NovelToon NovelToon
Cintamu Ugal-ugalan

Cintamu Ugal-ugalan

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:20.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Gara, cowok dengan semangat ugal-ugalan, jatuh cinta mati pada Anya. Sayangnya, cintanya bertepuk sebelah tangan. Dengan segala cara konyol, mulai dari memanjat atap hingga menabrak tiang lampu, Gara berusaha mendapatkan hati pujaannya.

Tetapi setiap upayanya selalu berakhir dengan kegagalan yang kocak. Ketika saingan cintanya semakin kuat, Gara pun semakin nekat, bahkan terlibat dalam taruhan konyol.

Bagaimana kekocakan Gara dalam mengejar cinta dan menyingkirkan saingan cintanya? Akankah Gara mendapatkan pujaan hatinya? Saksikan kisah cinta ugal-ugalan yang penuh tawa, kejutan, dan kekonyolan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Persiapan Apel

Anya menatapnya, sedikit terkejut dengan nada serius Gara. “Apa itu, Gar?”

Gara menggaruk kepalanya, lalu tersenyum lebar. “Gue … gue suka lo, Anya. Dan … kayaknya lo udah bisa nebak dari semua kekonyolan gue. Gue ngelakuin semua itu buat lo. Karena gue nggak tau cara lain buat nunjukin perasaan gue.”

Anya terdiam, tersenyum kecil, menunggu Gara melanjutkan.

“Gue nggak tau cara romantis kayak di film-film,” lanjut Gara. “Tapi, gue janji kalo lo mau kasih gue kesempatan, gue bakal terus bikin lo ketawa, bikin lo bahagia. Jadi … gimana, Anya? Lo mau kasih cowok konyol ini kesempatan?”

Anya tertawa pelan, matanya berbinar. “Gara, lo emang konyol banget. Tapi, itu yang bikin gue seneng ada di dekat lo.”

Gara menatap Anya, berharap-harap cemas. “Jadi …?”

Anya tersenyum lebar. “Gue mau kasih lo kesempatan, Gar. Lo udah berhasil bikin gue bahagia selama ini.”

Mendengar jawaban itu, Gara melonjak dari tempat duduknya, hampir membuat Anya terkejut. “YES! GUE TAHU LO BAKAL SETUJU! YES! YES!” Ia mengepalkan tangannya di udara dengan mata yang berbinar.

Anya tertawa keras melihat reaksi Gara yang begitu bersemangat, dan malam itu berakhir dengan tawa serta kebahagiaan, di bawah langit malam penuh bintang, bersama boneka besar yang kini menjadi saksi momen cinta mereka.

***

Gara menghampiri Yoyok, Darto, dan Mas Jon di warung kopi, wajahnya berseri-seri, senyum tak henti-hentinya tersungging di bibir. Tanpa perlu berkata banyak, mereka sudah bisa menebak kabar baik yang ingin disampaikannya.

“Bro, akhirnya gue sama Anya jadian!” Gara mengumumkan dengan penuh semangat, membuat seluruh warung kecil itu seolah ikut bersorak.

Yoyok, dengan senyum lebar, langsung menepuk pundak Gara. “Mantap, Bro! Akhirnya usaha lo nggak sia-sia. Jadi juga pacaran sama anak kepala desa!”

Darto ikut tersenyum dan berkata, “Selamat, Gar. Perjuangan lo emang beda. Sekarang Anya jadi milik lo sepenuhnya.”

Mas Jon juga tersenyum bijak, sambil mengisi kembali gelas kopi mereka. “Nah, Gara. Dulu sering ngeluh tiap kali gagal bikin Anya tertawa, sekarang kamu bisa bikin dia ketawa setiap hari. Jangan disia-siain, ya!”

Mereka semua mengangkat gelas kopi masing-masing, memberikan toast kecil-kecilan untuk merayakan momen bahagia Gara.

***

Malam minggu akhirnya tiba, dan Gara tak main-main dengan persiapannya kali ini. Mengingat pengalaman sebelumnya saat ia asal membawa bunga dan malah memberikan bunga kamboja yang sering diasosiasikan dengan hal-hal mistis, Gara kini jauh lebih berhati-hati.

Dengan semangat dan tekad yang membara, ia terlebih dulu mencari tahu bunga apa yang paling cocok untuk kekasihnya, Anya. Setelah mempertimbangkan berbagai pilihan, ia memutuskan untuk membeli buket bunga mawar putih dan merah muda yang melambangkan ketulusan dan cinta yang lembut, sempurna untuk Anya.

