Bagaimana jadinya,jika Arnold si lelaki populer tiba-tiba memiliki kekuatan pembaca pikiran.
Terlebih lagi,dia belum mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan dia menyembunyikan kekuatannya seorang diri.
"Jika aku memiliki kekuatan seperti ini,berarti aku salah satu orang yang beruntung mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aries, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 23
"Aku tidak suka kau yang hanya diam saja"ucap Arnold membuka suaranya.
"Lantas,aku harus bagaimana?"tanya Sasa heran.
"Kenapa kau mau berteman dengan Rosa?"tanya Arnold heran.
"Karena dia yang ingin berteman denganku"balas Sasa memalingkan wajahnya.
"Aku mau kau menjauhi Rosa"putus Arnold.
"Kenapa?"tanya Sasa menatap ke arah Arnold.
"Karena dia tidak baik,aku takut kau tersakiti olehnya."
"Kau terlalu berlebihan,mungkin dia hanya penasaran dengan hubungan kita"ucap Sasa tidak ingin ambil pusing.
"Kau terlalu polos,aku bisa membaca karakter seseorang Sa."
"Wah,benarkah? Ternyata,kau sehebat itu"ucap Sasa antusias.
Namun Arnold merasa tersindir dengan ucapan Sasa,dia memilih diam saat ini dan tidak ingin berdebat sama sekali.
"Bagaimana dengan hubungan kita?"tanya Sasa tiba-tiba.
Arnold menatap Sasa sekilas,karena tumben Sasa mau bertanya tentang hubungan mereka saat ini.
"Kau maunya seperti apa? Bukankah,kita sudah menjadi sepasang kekasih untuk saat ini."
Sasa terdiam mendengar ucapan Arnold,dia memalingkan wajahnya ke luar jendela dan merasa pipinya memerah mendengarkan kata sepasang kekasih dari mulut Arnold.
"Aku tidak suka dengan sekretaris mu itu"ucap Sasa tiba-tiba.
"Kenapa? Kau cemburu dengannya? Dia hanya sekedar bawahanku saja."
"Dia sepertinya benci terhadapku"ucap Sasa mengingat tatapan tajam sekretaris Arnold terhadapnya.
"Kau tenang saja,aku sudah memecatnya tadi."
Sasa sontak terkejut mendengar ucapan Arnold,dia menatap Arnold horor dan semudah itu langsung memecat karyawannya sendiri.
"Apa kau serius? Semudah itu kau memecatnya dan apa kesalahannya?"tanya Sasa dengan penuh penasaran.
"Aku tidak suka dengan pekerja yang tidak kompeten seperti dia"kata Arnold singkat.
"tidak kompeten? Bukankah,dia cukup profesional saat bekerja dengan Arnold kemarin.Apa terjadi sesuatu di perusahaan Arnold?"pikir Sasa saat ini.
Arnold mendengar pikiran Sasa,dia menghela nafasnya kasar dan tidak ingin membahas soal Sintia saat ini.
Mereka sampai di rumah Arnold,Sasa keluar dari mobil Arnold dan merasa begitu lelah.Arnold menatap Sasa yang akan pulang,dia menghela nafasnya dengan kasar.
"Kau mau pergi kemana?"
"Pulang"balas Sasa dengan polos.
"Kita saja belum bicara,kau malah menganggap aku seperti supir pribadimu saja"ujar Arnold dingin.
"Maaf"ucap Sasa tidak enak.
"Sial,dia yang mau menjemput aku.Kenapa aku jadi di marahin seperti ini,Arnold membuatku serba salah saja"pikir Sasa.
Keduanya masuk ke dalam rumah Arnold,Arnold berjalan menuju dapur dan mengambil dua kaleng jus untuk dirinya bersama Sasa.
Arnold menatap Sasa yang sedang melihat foto masa kecilnya,dia langsung memeluk tubuh Sasa dari belakang dan menaruh dagunya di atas bahu Sasa.
"Kau membuatku kaget saja"ucap Sasa.
Sasa merasa tidak nyaman saat ini,apalagi ketika Arnold memeluknya dan merasa mereka begitu dekat.
"Aku merindukan kamu"ucap Arnold memejamkan kedua matanya.
Sasa hanya diam mendengar ucapan Arnold,dia tidak tahu harus berkata seperti apa saat ini dan menunggu kelanjutan Arnold untuk berbicara.
"Sasa"panggil Arnold.
"Kenapa?"tanya Sasa heran.
"Aku mencintai kamu"ucap Arnold di telinga Sasa.
