Raka adalah seorang pemuda biasa yang bermimpi menemukan arti hidup dan cinta sejati. Namun, perjalanan hidupnya berbelok saat ia bertemu dengan sebuah dunia tersembunyi di balik mitos dan legenda di Indonesia. Di sebuah perjalanan ke sebuah desa terpencil di lereng gunung, ia bertemu dengan Amara, perempuan misterius dengan mata yang seakan memiliki segudang rahasia.
Di balik keindahan alam yang memukau, Raka menyadari bahwa dirinya telah terperangkap dalam konflik antara dunia nyata dan kekuatan supranatural yang melingkupi legenda Indonesia—tentang kekuatan harta karun kuno, jimat, serta takhayul yang selama ini dianggap mitos.
Dalam perjalanan ini, Raka harus menghadapi berbagai rintangan, termasuk rasa cintanya yang tumbuh untuk Amara, sembari berjuang mengungkap kebenaran yang tersembunyi di balik cerita rakyat dan keajaiban yang mengikat mereka berdua. Akan tetapi, tidak semua yang bersembunyi bisa dipercaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ihsan Fadil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11: Jejak Legenda
Amara duduk di atas batu besar dengan napas yang masih teratur. Cahaya peta yang berpendar lembut di tangannya memantulkan bayang-bayang di wajahnya. Perjalanan mereka baru saja dimulai, tetapi setiap langkah terasa semakin membingungkan dan berbahaya.
Raka duduk di sebelahnya dengan tangan yang masih memegang pedang, sementara Arjuna menatap ke arah lorong yang mereka lalui tadi, waspada dengan segala kemungkinan yang muncul. Perasaan cemas dan ketakutan semakin menghantui mereka.
“Ini bukan hanya petualangan biasa,” kata Amara pelan sambil menatap peta. “Ada banyak hal yang tersembunyi di balik perjalanan ini—rahasia yang belum kita pahami.”
Raka memijat pelipisnya, masih mencoba memahami apa yang mereka hadapi. “Kita harus percaya dengan petunjuk ini. Tapi, apa yang kau maksud dengan rahasia?”
Amara menggigit bibirnya, lalu menghela napas. “Rahasia ini berkaitan dengan legenda yang aku dengar sejak kecil—tentang kekuatan kuno yang bisa mengubah nasib sebuah dunia. Tapi, apa yang aku tahu sangat samar dan bercampur dengan kisah-kisah tua.”
Arjuna yang sejak tadi mendengarkan dengan serius akhirnya membuka suara. “Kita harus mencari tahu lebih banyak. Ini bukan hanya tentang kepercayaan, Amara. Jika ini tentang kekuatan yang bisa mengubah dunia, kita harus berhati-hati.”
Mereka bertiga saling berpandang, sebelum memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka. Cahaya peta memandu mereka menuju hutan lebat yang membentang luas di depan mereka. Pepohonan yang tinggi menjulang, bayang-bayang dedaunan bergoyang ditiup angin malam, menciptakan suasana yang misterius dan mencekam.
---
Perjalanan Menyusuri Lembah Rahasia
Setelah berjalan beberapa jam melalui hutan yang gelap, mereka menemukan jalur kecil yang menuju ke sebuah lembah yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Udara di lembah itu terasa berbeda—sejuk dan memiliki semacam energi yang membuat mereka berhati-hati.
“Ini tempat yang aneh,” ujar Raka sambil melihat-lihat sekeliling.
Amara membuka peta dengan lebih cermat. “Menurut peta, kita harus menuju ke sebuah desa kecil yang terletak di lembah ini. Desa ini memiliki hubungan yang kuat dengan legenda yang kita cari.”
Mereka melanjutkan perjalanan, melewati semak-semak dan jalan kecil yang berliku. Udara semakin gelap, dan cahaya dari bulan dan bintang yang memancar di langit hampir tak bisa menembus kegelapan hutan. Tiba-tiba, langkah mereka terhenti ketika mendengar suara lembut dari kejauhan—sebuah lagu, atau mungkin sebuah panggilan.
“Dengar itu?” tanya Arjuna, memegang busurnya dengan waspada.
