Tiara Putri harus membesarkan keponakannya yang bernama Bintang, karena kakaknya -Rani- yang merupakan ibu kandung Bintang, telah meninggal. Tiara sangat menyayangi Bintang hingga rela bekerja siang dan malam demi bisa mencukupi kebutuhan anak sambungnya itu. Namun tiba-tiba muncul seorang lelaki bernama Troy Richard Kardinal yang mengaku sebagai mantan pacar Rani dan ayah biologis Bintang. Dia menginginkan Bintang dan akan merebutnya dari Tiara.
Akhirnya demi bisa terus bersama Bintang, Tiara terpaksa menikahi Troy.
Bagaimanakah lika liku kehidupan pernikahan pasangan tanpa cinta itu? akankah cinta tumbuh di antara keduanya suatu saat nanti? yuk, ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tami chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku akan membantu menjaga Bintang.
"Ambil barang-barang Bintang di bagasi," perintah Troy sambil keluar dari mobilnya, berjalan ke belakang, lalu membuka pintu mobil bagian belakang dan menggendong Bintang yang duduk di kursi belakang.
Tia yang duduk di samping Bintang hanya bengong mendengar titah sangat Troy'ble maker!
"Kok, aku yang bawa barang-barang!?" kesal Tia.
"Kau nggak lihat? tanganku sudah kugunakan untuk menggendong Bintang," ucap Troy sambil menunjukkan Bintang yang terlelap dalam gendongannya. Setelah itu, dia pun berlalu tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"A... grhha!!!.." Tia mencakar-cakar udara karena kesal.
Dengan susah payah, Tia mengambil satu koper ukuran besar, lalu menjinjing tas besar di bahunya, kemudian satu tangan yang tidak membawa koper, dia gunakan untuk membawa dua bungkusan kresek ukuran besar.
"Dasar cowok letoy! kalau nggak kuat bawa barang-barang, ngomong aja! nggak usah pake alasan lagi gendong Bintang lah! apa lah! dasar ganjelan truk! ergghhh!!!" Tia terus ngedumel sambil membawa semua barang-barang itu dengan tergopoh-gopoh.
"Taruh semua barang-barang itu di sini," Troy menunjuk ruang menonton TV yang cukup luas.
Tia pun menurut, "mana Bintang?" tanyanya sambil celingukan.
"Kamar Bintang yang pintunya ada stiker tayo," ucap Troy cuek sambil mengambil air segelas dan meminumnya.
Tia mencibir saat melihat Troy minum sendiri, karena dirinya pun merasa haus.
"Tamu itu harus di muliakan! boro-boro nawarin minum, eh, malah minum sendiri!" gerutu Tia.
"Kalau mau minum, ambil saja sendiri. Memangnya kau mau ku layani?" ujar Troy.
"Nggak! Terima kasih!" kesal Tia sambil berjalan cepat menuju kamar Bintang.
Saat sudah berada di dalam kamar Bintang, Tia terdiam, dia takjub. Kamar Bintang sungguh luar biasa, banyak stiker tokoh kartun kesukaan Bintang tertempel di dinding. Bahkan atapnya juga di gantungin bintang-bintang kecil yang berkelap kelip. Bintang memang sangat beruntung karena walaupun baru bertemu dengan ayahnya, dia mendapatkan perhatian yang berlimpah. Tia jadi merasa kasihan pada Bintang, jika dia keukeuh ingin mengambil Bintang dari Troy.
"Dia hidup dengan bahagia tanpa kekurangan apapun, mungkin tinggal di sini adalah yang terbaik buat kamu, sayang..." gumam Tia sambil menatap Bintang yang tertidur lelap di ranjangnya yang berbentuk mobil.
Lalu dengan perlahan, Tia berjalan keluar dari kamar megah Bintang.
"Bintang masih tidur, sebaiknya aku pulang saja," ucap Tia berpamitan.
"Tu-tunggu dulu..." Troy berusaha menghentikan langkah Tia yang hendak keluar dari unit apartemen nya.
"Ada yang ingin aku tanyakan."
"Apa?"
"Apa makanan kesukaan Bintang? apa hobi Bintang? lalu hal yang di sukai dan tidak di sukai Bintang Aku butuh semua info itu," ucap Troy sambil duduk di sofa sambil menyilangkan kaki.
Tia memandang Troy, "dengan segala rasa hormat, mister Troy. Seharusnya anda mencari tau sendiri, ajak Bintang ngobrol, supaya ikatan ayah dan anak diantara kalian berdua menjadi lebih erat!"
"Saya pergi dulu," Tia kembali berbalik dan melangkahkan kaki ke pintu keluar.
"Aku..."
Mendengar Troy kembali berbicara, Tia pun menghentikan langkahnya.
"Aku ingin mempekerjakan pengasuh lagi, siapa tau kamu tau yayasan penyalur pengasuh yang bonafit atau paling tidak yang aman dan sayang anak-anak."
