Sequel dari Pesona Setelah Menjadi Janda
(Mohon untuk membaca novel sebelum nya agar kalian tidak bingung)
***
Arra yang kini berusia 18 tahun, baru saja memasuki dunia perkuliahan. Banyak hal yang berubah dalam diri gadis itu. Namun hanya satu hal yang tidak berubah, yaitu sebagai pacar dari Leo Rexander.
Meski tidak pernah di akui oleh Arra, Leo selalu kekeh mengenai hubungan mereka. Sehingga tidak sedikit orang yang mengira jika Leo hanya lah seorang pembual. Dan hal tersebut membuat beberapa laki-laki berusaha mendekati Arra.
Mau tau bagaimana keseruan Arra dan Leo menjalani kehidupan mereka? Tetap beri dukungan kalian agar author semangat untuk update setiap hari 🤗
Happy reading guys ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saras Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengakuan Yang Mengejutkan
"Gue langsung balik, tapi nanti malam gue jemput. Kita makan di luar." ucap Leo seraya menerima helm yang diserahkan Arra kepada nya.
"Makan dimana? Kenapa nggak makan dirumah aja?"
"Sesekali. Ya udah gue langsung balik, lo istirahat. Jangan kebanyakan nonton drama." Leo kembali menyalakan mesin motornya.
Arra mengangguk.
"Bye."
Leo menutup kaca helm nya, lalu melajukan motor kesayangan nya itu meninggalkan rumah Arra.
Arra masih berdiri di tempat nya hingga Leo tidak lagi terlihat setelah melewati gerbang rumah nya. Saat akan masuk ke dalam rumah, suara klakson mobil menghentikan langkah Arra.
Dia memperhatikan mobil sport berwarna hitam yang baru saja berhenti di depan rumah nya. Arra tidak mengenali mobil itu, karena baru kali ini dia melihatnya.
Pintu mobil terbuka. Arra semakin penasaran, namun saat seseorang keluar mata Arra terbelalak lebar.
"Brandon?" seru Arra pada laki-laki yang baru saja keliar dari mobilnya.
Laki-laki itu tersenyum. Lalu menutup pintu mobilnya dan menghampiri Arra. Tanpa rasa canggung, pemuda yang memiliki poatur tubuh tinggi itu menarik Arra kedalam pelukan nya.
"Apa kabar? Hm?"
Arra membalas pelukan laki-laki itu dengan perasaan bahagia.
"Aku baik. Kamu kapan balik dari Australia?"
laki-laki itu mengurai pelukan nya, lalu mengusap lembut kepala Arra.
"Baru kemarin. Lo baru pulang kuliah?"
Arra mengangguk. Dia merasa senang melihat saudara sepupu nya ini sudah kembali dari Australia. Mereka sempat satu sekolah saat SMP. Namun ketika SMA, pemuda yang lebih tua satu tahun dari nya itu, ikut kedua orangtua nya pindah ke Australia.
"Ayo masuk, oma sama mommy pasti senang lihat kamu disini." Arra menarik tangan Brandon agar masuk ke dalam rumah.
"Oma.... Mommy...." teriak Arra saat tiba di ruang keluarga.
"Nggak usah teriak-teriak kayak gitu, siapa tau oma sama tante lagi tidur." tegur Brandon yang sudah mendudukan diri nya di sofa.
Arra ikut duduk di samping Brandon.
"Kamu balik tinggal disini lagi?" tanya Arra dengan antusias.
Brandon tersenyum, sejak dulu dia selalu suka saat melihat ekspresi adik sepupu nya itu yang selalu terlihat menggemaskan.
"Iya. Gue mau kuliah disini aja. Nggak mampu otak gue kalau masuk universitas disana." jawab Brandon seraya terkekeh.
Arra tertawa, dia memang tau bagaimana kemampuan sepupunya itu dalam mencerna pelajaran. Sangat sulit, dan selalu mendapatkan remedial di setiap ujian.
"Lagian kamu juga nggak berubah, harusnya makin giat belajar." ucap Arra.
"Gue nggak belajar juga udah jadi penerus perusahaan papa, jadi aman lah." ujar Brandon dengan sombong.
Arra memutar bola mata nya. Jika sudah dalam mode sombong, maka Brandon akan sangat menyebalkan.
"Brandon."
Arra dan Brandon menoleh bersamaan saat mendengar suara yang sangat lembut dari belakang mereka.
"Tante." Brandon langsung berdiri dan menghampiri Alyssa yang baru saja keluar dari lift.
Brandon memeluk Alyssa. Dia cukup akrab dengan istri dari paman nya tersebut. Mereka sempat beberapa kali bertemu dan juga berbincang, dan tidak ada kecanggungan diantara mereka.
