" Bocil nakal itu istriku" pernyataan Zain kepada semua temannya yang ikut duduk bersama di sofa club'.
" what? ,,,, Istri Zain dia masih kecil Lo " tak percaya teman Zain menatap gadis kecil bar-bar yang tengah berjoget di atas punggung di Bawah kelap-kelip lampu sorot .
flash off.
Zain akhirnya menerima permintaan Papa nya untuk menikah lantaran itu adalah permintaan pertama dari orang tuanya yang selama ini selalu memberikan apapun yang Zain mau bahkan tak pernah mematahkan satupun hal yang Zain inginkan sebagai seorang anak .
" Tapi Maa apakah tidak ada calon istri untuk Zain yang Mama sukai selain Bocil nakal itu?" lesu Zain menatap Mama nya yang iseng sekali memilihkan calon istri senakal itu untuk dia yang sudah matang serta dewasa .
" tidak ada Zain , Walaupun dia nakal tapi Mama menyukai nya" pernyataan Mama Zain dengan senyum penuh damba bahkan sebuah harapan pada Zain .
yuk baca 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 logat tak biasa
Sesampai di cafe tempat biasa Aya masuk dengan langkah lesu bahkan tanpa semangat .
" Loh apa ini? lesu sekali " tawa Mira menatap Aya yang biasanya sangat ceria dan semangat datang dengan wajah lesu nya .
" kenapa Yaa? Dimarahin lagi sama Papi mu?" tanya Rara beruntun yang diangguki Aya sebagai jawaban atas pertanyaan kedua sahabatnya.
" dimarahin kenapa? Tumben Papi marah-marah sama anak kesayangan nya yang cuma ada satu-satunya dirumah " ledek Mira semakin menjadi .
" masalahnya aku tinggal sama Dad ,,,ehhh maksud ku tinggal berdua aja sama Papi karena Mami dari kemarin pergi ke luar negri " bohong Aya mengalihkan ucapan yang malah hampir keceplosan.
" Tapi dimarahi kenapa Aya, tidak mungkin Papi mu yang penyayang itu akan marah tanpa alasan ?" tanya Rara serius .
" hufftt,,, biasa lah dan sekarang gue punya batas jam keluar . Jam empat sudah harus sampai dirumah " kata Aya yang membuat kedua sahabatnya melotot .
" what? ,,,, yah nggak jadi dong kita nonton bareng " lesu Mira , padahal mereka sudah janji akan nonton ke bioskop dan film nya baru mulai jam 7 malam.
" Gila Papi Lo makin ekstrim aja aturannya " geleng kepala Rara kaget mendengar aturan baru untuk Aya dari Papinya.
" ya gimana lagi?" cemberut Aya yang terpaksa harus menerima keadaan dan aturan yang diberikan oleh Zain.
" Baby maaf ya Aku telat " pinta Marvell yang langsung duduk di sebelahnya Aya setelah minta maaf bersama teman-temannya.
" Sayang maaf kan aku jangan cemberut gitu lah " bujuk Marvell menggenggam tangan Aya yang duduk dengan kepala tertunduk itu .
" Tadi urusan kami di kampus sedikit lama karena banyak pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab , makanya telat kesini nya " kata Marvell menjelaskan agar Aya tidak salah paham .
" bukan itu masalah nya Kak, Aya dimarahi lagi oleh Papi nya dan sekarang diberikan batasan jam keluar " jelas Mira pada Marvell yang malah berfikir Aya bad mood karena dia terlambat lantaran pulang dari kampus lama .
" ooohhh begitu ,,, pantas semalam telfonnya langsung mati " maklum Marvell yang sebenarnya ingin menanyakan hal itu saat bertemu dengan Aya .
Sedangkan Aya sedari tadi hanya diam menunduk walaupun beberapa kali sempat menatap Marvell, jujur saja dia merasa bersalah pada pacar nya karena telah menikah yang artinya Aya telah mengkhianati nya namun bagaimana pun itu Aya memang tidak bisa menolak permintaan Papinya .
Aya menjadi bingung saat dia berada di kondisi serba salah , rasa nya Aya ingin jujur saja pada Marvell dan teman-teman mereka tapi pernikahan Aya dan Zain harus di rahasiakan namun jika di sembunyikan Aya takut suatu saat Marvell dan teman-teman mereka tau hingga akhirnya membenci Aya karena pembohong.
" sudahlah Dek jangan terlalu di bawa sedih , ada batasan bukan berarti tidak bisa keluar kan ?" kata Juan menghibur lewat kata-kata singkatnya yang diangguki Aya .
" Sampai jam berapa batasnya?" tanya Marvell dengan lembut mengelus punggung Aya yang masih sedih itu .
" jam 4 " jawab Aya dengan suara kecil .
