Menikah dengan tukang ojek membuat kakak iparku selalu membencinya, bahkan dia mempengaruhi kakak ku yang selalu melindungi ku kini membenciku dan suamiku. begitu juga kakak laki-lakiku.
namun semua akan terkejut atau tidak ketika mereka tau siapa suamiku?. simak ceritanya di DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
"Sayang, mas pergi dulu ya? kamu baik-baik di rumah, kalau mau ke mana-mana minta diantar sopir jangan pergi sendiri." Ucap Arkan mewanti-wanti istrinya.
"Iya mas." Jawab Senja, kemudian Dia mencium punggung tangan suaminya.
Arkan juga mencium kening Senja dengan lembut.
Setelah itu setelah itu Arkan masuk kedalam mobil, keduanya saling melambaikan tangan.
Setelah mobil Arkan tidak terlihat lagi, Senja kemudian masuk kedalam rumah, dan langsung ke dapur untuk membuat nasi goreng seafood.
Bik Inah yang melihat Nona mudanya di dapur,Dia langsung bertanya.
"Apa ada yang Nona butuhkan?" Tanya bik Inah ke pada Nona muda nya.
"Eh,Bibi, Tidak Bik, aku hanya ingin membuat nasi goreng seafood." Jawab Senja sambil melihat bahan yang di butuh kan nya.
"Biar Bibi aja yang buat kan, Nona tunggu saja di meja makan!" Ucap Bik Inah tidak membiarkan Nona nya memasak.
"Tidak usah bik, biar aku sendiri yang membuat nya." Jawab Senja menolak tawaran Bik Inah.
"Jangan Non, Non tidak boleh memasak, nanti kalau ketahuan tuan Arkan Bibi yang kena marah sama tuan Arkan." Bik Inah tidak mau nanti kalau ketahuan Arkan, dia bakal kena marah.
"Tidak Bik, mas Arkan tidak akan tau kalau Bibi tidak memberi tau nya." Kilah Senja tetap pada pendirian nya.
Bik Inah menghela nafas nya, dia tau kalau Nona mudanya keras kepala, tapi dia senang Karena Nona muda nya begitu baik dan tidak banyak tingkah.
"Tuan muda Arkan sangat beruntung memiliki istri seperti Nona Senja, baik, lembut, pengertian, sopan dan tidak banyak tingkah." Gumam bik Inah dalam hatinya.
"Apa Bibi mau? biar aku buat sekalian?" tanya Senja menawarkan nasi goreng seafood ke pada Bik Inah.
"Memang boleh Non?" tanya Bik Inah merasa sungkan," karena tidak mungkin kalau majikan yang memasak untuk nya.
"Tentu saja boleh Bik, memang siapa yang larang?" tanya Senja pada Bik Inah.
Bik Inah menggeleng kepalanya, dalam hati dia sangat bersyukur memiliki majikan sebaik Senja.
"Terimakasih ya Allah engkau telah mengirim kan seorang majikan yang sangat baik dan perhatian pada kami." Doa Bik Inah dalam hatinya.
Sementara di Perusahaan Argantara Group Nampak dua orang lelaki tampan dan gagah berjalan memasuki lif yang akan membawa dirinya keruangan CEO. Mereka berdua tidak lain adalah Arkan dan asisten nya Ferdy.
Terlihat semua karyawan menunduk memberi hormat kepada Bos mereka yang dingin dan berwibawa itu.
"Selamat pagi Tuan. Ucap semua karyawan memberi hormat pada atasan sang pemilik perusahan tempat mereka mengais rezeki.
Arkan tidak menjawab, lelaki tampan itu hanya mengangguk kepala nya saja, Arkan kalau di kantor dia tidak arogan, tapi dia terkesan dingin dan tegas. Sangat berbanding terbalik kalau sedang bersama isterinya dan keluarga istrinya, Arkan terlihat sangat hangat dan perhatian.
Saat keluar dari lift Arkan ber papasan dengan Arsen ya itu Kakak ipar nya.
"Selamat pagi tuan." Sapa Arsen menunduk kepala.
Arsen tau diri, biar Arkan adik iparnya, tapi kalau di kantor Arkan tetap atasannya, jadi dia harus menghormati atasannya itu.
"Kak Arsen, kamu sudah masuk kerja?" tanya Arkan pada Arsen Kakak dari istri nya itu.
"Iya tuan, saya sudah selesai dengan masalah keluarga saya." Jawab arsen.
"Kak tidak usah bicara formal, bicara lah seperti di rumah." Ucap Arkan ,Biar bagai manapun Arsen tetap lah Kakak ipar nya yang harus dia hormati juga.
