NovelToon NovelToon
Duda Pilihan Orang Tua

Duda Pilihan Orang Tua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:42.5k
Nilai: 5
Nama Author: my_el

Lavina tidak pernah menyangka akan dijodohkan dengan seorang duda oleh orang tuanya. Dalam pikiran Lavina, menjadi duda berarti laki-laki tersebut memiliki sikap yang buruk, sebab tidak bisa mempertahankan pernikahannya.

Karena hal itu dia menjadi sanksi setiap saat berinteraksi dengan si duda—Abyan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu Lavina mulai luluh oleh sikap Abyan yang sama sekali tidak seperti bayangannya. Kelembutan, Kedewasaan Abyan mampu membuat Lavina jatuh hati.

Di saat hubungannya mulai membaik dengan menanti kehadiran sosok buah hati. Satu masalah muncul yang membuat Lavina memutuskan untuk pergi dari Abyan. Masalah yang membuat Lavina kecewa telah percaya akan sosok Abyan—duda pilihan orang tuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my_el, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Duda 23

Seperti hari-hari sebelumnya, setiap malamnya Lavina selalu kesulitan untuk terlelap. Alhasil, di siang harinya Lavina dilanda kantuk yang tak bisa ditahan. Selama seminggu ini fasenya terus berulang. Terkadang sampai membuat jadwal makannya ikut berantakan.

Akan tetapi, beberapa hari ini jadwal makannya sudah mulai teratur, sebab ada sang ibu serta mertuanya yang kerap kali bergantian mengunjunginya. Memastikan dia makan makanan sehat serta tak kekurangan apa pun. Jelas Lavina bersyukur akan hal itu.

“Minum dulu vitaminnya, setelah itu baru boleh tidur,” ujar Arumi setelah memastikan makan siang sang anak habis.

“Stok susunya sudah mama isi lagi biar kamu gak kerepotan beli sendiri.” Ira ikut bergabung di meja makan yang berisi menantu serta besannya.

Meski awalnya Lavina cukup tak nyaman dan gelisah saat ada mertuanya yang mengunjunginya. Lamban laun Lavina mulai terbiasa dan merasa nyaman, karena mertuanya itu sangat baik dan tak mengungkit permasalahannya dengan Abyan.

“Terima kasih, Ma. Maaf, ya, Lavina jadi ngerepotin,” ujar Lavina menatap ke arah ibu mertuanya.

“Gak ada yang direpotin. Orang kamu anak mama, kok. Wajar, kan, kalau mama memastikan keadaan anak dan cucu mama sehat dan gak kelelahan,” balas Ira lembut, meyakinkan bahwa Lavina sudah seperti anak dia sendiri.

Lavina tersenyum tipis dan mengangguk. Merasa haru karena lagi dan lagi mertuanya itu sangat baik padanya. Padahal hubungannya dengan putranya sedang tidak baik-baik saja, lebih tepatnya sudah berada di ujung tanduk. Dia menjadi merasa berat untuk berpisah dengan mertua baiknya itu.

“Udah gak usah banyak mikir yang berat-berat. Sekarang waktunya kamu istirahat,” sanggah Ira sebelum menantunya itu berpikir berlebihan, ketika dirasa mulai melamun.

“Benar kata mertuamu itu, Dek. Ayo istirahat. Jangan biarkan pikiran negatif bersarang di otak cantikmu ini. Gunakan buat berpikir positif saja, biar hal-hal baik yang datang dalam hidupmu,” imbuh Arumi seketika membuat Lavina terkesiap.

Kata-kata sang ibu sama persis seperti yang selalu diucapkan Abyan padanya. Perasaan rindu itu menyusup ke relung hatinya, melebur menjadi satu dengan rasa sakit serta kecewanya. Dia rindu, tetapi dia juga tak bisa untuk kembali dan menyakiti hatinya lebih parah.

“Adek, ada yang mengganggu pikiranmu?” Arumi mencoba menarik perhatian Lavina ke dunia nyata. Benar saja, setelahnya ibu hamil itu tak kuasa menahan isakannya.

Baik Arumi maupun Ira sama-sama menghela napas panjang. Dibawanya tubuh ibu hamil itu dalam dekapannya. Sementara Ira mengelus kepala bagian belakang Lavina. Kedua wanita memberikan afeksi guna menenangkan Lavina.