" masih lama baru juga pagi kita masih bisa main sepuasnya " kata Marvell yang diangguki teman yang lainnya untuk menghibur Aya .
Marvell dan 2 temannya adalah kakak kelas Aya beda setahun , setelah Aya dan Marvell jadian mereka berenam jadi berteman akrab walaupun gosipnya disekolah mereka ada tiga pasang kekasih namun faktanya yang pacaran hanya Aya dan Marvell saja .
..........
Jam 15: 58 Aya baru sampai di depan pintu apartemen Zain dan segera membunyikan Bell karena memang tidak sempat menanya pin apartemen tadi sebelum pergi pada Zain .
Pintu apartemen itu dibuka oleh seorang wanita cantik yang begitu anggun dengan dress putih nya .
Aya langsung menengok pintu apartemen sebelah barangkali dia salah pintu Apartemen.
" silahkan masuk Tuan Zain ada di dalam " kata wanita itu mempersilahkan Aya masuk .
Aya mengangkat bahunya dengan geli lalu masuk menenteng beberapa paper bag belanjaan nya dan menghampiri Zain yang tengah duduk di sofa ruang tengah berkutik dengan laptop dan beberapa lembar kertas di atas meja .
" Aya tidak telat ya jadi jangan mengadu pada Papi " ucap Aya menatap Zain yang duduk di sofa itu .
Zain menatap jam di pergelangan tangan nya lalu mengangguk menatap Aya dengan seulas senyum karena benar-benar pulang di waktu yang pas.
Zain mengulurkan tangannya lalu mengibas-ngibas membuat Aya menjadi tak paham apa maksudnya.
" disuruh salam kali" batin Aya dengan cepat bersalam bahkan mencium tangan Zain .
" pergi masuk ke kamar" perintah Zain yang jadi malah salah tingkah saat Bocil itu malah mencium tangan nya padahal Zain mengibas tangan nya meminta Aya pergi karena mengganggu konsentrasi nya yang harus fokus bekerja.
" Iya, Awas aja ngadu ke Papi" tegas Aya segera masuk ke kamar dengan kesenangan menenteng paper bag berisi belanjaan nya .
15 menit kemudian Zain yang sudah selesai dengan semua pekerjaan nya masuk ke kamar untuk mandi agar bisa menghilangkan pusing di kepalanya karena lelah bekerja seharian.
" Ihhh" baru juga Zain membuka pintu dia sudah mendapati tatapan julid Aya yang tengah duduk di tengah ranjang itu padanya .
" Ada apa?" tanya Zain menghampiri Aya dan duduk di tepi ranjang melihat barang-barang yang baru saja di beli Bocil itu .
" parah juga pacaran orang dewasa sampai di bawa ke apartemen" ucap Aya dengan julid merasa geli sendiri dengan apa yang mungkin saja dilakukan Zain bersama wanita tadi saat mereka hanya berdua di apartemen.
Karena setau Aya serta yang pernah dia lakukan yang paling parah hanya sebatas pegangan tangan dan duduk berdua itupun di tengah keramaian, sedangkan Zain malah membawa pacarnya masuk ke apartemen.
" wanita tadi sekretaris Saya , kami sedari tadi hanya bekerja tidak melakukan hal lain seperti apa yang kamu bayangkan Bocil " bantah Zain menepis pikiran buruk Aya tentang nya .
" Alah ngeles , ngapain lagi pria dan wanita kalau sudah berdua-duaan di apartemen lagi. Ya kali cuma kerja doang " tak percaya Aya berkata dengan begitu julid memandangi Zain dengan geli .
" Lalu Saya ngapain dengan wanita tadi menurut kamu?" tanya Zain balik memegang salah satu skincare yang di beli Aya .
" Ehhh jangan pegang-pegang nanti skincare Aya kena hormon " jawab Aya yang membayangkan Zain habis menyentuh wanita tadi dan melakukan hal yang tidak-tidak.
" Jadi kita berdua disini juga begitu dong seperti yang kamu pikirkan, kan cuma berdua ?" tanya Zain dengan senyum tak tertebak nya merujuk pada penilaian Aya apabila dia berdua saja dengan wanita .
" Enak aja , awas kalau berani pada Aya, cukup pada pacar Daddy saja " tegas Aya dengan galak menatap Zain tajam .
" Kan kamu yang bilang tadi kalau berdua pasti melakukan hal itu , yaudah mumpung kita berdua biar Saya melakukan nya pada kamu sekalian " kata Zain dengan logat tak biasa mendekati Aya membuat Aya langsung memekik ketakutan sekaligus ngeri .
Next
...Kok nggak ada yang komentar sih Fans setia mana nih?...
hebat otornya
kalo bacanya mendalami/Tongue/