Sebuah kejadian yang membuat seorang Anaya Putri (23tahun) harus hamil tanpa seorang suami. Naya harus merelakan kehormatannya ketika insiden tidak disengaja yang ditimbulkan karena salah alamat dan menjadi cinta satu malam bersama dengan pria asing.
Naya hidup sebatang kara, dia harus melahirkan, membesarkan dan merawat anaknya. Saat sang anak sudah besar, ternyata dia memiliki sifat yang sangat genius dan berusaha menyatukan kedua orangtuanya.
Mampukah Anaya menjalani kehidupannya?
Akankah kebahagiaan menyapanya di akhir kisah nanti? Dan siapa pria yang sudah membuat Naya menjadi berbadan dua?
YUK SIMAK KELANJUTANNYA 🥰
JANGAN LUPA SELALU MEMBERIKAN JEJAK MANIS DI SETIAP BAB NYA 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #20
Agnes menghampiri Denis dengan tatapan kesal, setibanya di dekat Denis dirinya segera bertanya.
"Kenapa Anda bisa ada di tempat ini?"
Seketika pandangan Denis beralih yang harusnya menatap pengantin kini menjadi menatap Agnes. Denis hanya diam saja, dia sangat cuek.
"Sombong! Jika tidak ada urusan sebaiknya Anda pergi dari tempat ini." Agnes mengusir dengan tidak hormat.
"Agnes!" seru Mama.
Agnes menoleh dan melihat Mama yang berjalan ke arahnya bersama dengan wanita tua.
Dari kejauhan, Al langsung berlari menghampiri Denis.
"Papa!" pekiknya senang karena bisa melihat Denis yang datang hari ini.
"Halo, Sayang." Denis mengecup kedua pipi milik Alvarendra.
Agnes hanya melongo, dia tidak menyangka jika pria di hadapannya ini sudah memiliki seorang anak.
'Dimana istrinya? Apa kakak sengaja mengundang pria jutek ini?' batin Agnes sembari mengedarkan pandangan.
"Papa akhirnya datang, Al pikir Papa gak akan datang ke pesta pernikahan Mama."
Mulut Agnesia semakin terbuka lebar saat anak kecil itu mengatakan Mama dan Agnes tahu jika anak tersebut sedang mengatakan kakak iparnya. Dirinya ingin bertanya tetapi Denis dengan cepat berlalu pergi menuju pelaminan. Selama ini, Agnes belum pernah melihat sosok putra Abi karena saat dia melakukan video call dirinya tidak pernah bertanya masalah Al begitupun kedua orang tua Abi yang tidak pernah membahas masalah Al karena mereka tidak kepikiran jauh kesana.
"Ma?" Agnes mendekati Mama.
"Kamu jangan heran, Sayang. Dia itu Al, anak kakak kamu."
"Hah?" Agnes semakin bingung.
Oma hanya tersenyum lalu menjelaskan kepada Agnes.
"Nak, laki-laki yang kamu ajak bicara tadi adalah cucu Oma. Dia masih bujangan dan kamu jangan heran jika Al memanggil Denis dengan sebutan Papa karena dari kecil Al jauh dari Papa kandungnya."
Agnes mencoba mencerna ucapan Oma. 'Oh, jadi dia itu anak kakak dan kakak ipar? Mama tidak menceritakan dengan detail masalah tentang kakak.' batinnya.
Oma dan Mama hanya saling tatap melihat Agnes yang terdiam.
🌺🌺🌺🌺🌺
Bibi dan Sarah menonton berita di televisi yang menayangkan tentang pernikahan pengusaha muda Abimanyu Pamungkas dan wanita bernama Anaya Putri. Saat sorot kamera mengarah pada kedua pengantin, Bibi dan Sarah melongo melihat seseorang yang menjadi pengantin wanita.
"Bu, sepertinya dia itu memang Anaya kita." ucap Sarah antusias.
Bibi terdiam sambil terus memperhatikan sang pengantin wanita.
"Kita harus pergi, Nak. Ibu sangat penasaran dengan pengantin wanitanya."
"Apalagi yang Ibu ragukan? Di undangan pernikahan sudah jelas tertera nama Anaya Putri dan ada juga nama Ibu di alamat undangan itu." Sarah pun menjadi kesal.
"Ibu ingin pergi, tetapi Ibu malu." Bibi menunduk.
"Kenapa Ibu mesti malu? Sudahlah, Bu! Lupakan masa lalu dan kita hadir saja ke pesta meriah itu, aku yakin disana pasti banyak laki-laki tampan dan kaya. Siapa tahu salah satu dari mereka ada yang melirikku dan mau menikahiku. Kita bisa jadi orang kaya, Bu!" pekik Sarah kesenangan padahal nyatanya semua khayalan dia hanyalah sebatas mimpi.
"Diam! Ibu lagi pusing, malah kamu mikirin laki-laki." pungkas Bibi dengan nada marah.
Sarah hanya terdiam sambil tersenyum sendiri ketika membayangkan dia mempunyai suami kaya.
'Jika aku mempunyai suami kaya, pasti semua bisa aku beli. Tidak perlu lagi capek-capek bekerja dan nguras uang pria lain.' Sarah berbicara dalam hati, dia mempunyai keinginan yang sangat tinggi.
"Bu, lupakan gengsi Ibu. Ibu bisa saja
minta maaf pada Naya atas semua kesalahan yang sudah Ibu perbuat, aku tahu jika Ibu malu untuk datang ke pesta itu pasti karena Ibu pernah mengusir Anaya, bukan?"
Bibi hanya mengangguk.
"Sudah, sebaiknya kita segera bersiap sebelum kesorean." Sarah beranjak dari kursi dan dia akan memakai gaun terindahnya.
•
•
**TBC
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK SERTA DUKUNGAN 🥰
TERIMA KASIH BANYAK 😘
🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️**