Terpaksa Menikah Dengan Mantan Pacar Kakak
Seorang lelaki berparas tampan, dengan hidung mancung menjulang dan rahang yang tegas bak dewa Yunani, sedang duduk di kursi kebesarannya sambil termenung menatap layar ponselnya.
Dia terdiam cukup lama, tanpa memperdulikan bahwa cahaya matahari sore menamparnya melalui jendela kaca besar yang berada tepat di samping ruang kerjanya yang berada di lantai 30 sebuah gedung perkantoran.
Dia memperhatikan foto seorang wanita yang menghiasi layar ponselnya, sesekali rahangnya tampak mengeras menandakan dia sedang menahan amarah yang berkecamuk di dalam dadanya.
Lima tahun sudah berlalu, namun perasaan benci pada wanita yang ada di foto itu belum juga luntur bahkan bertambah besar.
“Shitt!!!” Seketika emosinya meluap dan tanpa sadar, dia membanting smartphone beharga puluhan juta itu hingga terpelanting entah kemana. Pria itu enggan mencarinya.
Lelaki tadi langsung menyambar telepon yang ada di atas meja kerjanya dan menekan nomer ekstensi langsung ke sekretarisnya.
“Selamat sore Tuan Troy, ada yang bisa Saya bantu,” ucap seorang sekretaris dengan lembut dan sopan.
“Panggilkan Oktareli!” ucapnya tanpa basa basi dan langsung menutup telponnya.
Tak berapa lama kemudian, muncullah lelaki yang dia panggil tadi. Seorang lelaki berkulit putih, bermata sipit dengan rambut hitam mengkilat yang tersisir rapi berkat pomade. Lelaki ini pun tak kalah tampan.
“Ada apa, Bos?” tanyanya setelah berdiri tepat di depan meja kerja Bosnya.
“Seminggu lagi kita balik ke Indonesia! Gue mau, Lo cari tau tentang Rani.”
“Rani? Maharani? Mantan pacarmu itu?” Ulang Okta tak percaya dengan ucapan Bosnya yang sekaligus merupakan sahabat baiknya. Saat tak ada karyawan lain, mereka selalu berbicara santai layaknya teman. Ya, mereka memang sudah berteman lebih dari sepuluh tahun, sebelum Okta menjadi asisten pribadi Troy.
“Lo, mau apa? Mau ngajak balikan?” tanya Okta sambil tersenyum smirk.
Lelaki tadi masih terdiam sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di meja kerjanya yang sangat besar.
“Troy! Lo, kok, malah ngelamun!” seruan Okta membangunkan lamunan Troy.
“Nggak apa, gue cuma tiba-tiba aja keingat dia. Gue pengen tahu kabar cewek yang sudah menjual gue dengan uang satu milyar! Sudah jadi apa dia sekarang!” geramnya sambil menahan emosi. Tangannya mengepal kencang.
Okta menarik napas dalam, lalu menghembuskannya perlahan, “Baiklah, gue bakal cari tahu info tentang dia.” Lalu dia berbalik hendak keluar dari ruang kerja Bosnya yang super megah.
“Oiya! Satu lagi!” ucapan Troy seketika menghentikan langkah kaki Okta.
Okta memutar badannya agar bisa menatap Troy.
“Belikan Ponsel lagi, tapi data-data yang di ponsel sebelumnya harus di pindah semua ke ponsel baru! Banyak data penting di sana.”
“Ponsel yang lama kemana?” tanya Okta bingung.
“Entahlah, coba saja cari di sudut sudut ruangan! Gue lupa melemparnya ke arah mana.”
Okta menepuk jidatnya, dalam satu tahun ini, sudah hampir sepuluh smartphone di hancurkan oleh Troy. Sepertinya detik-detik kepulangannya ke Indonesia membuat dia stres karena kembali teringat mantan pacar yang dulu sangat dia cinta.
“Sudah tau banyak data penting, kenapa Lo lempar juga sih!” kesal Okta.
Troy tak peduli, dia malah mengibas kan tangannya mengusir Okta, agar cepat-cepat keluar dari ruang kerjanya.
“Oiya! Jangan lupa, sepulang kerja kita ke bar seperti biasa,” Troy membuka laptopnya dan mulai sok sibuk.
Okta hanya mendesah, sambil berusaha mencari ponsel yang di lemparkan Troy di bawah kolong meja dan lemari kabinet.
