Xin Qian berjanji pada kakek nya, bahwa dia hanya akan menjadi tentara selama 5 tahun, sebelum mengambil alih perusahaan seperti yang diinginkan kakeknya.
Hanya kurang dari 5 bulan sebelum dia pensiun, Xin Qian mendapat misi menjaga perbatasan bersama teman teman nya sebagai tugas terakhir. Namun, saat dalam perjalanan menuju perbatasan, Pesawat yang mereka tumpangi mendapat turbolensi.
Untuk menyelamatkan hidupnya, Xin Qian hanya bisa melompat dari pesawat, namun saat dia sadar dia sudah berada di tempat yang berbeda, sebuah hutan kuno?
Agar bisa bertahan hidup, Xin Qian hanya bisa memetik buah-buahan liar, dan hidup didalam gua. sampai suatu hari, dia menyadari bahwa gua ini memiliki jalur lain.
Xin Qian tidak akan pernah menyangka bahwa, jalur inilah yang akhirnya merubah hidupnya, menjadi putri seorang Jenderal, bahkan Putra Mahkota selalu mengincarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 : Alat aneh apa ini
Setelah tiba dirumah, Xinxin langsung mencari kepala pelayan Wang untuk meminta kertas dan arang. Dia tidak bisa menggunakan kuas tinta, jadi dia hanya bisa meminta kepala pelayan Wang untuk membuatkan pena arang untuk nya.
Kepala pelayan Wang dengan cepat menyiapkan permintaan Xinxin, lalu Xinxin mulai menggambar beberapa alat aneh di kertas minyak.
Saat menerima kertas gambar Xinxin, Wang Xuemin mengerutkan dahinya. Jadi, apa yang di gambar putrinya ini, begitu aneh. Tapi memandang wajah berharap Xinxin, dia tidak bisa mengatakan tidak, jadi dia menyerahkan kertas bergambar Xinxin pada kepala pelayan Wang, dan memintanya untuk mencari pengrajin yang bisa membuat alat tersebut. Gambar itu sudah di sertai detail bahan dan ukuran masing-masing alat, jadi para pengrajin hanya tinggal menyesuaikan nya saja.
Xinxin begitu bahagia hari ini, akhirnya dia bisa membuat alat-alat modern disini, walaupun mungkin tidak bisa begitu mirip dengan yang biasa dia pakai, setidaknya itu bisa membantu membangun tubuhnya menjadi lebih baik. Dia juga bisa membuat para prajurit ayahnya mencoba alat tersebut, ini seperti sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.
*****
"Yang Mulia..
Kepala pelayan Bai memanggil Fu Sichen yang akan berjalan keluar, dari penampilan nya, dia tidak terlihat seperti seorang putra mahkota, dia lebih terlihat seperti para pemuda dari keluarga kaya. Sepertinya dia akan pergi berjalan-jalan diluar, jadi di menyamar.
"Aku hanya akan pergi sebentar." dia mengatakan nya dengan ekspresi datar. Akhir-akhir ini dia merasa sangat frustasi, dia tidak menyangka ternyata mencari seseorang akan sesulit ini. Jadi dia memuaskan untuk menyamar dan pergi keluar. Mungkin apa yang dia cari akan dia temukan.
"Wakil Ling, kenapa kau mengikuti keluar." tanya Fu Sichen.
"Yang mulia, anda masih terluka. Akan gawat jika terjadi sesuatu dijalan, jadi hamba hanya bisa mengikuti yang mulia." jawab Ling Jiwei sambil melakukan hormat kepada Fu Sichen.
"Jika kau ingin mengikuti ku, ganti pakaian mu. Itu terlalu mencolok." balas Fu Sichen.
Ling Jiwei dengan cepat menghilang untuk berganti pakaian. Itu salahnya karena masih mengenakan pakaian perang bahkan saat didalam istana pangeran.
*****
Setelah beberapa hari menunggu, akhirnya alat pelatihan Xinxin selesai dibuat. Dia bergegas berlari menuju tempat pelatihan, sebelum tertangkap oleh Yan Yihua.
Ternyata ibunya selama ini selalu memperhatikan hal aneh yang terjadi pada putrinya, seperti.. kulit wajahnya sedikit lebih gelap, tangan putrinya yang mulai terasa kasar, serta putrinya yang akan tertidur saat sedang makan.
Dia diam-diam memaksa kepala pelayan Wang untuk berbicara, menurut kepala pelayan Wang, nona muda sering pergi ke tempat pelatihan baru-baru ini. Dia juga menggambar beberapa alat aneh, yang dikatakan baik untuk pembentukan fisik.
Dan hal yang paling membuatnya marah adalah, bahwa suami dan putranya mengetahui ini. Jadi, dia diam-diam menunggu putri kecilnya disudut pintu pelatihan, dan menangkap nya.
"Ibu....
Xinxin sangat terkejut melihat ibunya muncul didepan pintu tempat pelatihan. Dalam hatinya berpikir, "kenapa ibuku ada disini, jika dia tahu aku berlatih pedang, mungkin mansion kami akan kebanjiran malam ini."