"Ya ampun, kok tante nggak tau kamu udah balik?" Alyssa juga membalas pelukan dari keponakan suami nya itu.
"Aku baru balik tadi malam, tan. Jadi memang belum ngabarin siapapun. Tante gimana kabarnya?" tanya Brandon yang sudah mengurai pelukan nya.
"Tante baik. Kamu juga pasti baik kan? Tubuh kamu jauh lebih besar dari terakhir kita ketemu. Kamu hampir mirip sama om kamu." ucap Alyssa yang memperhatikan penampilan Brandon.
Brandon hanya tertawa kecil, lalu mengajak Alyssa untuk duduk bersama di sofa.
"Oma kemana?" tanya Brandon yang melihat ke sekeliling rumah.
"Oma lagi ada arisan. Mungkin dua jam lagi baru pulang."
Brandon menganggukan kepala nya. Lalu ia menanyakan tentang si kembar yang saat ini sedang tidur siang.
"Mom, Arra nanti malam ijin keluar ya sama Leo."
Alyssa dan Brandon serempak menatap kearah gadis itu.
"Mau kemana kak?" tanya Alyssa.
"Leo ngajak makan di luar mom."
"Boleh. Yang penting jangan pulang terlalu malam. Jam 9 harus sudah kembali kerumah."
Arra mengangguk, "iya mom."
"Siapa Leo?" tanya Brandon dengan raut wajah kebingungan.
"Pacar nya Arra." jawab Alyssa dengan santai membuat Arra membelalakan mata nya.
"Pacar? Sejak kapan lo boleh pacaran? Hah?" tanya Brandon.
"Apaan sih?" Arra terlihat bingung menjawab pertanyaan Brandon.
"Enak banget ya. Dulu om Darren ngelarang gue buat ngajak lo jalan-jalan, tapi sekarang lo malah bebas kayak gini." raut wajah pemuda itu terlihat kesal.
"Bebas apanya? Lagian daddy Vincent juga bolehin. Dan aku sama Leo itu udah kenal dari SMP." jawab Arra yang tak kalah kesalnya melihat reaksi Brandon yang menurutnya berlebihan.
"Gue sepupu lo di larang buat ngajak lo jalan, tapi ini malah pacaran. Nggak terima gue."
"Lho kenapa kamu nggak terima? Dulu kan memang ngikutin peraturan daddy Darren. Sekarang aku ngikutin peraturan daddy Vincent. Toh aku sama Leo nggak pernah aneh-aneh juga." ujar Arra yang sudah menekuk wajah nya karena marah.
Alyssa yang melihat perdebatan kedua remaja di hadapan nya itu, memutuskan untuk pergi ke dapur dan membuatkan camilan.
Brandon duduk menghadap Arra. Dia menatap wajah adik sepupu nya itu dengan tajam.
"Gue nggak mau lo pacaran sama cowok nggak jelas itu."
Arra menoleh, ia mengernyitkan kening nya karena merasa bingung dengan ucapan Brandon.
"Kenapa? Daddy aja nggak ngelarang."
"Karena alasan gue balik kesini itu adalah lo. Gue mau kita sama-sama lagi kayak dulu."
Arra semakin kebingungan, "ya kita memang selalu sama-sama. Kita kan sepupu, Brandon."
"Tapi gue nganggap lebih dari itu."
Arra terdiam. Dia berusaha mencerna apa yang baru saja di ucapkan oleh kakak sepupu nya tersebut.
"Maksud kamu apa sih?" tanya Arra yang mulai pusing mendengarkan ucapan aneh sang sepupu.
"Gue nggak cuma nganggap lo itu sepupu gue, tapi lebih dari itu. Gue udah suka sama lo dari dulu."
Mata Arra seketika melotot. Dia terkejut mendengar pengakuan Brandon yang sama sekali tidak masuk akal bagi nya.
"Kamu gila ya? Kita ini sepupu."
"Dan nggak ada penghalang untuk itu. Sepupu bisa menjadi pasangan."
Arra benar-benar tidak menyangka akan hal ini. Bagaimana bisa sepupu nya menyukai dirinya sebagai seorang wanita?
"Brandon kamu jangan kelewatan ya. Aku dari dulu cuma nganggap kamu kakak sepupu aku. Kedekatan kita juga sewajarnya seorang sepupu." bantah Arra yang mulai merasa tidak nyaman.
Brandon terlihat tidak suka melihat jawaban Arra. Dia menggenggam tangan Arra dengan erat.
"Seharusnya lo ngasih gue kesempatan. Bukan langsung nolak kayak gini, Arra." nada dingin itu membuat tubuh Arra membeku.