“Honey...” Tiba-tiba pintu ruang kerja Troy terbuka dan muncullah seorang wanita cantik berambut ikal dan berwarna kemerahan. Dia mengenakan short dress yang ketat berwarna merah menyala seperti rambutnya. Tak lupa dia juga memakai mantel bulu berwarna kecoklatan yang hanya dia gantungkan di pundaknya.
Wanita itu berjalan cepat mendekati Troy dan dengan manjanya langsung menempelkan bokong montoknya di pangkuan Troy.
“Sayang, kenapa susah sekali di hubungi? Telponmu di luar jangkauan terus...” ucapnya manja sambil melingkarkan kedua tangannya di leher Troy.
“Ponselku rusak,” jawab Troy, datar tanpa ekspresi.
“Berarti kamu harus beli ponsel lagi dong? Ponselku juga sudah ketinggalan jaman nih, belikan satu buatku juga ya, sayang?” pinta wanita seksi itu dengan manja. Dia menempelkan dadanya yang penuh dan membusung, ke dada Troy. Wanita ini sedang menggoda lelaki pujaannya.
“Ross, gue nggak bisa gerak! Gerah!” Troy pastilah berbohong, karena saat ini cuaca di London berada di titik 5 derajat celcius. Sangat dingin tentu saja.
“Janji dulu, belikan aku ponsel,” Ross memeluk Troy makin erat, dia tak akan melepaskan kekasihnya itu sebelum keinginannya di penuhi.
“Okta! Belikan ponsel juga untuk Ross!” Teriak Troy.
Ross terkejut, dia segera bangun dari pangkuan Troy. “Ternyata ada Okta? Hai, O?” sapanya.
Okta hanya menganggukkan kepala. Dia menunjukkan ponsel Troy yang berhasil dia temukan. “Ponselnya cuma retak sedikit sih, mau di benerin aja atau ganti baru?” tanya Okta pada Troy.
“Ganti saja!” tegas Troy.
“Baik, bos,” Okta menganggukkan kepalanya lalu berjalan keluar dari ruangan kerja Troy.
Jujur, Okta sangat tak menyukai pacar baru Troy yang bernama Rosalinda atau biasa di panggil, Ross, itu. Dia terlihat sangat murahan dan matrealistis. Okta tak habis pikir, kenapa selera bos nya bisa berubah drastis. Setelah dicampakkan Rani, Troy memang jadi aneh. Dibanding Ross, Rani memang lebih baik, sangat lebih baik. Rani begitu anggun, sopan dan cantik. Walaupun dia dilahirkan dari strata yang tidak setara dengan Troy, namun Rani sangat pintar membawa diri. Dewasa dan berkarisma. Pantas saja Troy sangat tergila-gila padanya.
Namun sayang, hubungan mereka tiba-tiba saja terputus. Rani meninggalkan Troy demi uang satu milyar yang di berikan Mommy Troy padanya. Sungguh aneh, karena menurutnya, Rani bukan wanita seperti itu.
“Oh iya! Gue harus cari tau tentang Rani!” Okta mencoba mengingatkan dirinya sendiri.
Okta mengambil ponselnya dan menghubungi temannya yang berada di Indonesia yang juga mengenal Rani. Dia ingin bertanya kabar tentang wanita yang pernah bertahta di hati bosnya itu.
“Halo, bro! Lo masih inget gue kan?” ucap Okta saat panggilan telponnya di angkat.
“Gue mau nanya nih, Lo masih kontak-an sama Rani nggak?”
“Rani, Maharani. Masa Lo nggak inget sih?”
“Apa!!!”
Setelah mendapat kabar tak terduga itu, Okta langsung berlari kembali menuju ruangan Troy. Tanpa mengetuk terlebih dahulu, dia mendobrak pintu itu dengan sekali tendangan.
Hingga membuat Troy dan Ross yang sedang bercumbu mesra terkejut dan hampir terjatuh dari sofa.
“Lo! Gila ya, O!” kesal Troy sambil membetulkan kemejanya yang sudah acak-acakkan.
“Ada berita buruk. Bos!” seru Okta, tak peduli dengan umpatan bosnya.
“Berita apa?” Troy penasaran. Apakah mungkin tendher kerjasamanya dengan perusahaan di London gagal? Apakah ada yang lebih buruk dari kegagalan kerja kerasnya selama lima tahun berada di negri orang?
“Rani...”
“Rani? Kenapa dia?” Troy mengernyit.
“Dia sudah... dia sudah meninggal.”
“....”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments