"pangeran nicolas dijatuhi hukuman pengasingan dari kerajaan vampir selama 100 tahun" ucap sang raja.
"tunggu kita masih belum mempunyai bukti kuat bahwa dia pelakunya" leon sang ahli waris ikut berbicara.
"semua bukti mengarah padanya, kita harus mengambil keputusan" jawab sang raja.
"tidak apa saya akan pergi, saya permisi" ucap nicolas yang berlutut di hadapan raja, kemudian berdiri dan pergi dari kerjaan vampir.
ia masuk ke dunia manusia, perjalanan apakah yang menunggunya disana?
sungguh cinta beda makhluk sangat menyesakkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
hari ini aku latihan bersama aktor lainnya, jam 8 pagi sudah harus ada di ruang aula.
"hai nikolas, senang bekerja sama dengan mu, saya yang memerankan peran juliet" ucapnya begitu aku sampai di ruang latihan, ini ruangan tertutup dan hanya terdapat jendela kecil, aku sering kali menghindari itu.
"ya, mohon kerja samanya" ucap ku dan bersalaman dengannya.
Saat latihan, aku sempat melihat putri lenora memerhatikan ku dari jendela cukup jauh dengan teropong, indra ku yang tajam tentu akan melihatnya, dia sangat anggun bagaimanapun penampilannya.
Selesai latihan pukul 5 sore. Aku duduk di sudut ruangan.
"bagaimana jika kita makan diluar? Sejak kita kenal, kita belum oernah makan bersama di luar" samuel datang mendekat.
"nanti saja, sekarang aku masih ingin istirahat" jawab ku, yang benar saja matahari masih terlihat wujudnya.
"ayolah, sangat sulit mengajak mu keluar" sahut samuel, lalu ia menarikku, aku terbangun dan ia mengarah ke luar.
"tunggu" ucap ku saat dia sudah terkena sinar matahari dan aku bertahan.
"kenapa?" tangan nya.
"sebenarnya... Aku alergi sinar matahari" ucap ku, entahlah dia akan curiga pada ku atau tidak.
"benarkah?" tanyanya. Kemudian dia masuk kembali.
"ikuti aku" ucapnya lagi, aku mengikuti nya, dia masuk ke kamarnya, dan mengeluarkan sebuah buku, saat dibuka itu album foto.
"ini adikku, dia kehilangan nyawanya akibat kekurangan cahaya sinar matahari, dia terkena penyakit hati, sebelumnya adikku juga alergi terhadap sinar matahari, dulu kami keluarga miskin hingga kami tidak bisa mendapatkan obatnya karena harganya yang mahal, aku berjuang hingga bisa seperti sekarang dan itu karena bantuan mu" ia bercerita sambil melihat foto seorang anak perempuan.
"ini" ucapnya setelah mengeluarkan botol kecil sama persis dengan yang semalam.
"untuk apa?" tanya ku.
"untuk mu, tapi aku hanya punya satu, aku membeli ini, tapi terlambat, adik ku sudah terlanjur meninggal, lalu aku menyimpan dan membawanya kemanapun aku pergi, aku berjanji jika ada orang yang membutuhkan aku akan memberikannya, karena aku tidak ingin apa yang terjadi pada adikku, terjadi juga pada orang lain" jawabnya.
"terima kasih dan turut berduka" ucap ku setelah mengambil botol kecil itu.
"bagaimana cara menggunakan ini?" tanya ku lagi.
"tinggal diminum saja, tapi harus langsung 2 botol itu" jawabnya.
"terima kasih, akan ku coba, aku sudah memiliki satu dikamar ku" ucap ku kemudian berdiri.
"aku ikut" samuel ikut berdiri, aku mengiyakan.
Saat di kamar, aku meminum 2 botol kecil obat itu, rasanya sangat pahit.
"bagaimana? Mau kita coba?" tanya samuel.
"memangnya ini langsung bekerja?" tanya ku lagi.
"baiklah, kita pergi besok saja, sekalian mencoba, aku pergi dulu" jawabnya kemudian pergi.
saat malam tiba, aku pergi ke kamar Putri lenora melalui jendela.
"shtttt" aku meletakkan jari di bibir, saat dia ingin berteriak.
"bagaimana kamu bisa disini?" tanya nya.
"apa aku mengganggu? jika iya aku pergi" tanya ku mengabaikan pertanyaan sebelumnya.
"tidak" jawabnya singkat, aku tersenyum.
"jadi, saat aku latihan ada seseorang memperhatikan ku dari teropong" ucap dan duduk disebuah kursi.
"siapa bilang? Siapa dia?" tanya nya, berpura-pura tidak tau dan membuang wajahnya dari hadapan ku.
aku tidak mungkin menjawabnya langsung dengan menjawab "itu kamu".
"jadi kamu seorang Putri Kerajaan dan juga seorang pemburu, mengesankan" ucap ku.
"dan kamu seorang pemburu yang beralih profesi menjadi aktor" sahutnya,
"kalau boleh tau, Dari mana kamu berasal? Kamu tidak terlihat dari kerajaan ini" tanyanya memerhatikan ku, aku sendiri berkeliling melihat isi ruangan ini.
"selatan, dua tahun yang lalu, aku datang kesini" jawab ku dan mengambil apel di atas meja.
"boleh untuk ku?" tanya ku.
"ambil saja" jawabnya, aku langsung menggigit nya dan duduk di sebuah kursi.
"berapa umur mu?" tanya dia, aku tidak mungkin menjawab bahwa umurku sudah 580 tahun.
"menurut mu berapa?" aku bertanya balik.
"mungkin 20 tahun?" tanya nya.
"benar, lalu kamu?" jawab ku, diluar juga banyak yang menganggap umurku segitu.
"tebak" jawabnya, dia membalas ku.
"5 tahun" jawab ku.
"hei yang benar saja, apa aku terlihat seperti anak kecil?" tanya nya dengan wajah yang menggemaskan.
"tidak" aku memakan potongan terakhir apel dan mendekat ke hadapannya.
"wajahmu masih sangat lugu, seperti anak berumur segitu, walau sebenarnya umurmu pasti lebih tua dari itu" jawab ku dan menatapnya.
"kamu pintar menarik hati seseorang" jawabnya, dia juga melihat ke arah ku.
"tapi jika boleh jujur, aku menyukai mu" jawab ku setelah menguatkan hati jika dia menolak.
"kenapa?" tanya nya.
"entah lah, aku sendiri juga bingung, banyak perempuan menyukai ku, tapi hanya kamu yang berhasil masuk dan mengisi ruang kosong itu" jawab ku.
"bukan karena kamu seorang putri, tapi karena kamu memiliki hati yang baik, rendah hati, pintar, itu semua" ucap ku kemudian berbalik dan melihat seisi ruangan yang sangat luas dan tertata rapi.
tok.. Tok.. Tok.. Tiba-tiba saja pintu ke ketuk.
"tuan putri, ini lili" ucapnya. Aku berlari ke arah jendela.
"ku tunggu jawaban mu besok malam saat bulan purnama" ucap ku lagi saat kedua kaki ku sudah diatas jendela yang terbuka.
Aku keluar, menutup gordyn dan pergi bagai angin yang berhembus.