LUNE WALLACE -- soorang wanita cantik yang mengalami koma selama hampir 5 tahun lamanya.
Dia merasa diberikan kesempatan untuk hidup kembali karena ingin mencari cinta dalam hidupnya hingga akhirnya bertemu LOUIS VUITTON KINGSFORD.
(Alur mundur)
Instagram author : @zarin violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
LLV 30
Sebulan berlalu, hubungan Louis dan Lune semakin dekat dan instens.
Orang tua Lune tak tahu dengan hubungan mereka. Meskipun begitu Lune juga tak menutupi atau menyembunyikannya dari siapa pun.
Lune aangat siap menghadapi kedua orang tuanya jika mereka tak menyetujui hubungan Lune dan Louis yang terpaut usia 7 tahun.
Siang itu, Louis datang ke kampus Lune. Ya, Louis sering menjemput Lune ke kampus dan mengajaknya makan siang bersama.
Lune berjalan bersama Claire dan Jenna dan Lune melihat Louis yang sudah menunggunya di depan mobil.
Lune tersenyum dan melambaikan tangannya lalu berlari ke arah Louis.
"Bye!!! Aku pergi dulu!" Teriak Lune pada Jenna dan Claire sambik berlari ke arah Louis.
Claire hanya bisa memandang Lune dan Louis yang kini sudah menjadi sepasang kekasih.
Lune memeluk Louis dan pria itu mengecup bibirnya.
Jenna menyikut lengan Claire.
"Ayo kita pulang. Mereka benar benar tak memperhatikan ke sekeliling jika sudah berdua," ucap Jenna tertawa kecil.
Claire tak menjawab apa pun dan memegang bukunya lebih erat lalu berbalik pergi.
Rasa kecewa di hatinya begitu dalam melihat Louis dan Lune memadu kasih dan semakin mesra dari hari ke hari.
*
*
"Kau terlihat senang hari ini," ucap Louis.
"Ya, daddy sudah memperbolehkanku main basket. Ayo kita main nanti sore," jawab Lune yang kemudian melepaskan pelukannya.
"Oke," jawab Louis.
Hubungan Lune dan Louis sudah tersebar seantero kampus dan menganggap Lune adalah wanita yang sangat beruntung karena bisa menaklukkan Louis.
Lune dan Louis masuk ke dalam mobil dan mereka akan menuju restoran di dekat kampus.
*
*
"Aku akan pergi ke luar negeri besok," ucap Louis.
Lune berhenti makan dan melihat ke arah Louis.
"Berapa lama?" tanya Lune.
"Satu minggu," jawab Louis.
"Itu sangat lama," sahut Lune mencebik.
Louis mengacak rambut coklat Lune.
"Hanya sebentar," jawab Louis tersenyum.
"Jangan melirik wanita lain," kata Lune.
Louis tertawa pelan mendengar ucapan Lune.
"Kau tahu aku tak akan pernah melakukan hal itu," jawab Louis.
"Hmm, aku tahu. Kau tak akan pernah bisa menyingkirkanku dalam hidupmu sekalipun aku mati," kata Lune.
Louis melihat tajam ke arah Lune.
"Jangan mengatakan hal hal seperti itu," kata Louis.
Lune tertawa kecil dan mengecup bibir Louis.
"Aku akan selalu bersamamu. Jika aku pergi, maka tinggu aku karena aku akan selalu kembali padamu," kata Lune.
"Kau tak akan pergi dariku karena aku akan menyekapmu jika kau melakukan hal itu," sahut Louis.
Lune kembali tertawa dan mereka melanjutkan makan siangnya sembari mengobrol ringan.
Setelah makan siang selesai, Louis tak megantarkan Lune ke rumahnya melainkan ke penthouse.
"Kita ke penthouse? Kau tak bekerja hari ini?" tanya Lune.
"Tidak, aku ingin mengehabiskan waktu denganmu sebelum aku pergi," jawab Louis.
Lune mengangguk dan mencium pipi Louis.
Sesampainya di penthouse, mereka hanya berada di dapur memasak kue yang baru saja dipelajari Lune minggu lalu bersama ibunya.
Perlengkapan dapur di penthouse Louis memang sangat lengkap dan Lune bisa membuat makanan apa saja di sana.
"Bagaimana? Enak?" tanya Lune ketika kue bikinannya selesai.
"Ya, lumayan meskipun terlalu manis," jawab Louis jujur.
"Aku sangat suka manis dan kurasa ini sudah pas," sahut Lune sembari mengunyah cookies kering itu.
Louis menaikkan Lune di atas meja dan mengambil tisu lalu membersihkan wajah Lune yang terdapat coklat dan sedikit tepung di sana.
Lune tersenyum dan kemudian Louis memaagut bibir indah itu. Lune mengalungkan tangannya ke leher Louis dan menikmati ciuman mereka yang semakin lama semakin instens itu.