Mata bulat Tia membola, hingga sepertinya bola mata nya akan melompat karena saking lebarnya.
"Kau gila, ya! sudah ada kejadian seperti ini, tapi kau malah ingin mengulanginya lagi?"
"Lalu aku harus bagaimana? setiap hari aku bisa pulang sampai malam, tak mungkin kutinggal Bintang sendirian di rumah tanpa pengawasan?"
"Itu masalahmu! kan, kamu yang sudah dengan sombongnya mengambil Binatang dariku!" ucap Tia dengan emosi.
"Makananya kalau nggak punya persiapan, jangan sok main rebut Bintang!"
Troy menatap Tia sambil menarik napas panjang, mencoba menahan emosinya agar tidak terpancing keluar
"It's ok. Aku menganggapmu sebagai Mama Bintang makanya aku bertanya, hanya untuk mendiskusikan kehidupan Bintang selanjutnya. Kalau kamu tak perduli, aku jadi lega. Mungkin beberapa bulan lagi aku akan bawa Bintang ke London, tinggal di sana dan pasti baby sitter ber sertifikat di sana banyak, dan mudah di cari."
Troy bangun dari duduknya, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, dan menatap Tia.
"Kamu boleh pergi sekarang, silahkan," ucap Troy sambil menunjukkan pintu keluar, "tutup pintunya, tolong!" lalu Troy berjalan meninggalkan Tia menuju kamar nya yang letaknya berseberangan dengan kamar Bintang.
Tia membeku di tempatnya setelah mendengar ucapan Troy.
"Apa katanya? mau membawa Bintang ke Luar Negri?! gila! aku tak akan bisa bertemu Bintang untuk selamanya?" Tia menggelengkan kepalanya. "Nggak! nggak boleh! Bintang harus tetap di sini, supaya aku bisa bertemu denganya kapanpun aku mau..." Tia berbicara sendiri persis orang yang kebingungan.
"T-Troy... Troy..." Tia berjalan menuju kamar tidur Troy, mengetuk pintu kamarnya beberapa kali berharap Troy segera keluar.
"Buka pintunya!"
Troy membuka pintu kamarnya dengan wajah datar dan bertelanjang dada.
"Ada apa lagi?" ucapnya jenuh.
"Ah..." Kata-kata yang tadinya ingin keluar dari mulut Tia, seketika menguap dan terbang entah ke mana. Semuanya gara-gara Tia melihat dada bidang itu, dada yang kekar dan di tumbuhi beberapa rambut halus berwarna kecoklatan seperti rambut Troy.
Lengannya pun tampak berotot namun sangat ideal, tidaak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Kenapa makhluk se-indah ini bisa bersifat seperti devil!
"Kau, mengetuk pintu kamarku hanya untuk melihat dadaku?" tanya Troy. Karena Tia tak kunjung bicara tapi malah terus memperhatikan tubuhnya yang telanj*ng.
"A.. iya eh, bukan! maksudku aku mau bicara.. itu apa itu... ada itu..." tiba-tiba saja Tia menjadi gagap.
"Cepatlah, kau mau apa? aku masih banyak pekerjaan!" kesal Troy.
"Itu, begini. Untuk sementara, biarkan aku yang menjaga Bintang sampai kau menemukan pengasuh... setelah mendapatkan pengasuh, aku tetap akan mengawasinya selama satu bulan hanya untuk memastikan agar dia tidak seperti Puji... dan.. dan..."
"Dan?"
"Dan.. kumohon, jangan bawa Bintang ke luar negri! kalaupun aku bekerja setahun penuh tanpa libur dan makan, uangku tidak akan bisa cukup untuk pergi ke London dan menemui Bintang. Tolong tetaplah di sini, dan aku akan membantu mu, apa saja! katakan saja padaku!"
"Deal!" ucap Troy sambil tersenyum penuh kemenangan. Strateginya untuk mendapatkan pengasuh sementara untuk Bintang, berhasil. Tia sendiri yang menawarkan diri. Troy benar-benar merasa sudah memenangkan pertarungan melawan Tia. Di mana wajah penuh kesombongannya tadi yang marah-marah pada Troy? Troy benar-benar puas melihat wajah Tia yang penuh kekalahan, setelah selesai memuaskan dirinya sendiri, dia pun menutup pintu kamarnya.
Tia mendesah lega.
Tiba-tiba pintu kamar Troy terbuka lagi, "Kau boleh tidur di kamar yang ada di sebelah Bintang, mulai malam ini!" lanjutnya, lalu kembali menutup pintu.
"Hah? apa? malam ini?" kaget Tia.
Rasa cinta juga mulai tumbuh..
👍👍👍👍👍👏👏👏👏👏♥️♥️♥️♥️♥️
gelut lagi dong Tia..kok aku suka yaa