki-laki itu demi kebahagiaan sang putri tercinta?
Happy Reading
Saranghaja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinata Ramadani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Daddy Keunnapa?
°°°~Happy Reading~°°°
Sang surya berangsur membenamkan wajahnya di ujung barat dunia, mega merah mulai menyeruak di antara langit yang mulai menggelap. David benar-benar memenuhi janjinya, laki-laki itu benar-benar menghabiskan waktu seharian penuh untuk menemani sang putri tercinta.
Hingga akhirnya dering telepon itu berhasil mengambil alih perhatian nya.
" Hallo... "
Entah apa yang tengah di bicarakan oleh orang di sebrang sana, hingga membuat wajah David kini berubah serius, dahinya pun berkerut dalam.
" Hmmm... Baiklah... "
David menutup panggilan itu sepihak, lalu beralih menatap pada sang putri yang kini juga tengah menatapnya penuh selidik.
" Daddy keunnapa? " Tanya Maura penuh tanda tanya.
" Emmm... Daddy harus pulang sekarang girl... " Sahut David tak punya pilihan, membuat Maura sontak mengerutkan dahi.
" Pullang? Pullang keummana? Inni kan llumah kita... Lumah na daddy, mommy, shama Molla? " Sahut Maura dengan wajah polos nya, gadis kecil itu tampak bingung, bukankah ini rumah mereka? Lalu kemana daddy nya itu akan pulang? Bukankah mereka akan tinggal bersama layaknya keluarga bahagia?
Membuat Hanna seketika itu menghela nafas dalam, inilah yang ia takutkan, putri kecilnya itu terlalu berharap pada sang daddy yang nyata-nyata memang hanya laki-laki brengs*k, laki-laki tidak tau diri yang dengan tega meninggalkan putri kandungnya sendiri begitu saja setelah memberikan kenangan yang begitu manis.
" Sayang... Daddy harus pulang ke rumahnya granny... Karena granny mau ketemu sama daddy... " Sahut Hanna beralasan.
" Keunnapa gllany pengen keutemu daddy myh? "
" Karena granny kangen sama daddy sayang... Coba Maura bayangkan, kalau seharian Maura tidak bertemu mommy... Maura kangen tidak? "
Membuat Maura seketika itu mengangguk mengiyakan.
" Huum... Kangen sheukalli... Kangen beullat... Kangen banak-banak shama mommy... Molla eundak mahu mommy peulgi-peulgi... Daddy duga... Molla mau shama mommy shama daddy tullush, eundak mau pishah-pishah.. " Sahut Maura sembari merengkuh Hanna erat-erat, gadis kecil itu seolah trauma akan kembali di tinggalkan.
Membuat Hanna pun tak tega di buatnya, tidak seharusnya putrinya itu mengalami semua ini, gadis kecilnya itu masih terlalu kecil untuk bisa mengerti segalanya, sedang dirinya pun tak tega untuk mengecewakan sang putri yang kadung berharap lebih pada sang daddy, di rengkuhnya tubuh lemah itu dalam hangat dekapannya.
" Sama seperti Maura... Granny juga kangen ingin bertemu daddy. Jadi, daddy harus bertemu dengan granny agar granny tidak kangen lagi sama daddy, Maura mengerti kan sayang... "
" Lamma? " Tanya Maura sekali lagi, gadis kecil itu seolah masih tak rela jika daddy nya itu pergi begitu saja meninggalkan dirinya.
" Tidak, hanya sebentar girl... " Kali ini David yang membuka suara, membuat Maura sontak beralih menatap daddy nya itu penuh harap.
" Shetellah beultemu glanny, daddy ballik shini lagi kan? "
" Iya, daddy akan kembali... " Angguk nya penuh keyakinan.
" Janji jalli keullingking..."
Maura menyodorkan jari kelingking nya, membuat David pun sontak menautkan jarinya di jari mungil sang putri.
" Hmmm... Daddy janji... "
" Tunggu daddy pulang, oke... " Sahut David sembari menyunggingkan senyum kecut, berat rasanya jika harus meninggalkan putri kecilnya itu sekali lagi, ia masih tak tega menatap wajah penuh kecewa sang putri saat mengetahui perihal kepergian nya, sebrengs*k apapun dirinya, ia tetaplah seorang ayah yang tak akan tega menyakiti putri kandungnya sendiri.
" Huum... Molla pashti tunggu daddy puyang... Shetellah daddy puyang nanti, Molla mau di puk puk daddy lagi shepeulti di llumah tatit... Daddy mau kan puk-puk Molla? " Pinta Maura penuh harap, membuat laki-laki itu hanya bisa mengangguk lemah, masih tak tahu apakah ia bisa kembali ke rumah itu malam ini atau malah harus terjebak pada permasalahan perusahaan nya.
🍁🍁🍁
Annyeong Chingu
Jangan lupa like nya yah
Hadiah nya juga boleh😆
Happy Reading
Saranghaja 💕💕💕