*Yan Yihua sering menangis*
Setelah perdebatan yang panjang, Xinxin akhirnya berhasil menyakinkan ibunya. Ibu nya hanya akan setuju jika Xinxin berjanji untuk merawat tubuhnya. Sebagai seorang wanita, dia tidak bisa membiarkan kulit wajahnya gosong karena matahari, dan telapak tangannya yang kasar seperti tangan seorang paman.
Jadi Xinxin berjanji bahwa, setiap dia selesai belajar berpedang, dia akan langsung mengoleskan krim di wajanya, juga di telapak tangannya. Dia juga akan cukup istirahat, agar tidak sering tertidur saat waktu makan.
Mendengar janji putrinya, Yan Yihua hanya bisa melepasnya.
Wang Xuemin dan Wang Yuwen menyaksikan adegan Xinxin yang dimarahi ibunya, dari ujung tempat latihan. Ada senyuman di bibir ayah dan anak ini, Wang Yuwen, "Ibu terlihat begitu hidup". Wang Xuemin menyetujui nya dan menambahkan, "Hmm.. dan begitu galak."
Mendengar ucapan ayahnya, dalam hati Wang Yuwen berpikir, "Jadi, ayahnya juga harus takut pada ibunya."
Saat ini Xinxin sudah memasuki tempat pelatihan, dia menyapa ayah dan anak yang berdiri berdampingan, lalu berjalan menuju alat "fitnes" nya.
"Nona kecil, bagaimana cara menggunakan alat ini." tanya Kepala Li. Hari ini jauh lebih ramai dari biasanya, sepertinya berita tentang alat "fitnes" nya menyebar begitu cepat.
"Aku butuh satu orang untuk melakukan peragaan, siapa yang mau mencobanya." tanya Xinxin.
"Nona, biarkan kami yang mencoba nya." seorang pria berkulit gandum mengangkat tangannya, namanya Pei Shi, salah satu bawahan ayahnya yang paling menjanjikan.
"Kemarilah."
Xinxin menyuruhnya untuk mendekat, lalu dia menjelaskan, ini adalah alat "fitnes" kau bisa menyebutnya begitu. Sebelum memulai, dia bertanya, "apakah kau sudah melakukan pemanasan sebelumnya."
"Kami sudah melakukan pemanasan nona." jawab Pei Shi.
"Bagus, kalau begitu kau bisa mulai dari yang ini. Alat ini bernama barbel, kau bisa menggenggam nya dengan tangan mu, dengan cara seperti ini. *Xinxin memberinya contoh*
Lalu kau bisa mengangkat nya seperti ini, kau bisa mencobanya sekarang. Setelah menerima peragaan dari Xinxin, Pei Shi langsung mencobanya.
"Nona.. alat ini cukup berat." ucap Pei Shi.
"Tenang saja, ini baru permulaan. Alat ini memiliki beberapa ukuran lainnya. Kau bisa mencoba nya juga." setelah mengatakan ini, Xinxin mulai mengajari mereka cara memakai alat lainnya.
Selain barbel, Xinxin juga menggambar tempat untuk pull up, membuat sebuah jalur dengan jaring dari tali, dan lainnya. Dia juga membuat lapangan khusus untuk pertarungan tangan kosong.
Xinxin secara khusus meminta ini, karena orang-orang disini terbiasa bertarung menggunakan alat seperti pedang. Sehingga pertahanan diri mereka saat tidak memegang pedang, sedikit kurang baik.
"Pei Shi, bagaiman kalau kita melakukan pertarungan tangan kosong." ucap Xinxin.
Menderita ucapan Xinxin, Pei Shi terkejut. Bagaimana dia bisa melawan nona muda. Dia tidak berani melakukannya.
"Eh, apa kau pikir aku akan kalah." tanya Xinxin.
"Buka begitu nona." jawab Pei Shi dengan sedikit keraguan.
Karena dia tidak bisa menolak permintaan Xinxin, Pei Shi akhirnya setuju dan berjalan kedalam arena pertarungan.
"Xinxin, apakah kau yakin bisa mengalahkan nya. Pei Shi mungkin adalah yang termuda di antara para bawahan ayah, tapi kemampuannya jauh lebih baik dari yang lainnya." Wang Yuwen menginginkan Xinxin karena dia khawatir.
"Kakak, tidak perlu khawatir. Aku akan memberikan mu pertunjukan yang bagus." Jawab Xinxin.
Mereka berdua sudah berada didalam arena pertarungan, dengan aba-aba dari Wang Xuemin, mereka mulai bergerak.
Xinxin mengambil kuda-kuda awal, satu kakinya kebelakang, jarinya mengepal, lalu dia meninju kearah wajah Pei Shi, melihat gerakan Xinxin, Pei Shi terkejut dan menghindar. Dia mundur satu langkah, sebelum dia sempat bergerak, Xinxin sudah maju satu langkah lalu mengarahkan kakinya ke sisi Pei Shi, kaki Pei Shi ditendang oleh Xinxin. Dia menunduk kesakitan, lalu Xinxin dengan cepet mengikutinya, dan membanting nya ke tanah.
Wang Xuemin dan Wang Yuwen : ???
Sukaaaaa... ❤️❤️