Jaka Satya yang berniat menjadi seorang Resi, diminta Raja Gajayanare untuk bertugas di Sandhi Ponojiwan, yang bermarkas di kota gaib Janasaran.
Dia ditugaskan bersama seorang agen rahasia negeri El-Sira. Seorang gadis berdarah campuran Hudiya-Waja dengan nama sandi Lasmini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tenth_Soldier, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kerja Sama
Satya menahan rasa gelinya. Sedangkan Lasmini mendelik ke arah Volkan,.
"Di mana kau mulai membuntuti Lasmini?"Satya mengajukan pertanyaan.
"Di dermaga." sahut Volkan.
Lasmini menyela: "Pangeran Hatir naik ke atas sebuah kapal. Di situlah aku kehilangan dia."
"Pangeran Hatir pergi ke rumahnya di pulau Emir, tak jauh dari sini," Volkan menjelaskan.
Satya melanjutkan ucapannya: "Putri Charlotte menuduhmu seorang mata-mata! "
"Ah, lagi-lagi perempuan! Mereka selalu cerewet, kau tahu sendiri."
"Apakah kata-katanya itu benar?"
"Hmmm, apakah kau menahan Puteri Layla, Tn. Satya?" Volkan mengelakkan pertanyaan Satya.
"Tentu saja tidak!" sahut Satya.
Seorang pelayan membawakan mereka tiga cangkir kopi yang masih mengepul panas, menebarkan aroma harum.
Gumaman manusia yang berlalu lalang terdengar menyentuh anak telinga.
"Kemelut ini akan dapat diakhiri dengan memulangkan Puteri Layla, Tn. Satya!" ujar Volkan, Ia menghirup kopinya dengan penuh kenikmatan.
"Kukira tidak, Volkan." Satya mengomentari.
"Terlalu banyak yang telah terjadi di Rahbain sehingga tak begitu sederhana untuk dapat diselesaikan, Volkan!"
"Rangkaian kejadian telah direncanakan sebelumnya untuk tujuan."
"Mungkin, tapi bukan persoalan kami! Kami tak ingin kesulitan Rahbain merembet ke negeri ini," Volkan menimpali.
Satya menatapnya selama beberapa jenak.
"Siapa yang kau maksud dengan kami itu?"
Volkan mengulurkan kartu pengenalnya.
"Dinas Pengaman Kirtu," ia menjelaskan.
"Jangan terlalu terkejut," ujar Volkan, "Sejak lama aku telah disusupkan oleh Dinas Pengaman dalam lingkungan Pangeran Hatir. Tugasku adalah mengawasi setiap gerak dan tindakan para keluarga bangsawan, terutama bila mereka berusaha membangun kembali kekuasaannya."
Kartu pengenal Volkan sebagai Agen Dinas Pengaman Kirtu memang terlihat otentik dalam pandangan Satya.
Kemudian Satya bertukar pandang dengan Lasmini yang juga membawa pistol yang sama di tas tangannya.
Kekecewaan tampak tercemin pada wajah gadis itu. "Ayo, kita pergi, Sat!" cetusnya.
"Masalahnya tak segampang itu, bukan?"
Satya melontarkan pertanyaan pada Volkan.
"Aku telah diperintahkan untuk bekerja sama dengan kalian," Volkan mengungkapkan.
"Berarti kami tak punya pilihan lain lagi?"
"Yaah, pilihan lainnya ialah dịtahan atau diusir dari negeri ini, Tn. Satya! " Volkan menyeringai.
Lasmini segera bangkit. "Biarkan mereka mencoba-coba untuk menangkap kita, Sat! Aku tak mempercayai manusia ini!"
Satya memberikan tanda pada Lasmini untuk duduk kembali.
"Kita berikan dahulu kesempatan padanya, Lasmini!"
"Aku akan menjadi sekutu kalian yang bermanfaat." Volkan tersenyum sambil memilin ujung kumisnya.
Satya menoleh pada Lasmini. "Kemana saja Pangeran Hatir pergi setelah meninggalkan rumah Charlotte?"
"Hei, apakah kita akan membicarakan urusan macam itu di sini?" tukas Volkan.
"Apa salahnya? Tak seorangpun yang berada dekat-dekat yang dapat menguping pembicaraan kita. Lagi pula tempat ini tak mungkin dapat disadap," sahut Satya.
Lasmini kemudian menjelaskan. "Sebelum menuju ke kapalnya, Hatir sempat mampir di Jalan Black Stone No. 10. di dekat Kuil Sultan Dam'ah. Sebuah villa yang dikelilingi dinding tembok tampaknya tempat kediaman pribadi... Nah, kecuali ada satu hal yang menonjol..."
"Apa?" potong Satya.
Lasmini mengalihkan pandangannya ke arah Volkan kemudian kembali lagi ke Satya, "Di pintu gerbangnya terdapat para penjaga," sambung Lasmini.
"Mereka tampaknya seperti anggota
pasukan Angkatan Darat Kirtu. "
"Siapa yang tinggal di tempat itu?" Satya mengajukan pertanyaan pada Volkan.
Volkan terdiam sejenak, berpikir, kemudian menjawab. "Hemm, tempat kediaman Jenderal Nezib Abdurrahman, seorang prajurit yang baik! Seorang patriot Kirtu!"