Kelanjutan dari cerita 'Dan Cinta itu Kamu'.
Jadi, sebelum baca yang ini, baca dulu cerita sebelumnya ya, 'Dan Cinta itu Kamu'.
Setelah empat tahun berusaha untuk melupakan perasaannya terhadap Khumaira, Yoongi kembali bertemu dengan seorang gadis berjilbab lagi. Pertemuan keduanya terjadi di rumah orangtua Yoongi.
Ternyata bukan hanya Yoongi yang menaruh hati pada Zeera. Jungkook yang saat itu tidak sengaja Bertemu dengan Zeera pun menaruh hati pada gadis tersebut.
Saat Yoongi dan Zeera mulai akrab, Tuhan kembali mempertemukan Yoongi dengan Khumaira dan juga Namira, anak dari Khumaira dan Rangga.
Ternyata Rangga sudah meninggal satu tahun yang lalu saat perjalanan dinas keluar kota. Saat itu usia Namira sudah tiga tahun.
Akankah cinta lama Yoongi kembali tumbuh?
Berhasilkah Jungkook mendapatkan cinta Zeera?
Lalu Husna dan Hobi, yah mereka juga saling jatuh cinta. namun tidak ada kendala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amalia Shah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Kegundahan
Setelah acara di cafe tadi siang, Yoongi lebih banyak berdiam diri di dalam kamar. Keanehan sikap Yoongi disadari Jin, Namjoon dan Hobi yang satu mobil dengan Yoongi ketika pulang. Karena selama di dalam mobil, Yoongi hanya diam memainkan handphone.
Malam itu ketiga maknae sudah beristirahat di kamar. Hanya ada Namjoon, Jin dan Hobi.
"Hobi-ah, coba kau hampiri dia. Ajak dia bicara."
"Baik Hyung." Hobi beranjak dari duduknya, membawa langkahnya menuju kamar Yoongi.
Beberapa kali mengetuk pintu kamar yoongi, namun tidak ada suara dari dalam kamar. Hobi memegang handle pintu, membukanya. Ternyata tidak dikunci. Dia melihat keadaan kamar Yoongi yang sedikit berantakan. Hobi terus berjalan masuk kedalam kamar. Matanya menangkap sosok pria yang sedang merokok di teras balkon.
"Hyung."
Yoongi menoleh. Mematikan rokoknya.
"Kau baik-baik saja?"
Yoongi menghela nafas. Menatap jauh langit malam.
"Apa yang hyung pikirkan?"
"Apa kau juga merasa ada yang disembunyikan oleh Aira?"
"Maksud Hyung?"
Yoongi menoleh, menatap tajam Hobi. Pria itu sedikit merinding ditatap seperti itu oleh Hyung nya.
"Apa aku salah memintanya untuk membuat Zeera cemburu?"
Hobi terdiam. Yoongi kembali menghela nafas berat.
"Aku merasa sangat bersalah karena hal itu."
"Kau tahu, aku sempat melihatnya menghapus airmata saat di mobil."
Hobi mengerutkan keningnya.
"Jangan-jangan, nuna mencintaimu, Hyung."
Yoongi menoleh pada Hobi.
"Maaf kalau aku berkata seperti itu. Tapi...."
"Tapi semuanya sudah terlambat." Yoongi menengadah. Menatap langit gelap tanpa bintang, mungkin sebentar lagi akan kembali hujan.
"Hyung."
"Pergilah. Katakan pada mereka kalau aku baik-baik saja." Yoongi masih menengadah.
Hobi balik badan, keluar dari kamar Yoongi.
Pria dengan julukan 'kutub es' itu menutup mata. Membiarkan tetesan ribu air dari langit membasahi tubuhnya. Ya, setelah Hobi pergi, hujan kembali turun. Yoongi menikmati guyuran air hujan. Bibirnya tersenyum tipis, tapi hatinya terasa getir.
"Jika saja kau kembali sebelum aku bertemu Zeera."
"Tuhan, kenapa kau senang sekali mempermainkan hatiku?"
Tetesan air hujan menyamarkan air mata Yoongi. Pria itu sedang dilanda kegundahan. Disaat dia mulai mencintai wanita lain, disaat itu pula dia kembali bertemu dengan cinta di masa lalu nya. Cinta yang membuat dia frustasi. Bahkan butuh waktu hampir empat tahun untuk melupakannya. Namun waktu hanya hitungan saja. Karena pada kenyataannya, ketika Yoongi dipertemukan kembali dengan Khumaira, hati kecilnya bergetar. Ya, karena masih ada cinta yang tersisa untuk wanita yang kini berstatus single mom itu.