Di depan kios bunga yang dipenuhi aroma segar dan warna-warni bunga, Gara berdiri melihat bunga-bunga yang ada di kios itu.

Penjual bunga, seorang ibu paruh baya dengan senyum hangat, memperhatikannya dari balik meja. “Cari bunga untuk siapa, Nak? Spesial, ya?”

Gara: menghela napas, agak grogi “Iya, Bu ... buat pacar. Kemarin saya pernah kasih bunga ... ternyata malah bikin dia takut.”

Penjual Bunga: tertawa kecil “Oh, begitu? Memangnya bunga apa yang kamu pilih?”

Gara: mengernyit mengingat. “Kemarin kios bunga udah pada tutup, jadi saya minta bunga sama tetangga. Ada bunga mawar, melati dan kenanga, terus karena saya merasa masih kurang, akhirnya ngambil bunga Kamboja di kuburan ...” ucapnya cengengesan mengingat kekonyolannya.

Penjual Bunga: kaget, lalu tertawa keras “Waduh, Nak! Rangkaian bunga seperti itu biasanya untuk orang yang meninggal. Pantes aja pacar kamu takut.”

Gara: cengengesan “Iya, ya ... makanya kali ini saya mau cari yang lebih tepat, Bu. Yang bisa bikin dia senang dan terkesan.”

Penjual bunga pun tersenyum, lalu mulai memilih beberapa tangkai dari berbagai jenis bunga. “Coba bunga mawar merah. Ini klasik tapi nggak pernah salah. Mawar merah melambangkan cinta sejati.”

"Saya ingin mawar putih dan merah muda saja, Bu . Setahu saya, kedua bunga itu melambangkan ketulusan dan cinta yang lembut." sahut Gara yang sudah mencari tahu sebelumnya.

Penjual bunga tersenyum. "Oh, iya, bagus itu. Kebetulan ibu punya beberapa tangkai."

Gara tersenyum senang, namun sesaat kemudian mengernyit. "Tapi ... apa ada tambahan biar lebih spesial, Bu? Biar beda.”

Penjual Bunga tersenyum. “Boleh, Nak! Saya tambahin baby’s breath dan daun hijau ini biar terkesan lebih manis dan elegan.”

Gara: mengangguk puas. “Wah, boleh banget, Bu. Pokoknya saya mau buket yang bisa bikin dia senyum dari awal sampai akhir.”

Penjual bunga menyusun buket dengan telaten, menambahkan pita merah dan selembar kartu kecil.

Sambil menyerahkan buket, penjual bunga berkata, “Ini, Nak. Bawa dengan hati-hati, ya. Jangan sampai salah lagi.”

Gara: tersenyum lebar, memegang buket dengan hati-hati “Makasih banyak, Bu! Kalau kali ini berhasil, saya balik lagi ke sini. Doain, ya!”

Penjual bunga tertawa, mengantar kepergian Gara yang melangkah penuh semangat, yakin buketnya kali ini akan membawa keberuntungan.

Setelah bunga ada di tangan, Gara pun berdiri di depan cermin, memastikan dirinya tampil sekeren mungkin. Dengan kemeja yang disetrika rapi dan aroma parfum yang pas, ia tersenyum puas. “Oke, Gar. Kali ini nggak boleh ada yang salah,” gumamnya pada dirinya sendiri.

Dengan penuh percaya diri, ia pun berangkat menuju rumah Anya, siap memukau pujaan hatinya yang telah lama ia kejar.

Gara benar-benar all out malam ini. Setelah memastikan buket bunga mawar di tangannya sudah tepat, ia beralih untuk menuntaskan "misi calon mertua" dengan membeli martabak manis dan martabak telor. Tidak ketinggalan, ia juga memesan jus alpukat dari gerobak di sebelah tukang martabak, berharap bisa lebih mencuri hati orang tua Anya.

Dengan helm gas melon yang ikonik di kepalanya, ya, hanya Gara yang bisa tampil percaya diri dengan helm seperti itu, ia tetap berhasil mencuri perhatian. Orang-orang di sekitar gerobak martabak mulai melirik ke arahnya dengan penuh penasaran, bahkan terkesima. Mungkin karena buket bunga yang dipegangnya tampak kontras dengan helm gas melon dan gayanya yang santai. Beberapa yang menahan tawa malah mulai berbisik satu sama lain, tertarik dengan pemandangan unik nan romantis ini.