"Aku tau."Balas Sasa,karena mereka kini saling mencintai satu sama lain.
"Aku suka dengan aroma vanila di tubuhmu"kata Arnold mengendus bau di tubuh Sasa.
"Geli"ucap Sasa.
Jemari Arnold naik,dia memasukkan jemarinya ke dalam balik tang top milik Sasa dan menangkup buah dada Sasa.
apalagi Sasa hanya memakai tang top dan di tutupi jaket,kemudian memakai rok levis mini yang membuat dirinya melihat Sasa semakin tergoda.
"Arnold"panggil Sasa gugup.
"Stt"desis Arnold saat ini.
Sasa bersandar di dada Arnold,dia merasa tubuhnya seperti tersengat listrik akibat tindakan Arnold dan dia menatap wajah Arnold yang kini hanya memejamkan matanya saja.
Permainan Arnold di choco chip miliknya,membuat dia merasakan aliran panas di tubuhnya dan Sasa menggigit bibir bawahnya perlahan.
Dia merasa tidak karuan saat ini,apalagi permainan Arnold membuat tubuhnya tidak menerima penolakan sama sekali dan benar-benar menikmatinya.
"Aku tidak bisa menahan diri lagi,rasanya aku ingin mengeluarkan suara aneh itu lagi"pikir Sasa tidak karuan.
Arnold mendengarkan pikiran Sasa,dia menghentikan tindakannya dan jemarinya mulai turun ke paha Sasa.
Dia menyentuh paha Sasa dengan lembut,kemudian menyingkap rok Sasa ke atas secara perlahan.
Sasa merasakan dadanya naik turun,dia merasa tubuhnya begitu merinding dengan tindakan sang kekasihnya dan kini dia melotot seketika.
"Sial"batinnya gugup.
Sasa merasa panik sendiri,dia merasa membeku di tempat dan merasakan jemari Arnold yang menekan inti sensitifnya.
Sasa merasakan titik sensitifnya berkedut,dia mendesis tanpa sadar dan merasakan gejolak di tubuhnya semakin membara.
"Buka lebar kaki kamu"perintah Arnold dengan serak.
"Jangan seperti ini Arnold,apa yang kau lakukan?"tanya Sasa dengan nada begitu panik.
"Aku hanya ingin mendengar suara lenguhan mu itu,aku hanya rindu mendengarnya"ucap Arnold tanpa pikir panjang.
"Argh,Arnold"panggil Sasa,ketika Arnold menekan inti kewanitaannya.
Kemudian Sasa merasa tubuhnya meminta lebih saat ini,dia memegang lengan Arnold dengan perasaan tidak karuan.
"Rasanya sangat luar biasa,aku ingin jemari Arnold berada di dalam tubuhku"pikir Sasa.
Sasa merasa gila saat ini,dia merasa Arnold benar-benar mempermainkan dirinya.Arnold menghentikan tindakannya,dia mengecup leher Sasa dari belakang dan memeluk Sasa kembali.
"Kau menyukainya?"tanya Arnold dengan serak.
Sasa berbalik ke arah Arnold,dia menatap Arnold yang kini terlihat sayu dan dia memasang wajah cemberut di hadapan Arnold.
"Apa yang ingin kau katakan terhadapku?"tanya Sasa serius.
"Yasudah,ayo duduk di sofa"ajak Arnold yang langsung duduk di sofa.
Sasa mengikuti Arnold yang duduk di sofa dan dia membuka kaleng jus,tenggorokannya begitu haus saat ini.
"Apa kau siap bertemu orang tuaku?"tanya Arnold hati-hati.
Sasa langsung menatap ke arah Arnold,dia tersenyum dan mengangguk setuju dengan ajakan Arnold.
"Apa kau berniat serius dan ingin melamar diriku?"tanya Sasa penuh harap.
"Kau ingin aku melamar dirimu secepatnya?'
Sasa mengangguk bersemangat,karena dia tidak ingin membuang waktunya dalam berpacaran.
"Baiklah,aku akan membicarakannya nanti."
"Kapan kita pergi ke sana?"
"Apa kau tidak keberatan,jika aku mengajak kamu sekarang juga untuk pergi?"
"Baiklah,aku akan menyiapkan keperluanku dulu"kata Sasa bersemangat.
"Yasudah,kau pulang dan bersiaplah"kata Arnold mengusap kepala Sasa dengan lembut.
Sasa langsung mencium pipi Arnold sekilas,dia langsung pergi dari hadapan Arnold dan bergegas pulang untuk menyiapkan keperluannya selama di desa nanti.