Hujan semakin deras. Yoongi masih bertahan di balkon, membiarkan hujan membasahi tubuhnya. Jungkook yang masuk ke dalam kamar Yoongi, seketika mengambil selimut diatas ranjang Yoongi, berlari ke balkon dan menutupi tubuh Yoongi dengan selimut.
"Apa yang kau lakukan Hyung? Apa kau tidak takut sakit, eoh?"
"Ayo masuk!" Jungkook menarik tangan Yoongi, dan membawanya ke dalam kamar.
Yoongi masih berdiri, menatap Jungkook yang sibuk mengambilkan pakaian ganti.
"Cepat ganti pakaianmu, Hyung." Jungkook menyerahkan kaos dan celana pendek pada Yoongi.
Yoongi menerimanya dan bergegas ke kamar mandi. Jungkook duduk di bibir ranjang, mengusap wajahnya.
Sepuluh menit kemudian. Yoongi keluar dari kamar mandi, lalu duduk di samping Jungkook.
Jungkook menoleh, keduanya saling tatap.
"Apa yang kau pikirkan Hyung?"
"Menurutmu?"
Jungkook menghela nafas. "Hyung harus mengambil sikap. Putuskan siapa yang akan hyung kejar. Nuna, atau Zeera."
Jungkook menepuk-nepuk pelan pundak Yoongi, kemudian bangkit dari duduknya dan keluar dari kamar Yoongi. Meninggalkan pria 'savage' duduk termenung, tenggelam dengan perasaannya sendiri.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hujan memang selalu membawa ceritanya sendiri. Bahkan lebih tepatnya, hujan adalah rumah bagi orang-orang untuk mengenang sebuah rasa.
Di apartment, dua gadis tengah asik bercerita. Satu diantaranya sibuk menyimak, dan satu lainnya asik mengeluarkan keluh kesahnya.
"Menurutmu, apa Yoongi oppa masih mencintai teh Aira?"
"Kalau diliat dari sikap dia sih sepertinya, iya."
"Na, kamu kan dulu pernah deket sama teh Aira. Dia suka curhat sama kamu nggak soal perasaanya ke Yoongi oppa?"
"Sering sih nggak, tapi emang pernah sih. Cuma dia cerita soal kegalauan mau milih Yoongi oppa atau a Rangga."
Zeera hanya manggut-manggut.
"Kamu emang beneran cinta sama Yoongi oppa, Zee?"
"Eh, gimana ya? Kalau dibilang nggak, jujur aku cemburu liat dia akrab sama teh Aira apalagi sama Namira."
"Tapi aku juga nggak berharap banget sih, takutnya kecewa." Lanjut Zeera, menutupi rasa kecewanya.
"Kalau emang jodoh mah nggak akan kemana Zee."
"Iya na."
"Kapan-kapan, kita jalan sama teh Aira dan Namira yuk?" Ajak Zeera tiba-tiba.
Husna mendelik, menaikkan sebelah alisnya.
"Aku cuma pengen tahu kisah dia sama Yoongi oppa dulu, na."
"Kamu yakin nggak akan nyesek nantinya?"
"Yakin."
"Serius?"
"Duarius malah."
"Oke. Nanti aku kontak dia."
"Emang kamu punya nomer telpon nya?"
"Kalau nomer yang dulu sih punya. Kalau yang baru, nggak. Nanti aku minta Hobi oppa buat nanya ke Jungkook."
"Kenapa nggak ke Yoongi oppa?"
"Nanti yang ada dia banyak nanya Zeera."
Pembicaraan keduanya masih berlangsung dengan asik. Banyak topik yang Zeera dan Husna bahas.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di rumah kontrakan yang pernah ditinggalinya dulu, Khumaira duduk sendiri di depan tv. Jam menunjukkan pukul 11 malam. Namira dan sang ibu sudah tidur lebih dulu.
Khumaira asik menonton film, sambil sesekali menyeruput coklat panas. Meskipun matanya tertuju pada film yang ditontonnya, tapi pikirannya melayang jauh ke masa lalu.
Bibirnya mengembang saat mengenang saat perjumpaannya dengan Yoongi.
Flashback on.
POV: Author
"Aira." Suara berat Yoongi menghentikan jari jemari wanita itu. Dia sontak menoleh.