Gara hanya menyeringai santai, menunggu martabak dan jus selesai dibuat. Dalam hati, ia berkata, "Apapun demi calon mertua. Helm gas melon? Nggak masalah!"

Di tengah keramaian, Gara berdiri santai dengan helm gas melon dan buket bunga di tangan. Orang-orang yang sedang mengantri tak bisa menahan diri untuk tak memperhatikan.

Pria berkemeja berbisik ke teman sebelahnya “Eh, lihat tuh. Buket bunga besar, helm gas melon, terus beli martabak. Ini pasti spesial buat ceweknya!”

Pria yang memakai kaus tertawa pelan “Iya, gayanya nyentrik banget, tapi kok romantis ya?”

Penjual Martabak menyerahkan martabak ke Gara. “Ini, Bang, martabak telor sama manisnya udah. Buat siapa nih, spesial banget bawa bunga segala?” tanyanya iseng.

Gara mengangguk penuh percaya diri. “Buat calon mertua, Bang. Harus kasih kesan dari awal, biar tahu kalau saya serius!”

Penjual Mrtabak terkesan. Sedangkan penjual jus alpukat tersenyum. “Wah, mantap! Kalau gitu yang alpukatnya juga saya tambahin gula dikit biar lebih enak. Calon mantu idaman, nih.” celetuknya.

Gara tertawa “Makasih, Bang! Wah, kalau begini, semoga nanti dilihat calon mertua, langsung luluh hati mereka!”

Pria berkemeja ikut nimbrung sambil mengacungkan jempol “Good luck, Bro! Helmnya jangan lupa dilepas nanti kalau ketemu calon mertua. Biar nggak dikira tukang ledeng.”

Gara tertawa ngakak “Bener juga, ya. Saya bawa buket bunga, tapi helm gas melon nggak match banget. Tapi begini malah jadi ciri khas!”

Pria yang memakai kaus tertawa kecil “Romantis tapi absurd, Bro! Cewek lo bakal ketawa sekaligus terharu, nih.”

Gara menyeringai bangga. “Justru itu niatnya, bikin ketawa terus luluh. Percaya deh, helm gas melon ini pembawa hoki!”

Setelah semua pesanan beres, Gara mengangguk penuh keyakinan, siap bertemu Anya. Helm gas melon masih bertengger di kepala, dan dengan si ugal, motor bebek kesayangannya, ia pergi meninggalkan para pembeli yang masih senyum-senyum melihat "calon mantu idaman" itu berlalu.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
phity
waa the end aja semoga ad part to anya dan gara. aku suka vritanya meskipun lambat bca soalny sibuk bgt akhir2 ini
phity
awalnya hnya tawa ringan tp lama2 tawa ku jd besar...gara bisa aja ya tp sukses buat meluluhkan hati mertua wkwkwk jd ingat dlu pernah temani teman apel ke rmh pacar sy yg tegang krn ortunya cuek bebek gk ad keramahan sma skali smpe aku bisikin buat pamitan lbh baik pulng
Farida@Hidayu🇵🇸
wah dah habis...
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Terima kasih untuk kisah jenaka yg walaupun pendek tapi sangat menghibur. banyak juga pesan moral yg bisa diambil. keren!
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ: sama-sama kakak 🤗😘
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 2 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
serius tapi santai. pendek banget.
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
orang tua gara tak pandang harta. yg penting anaknya bahagia. 👍👍👍👍👍👍
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
selamat gara. tetap ingat, jadi diri sendiri ya
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
gara mau nembak anya?
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
menjadi diri sendiri & seharusnya anya pilih gara
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
gara jago basket juga ternyata ya
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ketimbang spagetti mending mi tiaw, enaak... 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
belum tentu juga anya bakal suka dengan menang
Siti Jumiati
ceritanya kocak bisa membuat orang terhibur, ceritanya juga menarik gk bikin orang bosen malah ingin terus baca dan baca,selalu bikin penasaran dengan kelanjutan ceritanya, terimakasih kak Nana semangat terus untuk berkarya,semoga sehat selalu dan diberikan kelancaran dalam segala hal. Aamiin...🤲
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Makasih, kak 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kapan gara nembak gara?
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
apa yang akan dion lakukan?
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
hayooo, gara bakal bilang apa ini ke dion?
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
apalagi yang terjadi?
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
gara, ide Yoyok bakal buat kamu konyol
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Yoyok kena karma... 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
saran Darto paling waras lhoo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!