Seorang anak kecil yang kuat dan tangguh sehingga menjadi sukses diusia dewasa, mampu melawan kerasnya kehidupan dunia.
Diusianya yang memasuki belasan tahun ia harus diuji dengan lingkungan yang toxic sehingga menjadikan dia perempuan tangguh dan harus mampu menjalani kerasnya hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Beberapa pekan berlalu dengan rutinitas seperti sebelum²nya.
"Ren, ibumu mau datang, mungkin besok lusa, karena hari ini masih siap²."
"Loh kok bibi tau?"
"Iya kan ibumu menelfon bibi tadi pake telfon umum yang ada di desa sebelah. Desa yang digunung² itu desa apa namanya?" jelas bi Yati sekaligus bertanya.
"Oh di desa Gunung Sari bi?"
"Iya mungkin. Nanti kalau ada ibumu bikin buka puasa bersama, panggil teman² mu Ren, teman² Mb Tika juga."
"Iya bi." Jawab Reni dan Tika bersamaan. "Tapi temanku sedikit bi." lanjut Reni.
"Bi, gak apa² kah bawa teman laki²?" tanya Tika.
"Gak apa², emang teman apa?"
"Teman dekat bi." jawab Tika malu².
"Masih SMP sekolah dulu yang bener biar sukses ya!" nasehat bibi.
"Iya bi, hanya teman dekat di sekolah."
"Memang tinggal dimana?"
"Di Desa Sumber Hidup bi."
"Oh, yang desa baru itu ya? Dekat Spontan itu nak, dekat pasar."
"Iya bi, rumahnya pas dekat batas." jelasnya.
"Iya panggil saja kalau dia gak keberatan. Tapi maghrib karena pas buka puasa." ucap bibi Yati.
"Gak apa² bi, nanti biar dia ajak temannya."
"Iya." jawab bibi singkat.
"Boleh ngundang guru gak bi?" tanya Reni.
"Boleh."
"Kalau ustadz dan ustadzah guru ngaji?"
"Kalau terlalu banyak diundang nanti gak muat Ren!" ujar bibi. "Ngundang yang penting² saja."
"Biar nanti buat tenda Ti, buka puasa di halaman situ kan luas!" sahut nenek yang baru datang dari dapur.
"Banyak pengeluaran ma kalau buat tenda, sewa tenda, sewa kursi, lampu, dan lainnya yang dibutuhkan apalagi kalau ada kebutuhan mendadak." jelasnya
"Nanti mama bantu biayanya, Mb mu mau datang biarlah bikin acara rame², nyambut Mb mu juga biar dia senang." jelas nenek bijak.
"Ya sudah terserah Mama saja kalau gitu! Saya ngikut saja deh." jawab bi Yati pasrah.
"Undang mi teman², guru sekolah, dan guru ngajimu Ren, kamu juga Tik, supaya adil."
"Makasih nenek." ucap Tika dan Reni bersamaan.
***
"Ren bangun, sudah waktunya sahur." ucap Mb Tika.
"Iya Mb bentar dulu." masih dengan terpejam matanya sambil menjawab.
"Nanti datang ibumu kamu belum bangun Ren." Reni langsung bangkit, duduk dan membuka matanya.
"Sudah sampai mana ibuku Mb?"
"Gak tau. Mungkin dekat mi kata bibi." jelasnya.
"Ok Mb." Reni bangkit dengan semangat menuju dapur untuk melaksanakan sahur. "Ye ibu sudah dekat. Rindunya sama ibu dan ayah." gumamnya dalam hati. Makan pun sambil tersenyum karena bahagianya.
"Kamu kenapa Ren?" tanya paman Anto.
"Katanya ibu mau datang paman, aku senang!" jawabnya sambil tersenyum.
"Gak jadi datang katanya, gak dapat mobil Ren!" canda paman Anto yang ditanggapi serius oleh Reni.
"Apa sih Mas, merusak suasana saja. Makanlah Ren,, ibumu jadi datang kok. Mungkin nanti pagi baru sampai!" bela bibi Yati pada Reni.
"Iya Bi." jawab Reni melanjutkan makan meski tidak seperti tadi yang sangat bersemangat.
"Tambah Ren?" tawar bibi.
"Sudah kenyang bi, aku pengen minum susu."
"Iya sana buat sendiri, bagus kalau sahur minum susu biar puasanya kuat Ren." saran bi Yati. "Biasanya disuruh minum susu gak mau, mumpung mau biar buat sendiri. Pake gelas besar Ren supaya kenyang, biar gemuk² disini, nanti dikira gak dikasih makan kamu." ujarnya.
"Iya bi." jawab Reni singkat.
Seusai membuat susu lalu nonton sambil menunggu waktu imsak dan subuh.
"Ren, sudah beli baju lebaran?" tanya Mb Tika.
"Sudah satu Mb, dibelikan bibi waktu dipasar."
"Aku punya Ren baju masih baru belum pernah ku pake karena gak muat. Tunggu ku ambilkan!" seraya menuju lemari pakaian yang berada didalam kamar.
"Iya Mb." jawab Reni senang mau dapat baju baru lagi.
"Nah ini Ren, coba deh sempat cocok dibadan kamu!"
"Iya Mb. Wah warnanya pink, terlalu norak. Ups." ujarnya. "Maaf keceplosan Mb." lanjutnya sambil cengengesan.
"Bagus tau warna pink, kalem!" belanya dengan warna kesukaannya.
