Cantika Shanum Irawan anak kedua dari pak Irawan harus menerima takdirnya dinikahkan ayahnya dengan seorang pria yang belum pernah dia temui.
Apakah rumah tangganya akan bahagia atau berakhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 2
Sampai di Surabaya Shanum langsung pergi ke rumah sakit untuk menemui pak irawan,di dalam ruangan Shanum langsung memeluk pak Irawan sambil menangis.
"Sudah dek ayah udah mendingan,adek jangan menangis lagi"Ucap pak Irawan.
"Ayah sakit apa?"Tanya Shanum.
"Cuma kecapean dek"Jawab pak Irawan.
"Adek pulang aja dulu ya,adek pasti capek Baru sampai"pinta pak Irawan.
"Nggak yah aku disini aja sama ayah"Tolak Shanum.
"Kalau begitu Abang yang pulang ya,kasihan mba kamu sama Zidan sendirian di rumah"Pinta Agus.
"Iya bang biar aku yang jagain ayah"Kata Shanum.
Beberapa saat kemudian Shanum mengedarkan matanya mencari seseorang dan itu disadari oleh pak Irawan.
"Kamu mencari suami kamu dek?"Tanya pak Irawan.
"Nggak kok yah"Jawab Shanum.
"Suamimu sudah pergi dari tadi dia pergi keluar negeri untuk mengurus bisnisnya,dia pergi lama makanya ayah meminta dia untuk menikahi mu sekarang,maafkan ayah memaksamu untuk menikah tapi percayalah suatu saat pasti adek akan berterimakasih pada ayah"jelas pak Irawan sendu.
"Ayah nggak usah banyak bicara adek nggak apa-apa kok,adek sudah ikhlas asal ayah sembuh dan cepat sehat"Kata Shanum menenangkan ayahnya.
"Makasih dek"Kata pak Irawan"Sekarang ayah tenang sudah ada yang menjaga adek".
"Sekarang ayah istirahat saja biar cepat sembuh"Perintah Shanum sambil membenarkan selimut ayahnya.
...****************...
Sudah tiga hari pak Irawan dirawat dirumah sakit hari ini sudah diperbolehkan pulang selama itu pula Shanum belum tahu wajah suaminya jangankan wajah,namanya saja Shanum enggan bertanya kepada ayah atau Abangnya.
Bagi Shanum itu jauh lebih bagus karena dia belum siap untuk bertemu dengan suami misteriusnya.
"Kapan adek kembali ke jakarta?"Tanya pak Irawan.
"Kalau ayah sudah sehat betul"Jawab Shanum.
"Ayah sudah sehat dek,kalau adek mau kembali ke jakarta nggak apa-apa".
"Nggak apa-apa yah,lagian kuliah adek sudah selesai tinggal magang aja".
"Ya sudah kalau begitu".
Malam harinya Shanum duduk sendiri di balkon kamarnya sambil memandang indahnya langit alam itu.
"Dek"Panggil Agus sambil memegang pundak Shanum.
"Ada apa bang?"Tanya Shanum masih pada posisi yang sama.
"Kalau adek mau menolak pernikahan ini Abang akan bantu,Abang nggak tega lihat adek menderita"Tawar Agus sambil duduk di sebelah Shanum.
"Sama aja itu membuat ayah sedih bang itu jauh lebih sedih lagi, kelihatannya ayah sangat bahagia dengan pernikahan ini".
"Tapi balik lagi adek yang akan menjalankan pernikahan ini,adek berhak memutuskan yang terbaik untuk adek".
"Aku sudah putuskan bang mau bagai mana wajah suamiku dan seperti apa orangnya aku akan terima tapi aku minta waktu bang"Kata Shanum.
"Walaupun suamimu itu udah tua perutnya buncit gendut"Goda Agus.
Shanum tidak langsung menjawab dia malah melamun mencerna ucapan abangnya.
"Udah nggak usah dipikirin,sana masuk kamar ini udah Malam dingin entar masuk angin"Suruh Agus.
"Belum ngantuk bang"Tolak Shanum.
"Ya udah Abang tinggal dulu,nih ada titipan dari suamimu"Kata Agus sambil memberikan sebuah kotak merah pada Shanum.
Shanum menerima kotak itu setelah Agus pergi Shanum membuka kotak itu ternyata isinya sebuah kalung yang ada cincinnya.
Didalam kotak itu juga ada sebuah kertas,Shanum membuka dan membacanya.
"Tadinya aku mau memberikan cuma cincin saja tapi dipikir-pikir kamu pasti belum siap untuk memakainya di jarimu makanya aku kasih kalung juga,Pakailah selalu kalung ini jangan pernah melepasnya suatu saat kalau kamu sudah menerima aku,aku yang akan memakaikannya dijari manismu sendiri.
Dari suamimu
N".
Begitulah isi dalam kertas tersebut Shanum memandangi cincin itu,dia mengakui cincin itu sangat indah persis seperti apa yang jadi impiannya dari dulu cincin itu juga ada ukiran huruf S nya.
Sedangkan di seberang jauh di sana seorang pria sedang berdiri didepan jendela sambil memegang kalung yang sama dengan Shanum.
"Pasti malam ini kamu sudah memakai kalung ini juga semoga kau mau memakainya"Gumam pria itu.