"Astaghfirullah. Kau siapa?" Wanita itu mundur dari tempatnya duduk.
"Kau tidak mengenaliku?"
"Bagaimana aku bisa mengenalimu, sedangkan kau memakai masker dan topi."
Yoongi melepaskan maskernya. Wanita itu membelalakkan mata. Menutup mulutnya.
"Sekarang sudah tahu, hm?" Yoongi kembali memakai maskernya. Wanita itu mengangguk. Belum bisa berbicara karena saking kagetnya.
"Kau, Aira? Ahh maksudku, Khumaira?" Yoongi menatap tajam.
"Darimana kau tahu? Bukankah ini pertama kali kita bertemu?"
Yoongi tertawa pelan. "Kau pasti tidak akan percaya, kalau aku mengatakan alasannya."
Khumaira mengernyitkan dahi.
"Baiklah. Next time aku akan menceritakannya padamu."
"Next time? Memangnya kau yakin kita akan bertemu lagi?"
"Tentu."
"Masukkan nomor teleponmu." Lanjut Yoongi menyerahkan handphone nya pada Khumaira. Namun dia masih diam.
"Jangan takut. Apa aku terlihat seperti orang jahat, eoh?"
"Ah bukan begitu." Khumaira mengambil handphone Yoongi, tangannya sedikit gemetar saat mengetik nomor telepon nya di handphone Yoongi.
"Ini." Khumaira mengembalikan handphone Yoongi.
"Apa ini mimpi?" Sambung Khumaira masih tidak percaya karena seorang idol terkenal ada dihadapannya.
"Kenapa memangnya?"
"Aku bisa bertemu denganmu disini, bahkan kau meminta nomor teleponku."
Yoongi terkekeh. "Ini nyata. Apa kau sendiri disini?"
"Tidak. Aku bersama sahabatku. Tadi dia izin membeli minum dulu."
"Aira!!!" Teriak seseorang.
"Itu dia." Khumaira menunjuk pada seseorang yang berdiri enam meter dibelakang Yoongi. Pria itu menoleh, mengikuti arah tangan Khumaira.
"Hi." Pria berpipi chubby itu menyapa Yoongi. Namun yang disapa masih diam, tak berkedip.
"Siapa dia?" Bisiknya pada Khumaira.
"Yoongi."
Mendengar Khumaira menyebut namanya, Yoongi tersadar.
"Eoh maaf." Yoongi kembali membuka maskernya.
"Yoongi BTS?"
"Hust, pelan kan suaramu. Jangan sampai ada yang tahu dia disini." Khumaira spontan memukul lengan sahabatnya. Pria itu terkekeh, meminta maaf.
"Rangga." Pria itu mengulurkan tangan pada Yoongi, dan Yoongi menyambutnya.
"Kenapa kau ada disini? Kau tidak takut kalau ketahuan fansmu?"
"Hanya cari udara segar saja. Apa aku masih dikenali meskipun menyamar seperti ini?"
"Tidak juga." Jawab singkat Rangga. Khumaira mematikan laptopnya. Ikut terlibat dalam perbincangan.
"Untung saja aku beli minumnya lebih." Rangga mengeluarkan tiga botol minuman kopi serta cemilan dari dalam plastik. Khumaira mengacungkan dua jempol. Rangga tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya. Kemudian menawarkan yoongi.
"Kalian disini kuliah atau bekerja?"
"Bekerja. Kami programmer di salah satu perusahaan di daerah Itaewon."
Jawaban khumaira berhasil membuat Yoongi terdiam, hatinya mulai resah.
"Hm boleh aku tau tentang kalian berdua?" Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Yoongi.
Rangga dan Khumaira saling pandang. Keduanya seakan berbicara melalui tatapan mata.
"Kalau tidak mau, tidak apa." Yoongi meneguk lagi minumannya.
Lalu Rangga bersuara. Dia dan Khumaira berasal dari Bandung, Indonesia. keduanya bersahabat sejak kecil, karena memang rumah mereka berdekatan. Rangga adalah anak tunggal, orangtuanya masih lengkap. Sedang Khumaira, dia mempunyai adik perempuan bernama Ziya. Ayahnya sudah meninggal ketika khumaira baru satu tahun di Korea.
"Apa adikmu sudah menikah?"
"Darimana kau tahu?" Khumaira balik bertanya.
"Ah itu. Hm, bagaimana aku menjelaskannya ya?" Yoongi bergumam. Menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Flashback off