Amara mendekatkan telinganya, berusaha mendengar suara itu. “Sepertinya suara itu datang dari arah lembah.”
Mereka bertiga saling berpandangan. Perasaan aneh mulai menyelimuti mereka, namun rasa penasaran mendorong mereka untuk melanjutkan. Dengan hati-hati, mereka berjalan menuju sumber suara itu.
---
Menyusup ke Desa Tersembunyi
Lembah itu lebih indah daripada yang mereka bayangkan. Desa kecil itu terletak di lembah yang dikelilingi oleh bukit hijau yang memancar di bawah cahaya bulan. Suasana desa yang sederhana ini tampak seperti berasal dari zaman yang berbeda.
“Ini bukan tempat biasa,” bisik Amara, suaranya bergetar.
Desa ini memiliki arsitektur tradisional dengan rumah-rumah dari bambu dan kayu yang berpadu dengan keindahan alam di sekitarnya. Lampu-lampu kecil dari lampu minyak memancar lembut dari dalam rumah, menciptakan suasana yang magis. Mereka berhati-hati saat mendekat, mencoba memantau penduduk desa tanpa menarik perhatian.
“Apa yang harus kita cari di sini?” tanya Raka sambil mengamati desa yang tenang itu.
“Petunjuk. Di sinilah tempat legenda ini hidup,” ujar Amara sambil membuka peta lagi.
Mereka memutuskan untuk mendekati desa dengan hati-hati. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seorang wanita tua yang sedang memanggil ayam dari taman kecilnya. Wanita itu memiliki mata yang tajam, seolah bisa melihat jauh ke dalam jiwa mereka.
“Kalian bukan penduduk desa ini, ya?” tanya wanita itu dengan suara lembut.
Raka dan Arjuna saling berpandangan, sementara Amara berusaha tenang dan menjawab dengan ramah, “Kami datang untuk mencari petunjuk tentang sebuah legenda. Kami tidak bermaksud mengganggu siapa pun.”
Wanita itu memandang mereka dengan serius. “Datanglah ke rumah kepala desa. Dia tahu banyak tentang rahasia ini.”
Tanpa banyak tanya, mereka mengikuti petunjuk itu. Desa kecil ini memiliki jalanan yang sempit dan suasana yang sangat kental dengan tradisi dan misteri. Rumah kepala desa berada di ujung jalan, sebuah bangunan kecil dengan lampu minyak yang berkelip lembut di dalamnya.
---
Percakapan dengan Kepala Desa
Kepala desa adalah seorang pria tua dengan janggut putih dan mata yang penuh kebijaksanaan. Namanya Pak Surya. Ia memiliki aura yang tenang tetapi juga misterius, seolah memiliki banyak rahasia yang ia simpan di balik senyum kecilnya.
“Legenda yang kalian cari adalah sesuatu yang telah lama kami simpan,” ujarnya sambil memandangi mereka dari tempat duduknya. “Kisah ini bukan hanya tentang mitos atau cerita lama. Ini adalah bagian dari takdir kita, dan setiap keturunan dari desa kami memiliki peran dalam cerita ini.”
Amara mendekatkan tangannya pada liontin yang ia miliki. “Kami memiliki petunjuk ini. Apakah kepala desa memiliki informasi lebih banyak?”
Kepala desa mengangguk perlahan. “Petunjuk itu adalah awal dari segalanya. Namun, untuk memahami lebih jauh, kalian harus mendalami legenda ini melalui kisah kami, para keturunan penjaga.”
Percakapan mereka berlanjut hingga larut malam, mengungkap lebih banyak hal tentang desa, peta kuno, dan legenda yang mereka cari. Amara merasakan bahwa perjalanan mereka semakin membingungkan tetapi semakin mendekati jawaban yang mereka cari.
Pak Surya mengakhiri percakapan itu dengan kalimat yang membekas di benak mereka:
“Kekuatan itu akan menentukan siapa kalian. Tetapi hati yang murni adalah satu-satunya jalan untuk memahami dan mengungkapkan kebenarannya.”
Mereka menatap satu sama lain, siap untuk petualangan yang lebih berbahaya di depan mereka.
Akhir Bab 11.