"Terlalu cewek Mb. Mb ini bajunya muat buat aku,, jadi ku ambil ya Mb?" tanyanya memastikan.
"Iya ambil mi buat kamu!" jawabnya tanpa menoleh dari layar televisi menonton yang lucu². "Ren sudah imsak, habiskan susunya baru puasa." ujarnya.
"Iya Mb." jawabnya seraya menghabiskan susu yang tinggal setengah gelas. "AlhamduLillah kenyang." lalu bersendawa. "Mantap." kata Reni.
"Ish kamu ini cewek kok jorok Ren, gak bagus sendawa begitu!" hanya dijawab dengan anggukan oleh Reni.
"Shalat dulu deh,, terus ngapain ya kalau dah shalat?" pergi berwudhu lalu shalat. "Ngaji deh sambil tunggu ibu datang." gumamnya pelan. Sedangkan yang lain pada masuk kamar tidur, Reni gak bisa tidur karena ibunya mau datang.
"Kok lama ya waktunya!" gumam Reni. "Mana yang lain masih tidur lagi. Hmmm ngapain enaknya begini." seusai mengaji Reni bingung hendak melakukan apa!
"Kamu ngapain Ren?" tanya kakek keluar dari kamarnya.
"Baru selesai ngaji aku kek, mau tunggu ibu datang."
"Ini baru jam lima, paling jam tujuh baru tiba." ucap kakek Pangeran. "Sana tidur dulu, nanti dikasih bangun kalau ibumu datang." lanjutnya.
"Iya kek." Reni ngantuk tapi dia tahan untuk tetap bangun demi menyambut kedatangan ibu dan keluarganya.
***
"Assalamu'alaikum." ucap Ibu Wati.
"Waalaikumsalam." jawab mereka kompak, ada Reni, Mb Tika, Bibi Yati, Kakek Pangeran, nenek Putri, dan Paman Anto. Tetiba datang pakde Joy.
"La kok kelewatan sampai Kota, untung gak jauh!" ucap pakde Joy baru datang dengan menggunakan motornya yang membonceng ayah Ahsan.
"Loh emang dijemput dimana Mas?" tanya bi Yati pada Mas Joy.
"Tadi ketiduran jadi kebablasan sampai Kota, harusnya kan di Kecamatan sampai. Untung dekat de." jawab Ibu Wati merasa tidak enak. Lalu bersalaman kepada semua keluarga.
"Ibu, aku kangen." Reni bersalaman pada ibu Wati lalu memeluk sebentar. "Ade, kakak kangen." lalu menggendong adiknya Naysa. "Ini kak Reni de, kamu gak rindu ya?" Naysa melihat Reni lalu menangis, mungkin karena lama tidak jumpa.
"Cup cup cup. Sayang... Ade, ini kak Reni, kakak rindu." ujarnya seraya mencium pipi gembulnya.
"Nay, hay dik! Apa kabar?" peluk Reni pada Nayla setelah Naysa digendong oleh ibu Wati.
"Aku baik kak, kakak kabar baik kan?" bertanya dengan memastikan.
"Iya tentu." sambil tersenyum.
"Kakak sekolah di kampung lagi kan? Rindu kebersamaan kita!" hanya dijawab anggukan oleh Reni.
"Yuk masuk!" mereka tiba pukul 06.00, karena terlewat hingga ke kota makanya lambat tiba, seharusnya subuh sudah tiba di rumah.
"Bahagianya aku, ayah aku rindu ayah." salam sama ayahnya lalu dipeluk sayang.
"Kamu aman kan disini? Jadi anak pintar atau oon?" tanya ayah sekaligus bercanda.
"Aku pintar ayah." jawabnya malu². Setelah cukup bercengkrama, bersenda gurau lalu istirahat di kamar masing², laki²nya di ruang tamu digelarkan kasur.
***
"Sebentar lagi hari raya, sebelum itu saya ingin mengadakan acara buka puasa bersama, mama sudah setuju. Bagaimana Mb Wati setuju?" tanya bibi membuka percakapan serius, saat sore sedang berkumpul menunggu waktu berbuka puasa.
"Iya kalau saya sih terserah, kalau semua sepakat ya tidak masalah." jawab ibu lugas. Sedangkan yang memasak di dapur nenek dan Mb Tika, Reni juga bantu kupas bawang.
"Ok kalau sudah setuju, insya Allah lusa kita akan adakan buka puasa bersama disini nanti undang keluarga dan tetangga, karena butuh persiapan bahan dan Mb Wati sekeluarga juga butuh istirahat. Karena kalau besok sore mepet waktunya!"
"Emang mau buat acara besar²an ya de?" tanya ibu Wati.
"Mama bilang sewa tenda Mb, biar banyak yanh diundang, jangan sampai dalam rumah gak muat Mb."
"Ya sudah. Kabari saja keluarga yang lain, atau besok kalau saya jalan² sekalian dikabari."
"Boleh juga Mb, besok pagi sekalian jalan² dikabari, karena besok pagi saya belanja sama Tika. Kalau keluarga sudah dikabari sebelumnya tapi ya dikabari lagi kepastiannya." jelasnya.
"Iya. Gampang itu! Untuk tetangga bagaimana?"
"Itu urusan Mas Anto dan Mas Joy, Mb."
"Ya sudah atur saja bagaimana baiknya de." ujar ibu Wati, karena merasa lelah dari perjalanan jauh.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy reading ☆☆☆
Kasih nilainya dong buat karya thor para readers yang baik hati ♡