"Mana boleh seperti itu, kamu adalah bos ku, dan ini masih di kantor bukan di rumah." Jawab Arsen memberi alasan sedikit mengubah panggilannya.
"Iya aku tau, tapi ini bukan di di depan karyawan jadi tidak usah formal begitu." timpal Arkan lagi.
Lain halnya kalau di depan karyawan cukup panggil pak aja. Arkan tidak mau Kakak ipar nya memanggil nya tuan kalau begitu sama halnya dia merendahkan Kakak dari istrinya itu.
"Iya, baik lah kalau kamu maunya begitu."Jawab Arsen.
"Oh ya, bagai mana Keadaan Papa, terus siapa yang jaga Papa?" tanya Arkan lagi.
"Papa sudah baik-baik saja, dan kata doktor sore nanti sudah boleh pulang." Jawab Arsen menjelaskan seperti yang di katakan dokter tadi malam.
"Biar nanti aku aja yang jemput Papa sehabis aku dari kantor." Ucap Arkan.
"Iya nanti aku juga akan kesana, karena Desi juga masih di sana menjaga Papa bersama Mama." timpal Arsen.
"Ya udah kalau begitu aku keruangan ku dulu." pamit Arkan.
"Iya aku juga mau keruangan ku." Jawab Arsen.
Setelah itu Arkan langsung berjalan ke ruangan nya di ikuti oleh Ferdy yang sejak tadi diam di belakang Arkan menyaksikan ke dua orang itu berinteraksi.
Di tempat lain yaitu di rumah Sakit tempat pak Handoko di rawat.
"Ma, aku ke kantin dulu ya, aku mau cari sarapan buat kita, Mama dan Papa mau sarapan apa biar Desi belikan?" tanya Desi pada kedua mertua nya.
Desi dengan Mama Ratih memang akrab, Mereka terlihat seperti Anak dan Ibu,tidak terlihat seperti mertua dan menantu. Desi mempunya hati yang lembut dan juga perhatian. Sangat jauh berbeda dengan Firman suami nya Amira, yang sekarang sudah menjadi mantan suami.
"Mama apa aja boleh, tapi untuk Papa kamu belikan bubur aja." Jawab Mama Ratih, dia tidak memilih-milih makanan.
"Iya Ma, Desi pergi dulu ya," ucap Desi pada Mama mertua nya.
"Iya Nak." Jawab Mama Ratih singkat.
Setelah Desi pergi, Pak Handoko bangkit dan turun dari ranjang rawat dirinya, paruh baya itu ingin ke kamar mandi. Mama Ratih yang melihat suaminya turun dari ranjang dia langsung mendekat dan bertanya.
"Papa mau ke mana?" tanya Mama Ratih pada Pak Handoko.
"Aku mau ke kamar mandi, sudah kebelet." Jawab Pak Handoko meraih tiang gantungan air infus untuk dia bawa serta bersamanya.
"Apa perlu Mama bantu Pa?" tanya Mama Ratih pada suaminya.
"Tidak usah Ma, Papa bisa sendiri." Jawab Pak Handoko yang memang bisa sendiri.
Kemudian dia pun masuk ke kamar mandi.
"Pak Darto..Pak.., Panggil Senja pada Pak Darto sopir pribadi nya.
"Iya Nona ada apa?" tanya Pak Darto pada majikan nya itu.
"Pak sebentar lagi tolong antarkan aku ke mall ya!" titah Senja pada sopir pribadi nya.
"Iya Nona." Jawab Pak Darto mengangguk.
Di sisi lain Amira yang sengaja minta cuti dari kerjaannya satu hari dengan alasan kurang enak badan, padahal dia hanya tidak mood untuk bekerja,tubuh nya mau bermalas -malasan, dia pikir dengan cuti kerja bisa mengistirahatkan tubuh serta menenangkan pikiran nya yang lagi sangat kacau.
Namun di rumah dia sangat merasa bosan karena hanya ada seorang diri. Akhirnya wanita cantik yang sudah menjadi janda beberapa hari ini memutuskan untuk pergi jalan-jalan. Mungkin dengan pergi jalan-jalan pikiran nya akan sedikit lebih tenang, pikirnya.
Setelah bersiap-siap, Amira terdiam sesaat.
Karena dia bingung mau pergi kemana.
"Aku pergi kemana ya?" Gumamnya dalam hati bertanya pada diri sendiri.
"Mungkin kalau pergi shoping akan lebih tenang." Gumam nya lagi. Akhirnya dia pergi shoping atau sekedar jalan-jalan saja ke mall untuk menghilangkan suntuk.
Bersambung.