“Adek mau dengerin mama, gak?” Arumi mencoba untuk memulai pembicaraan serius.

Masih dalam tangisannya yang terdengar pilu. Lavina mengangguk pelan, tanpa mau melepaskan pelukan hangat sang ibu.

“Saat terjadi suatu masalah, akan lebih baik kalau kita menghadapinya. Mau sesakit apa pun itu, harus kita hadapi. Bukannya kabur dan menghindar terlalu lama. Karena dengan kamu kabur, sama saja kamu menyakiti diri kamu sendiri berulang kali,” tutur lembut Arumi berharap putrinya mau mendengarkan nasihatnya.

“Maksud Mama, aku harus hadapi masalah ini dengan bertemu Mas Aby?” Lavina bertanya setengah berbisik.

Arumi dan Ira yang mendengar hal itu tersenyum tipis. Seperti dugaan mereka, Lavina masih bisa diajak berpikir jernih.

“Pinter sekali anak mama ini. Jadi, mau, ya, ketemu Abyan?”

Lavina sontak menggeleng ribut dalam dekapan sang ibu. “Gak mau! Adek belum siap, Ma. Adek takut ....”

“Takut kenapa, Nak?” Ira mencoba mengambil alih menangani Lavina.

Lavina bergeming, kembali terisak. “Gak mau, Ma. Adek ... belum siap,” lirihnya di sela-sela tangisannya.

Kalau sudah seperti itu, kedua wanita paruh baya tersebut tak lagi memaksa. Khawatir keadaan Lavina akan buruk dan berakibat pada bayi yang tengah dikandungnya.

***

Tak hanya para orang tua yang selalu datang mengunjungi, serta menemani Lavina. Aidan maupun Luna juga selalu menyempatkan diri untuk mampir setelah menyelesaikan pekerjaannya.

Malam ini Aidan dan Luna datang membawa pesanan ibu hamil itu, yang sepertinya tengah mengidam.

“Makasih, ya, udah mau gue repotin. Kan, gue jadi enak,” ujar Lavina melempar candaan dengan wajah sembabnya.

Aidan sontak mendengkus, melirik sinis Lavina yang sudah duduk manis di meja makan. “Kalau bukan karena ponakan gue yang ada di dalam perut lo. Mana mau gue nurutin.”

Bukannya tersinggung, Lavina justru terkekeh geli. “Terima kasih, paman,” sahutnya dengan suara yang dibuat-buat seperti anak kecil. Membuat Aidan mendelik tak terima.

“Jelek banget dipanggil paman. Gak mau gue! Panggil uncle aja, biar keren,” protes Aidan dengan masih menyiapkan makanan yang dia bawa ke piring.

“Alah! Om aja! Gak usah sok keren, deh. Muka jawa asli, jadi gak cocok dipanggil uncle.”

Lavina seketika tergelak mendengar sanggahan yang cukup sarkas dari Luna untuk kekasihnya itu. Merasa sangat puas sebab Aidan tak bisa berkutik kalau sudah Luna yang berbicara. Meski dengan wajah yang menekuk, Aidan tetap akan menurut pada Luna. The real pria bucin.

“Ayo dimakan dulu, Vin. Ini udah malem, biar kamu gak sampek kemaleman buat tidurnya,” ujar Luna beralih menatap Lavina, menghiraukan wajah murung Aidan.

Lavina mengangguk dan menurut, tak ingin membantah. Karena hal itu akan menambah pekerjaan Luna maupun Aidan. Dia sudah merepotkan selama seminggu ini, dan tak ingin makin merepotkan dengan menuruti kerewelannya akan mood hormonal ibu hamilnya.

“Kalian gak mau pulang sekarang aja?” Lavina menatap kedua temannya itu bergantian.

“Kita pulang setelah lo tidur. Dan sana!” Aidan memberikan tanda pengusiran dengan tangannya, membuat ibu hamil itu merengut. “Tidur Lavina. Atau gue telfon Abang buat ke sini.”

Ancaman Aidan berhasil membuat Lavina menurut tanpa lagi membantah. Bahkan, ibu hamil itu tak mau repot-repot menjawab atau berbasa-basi untuk pamit. Lavina menutup pintu kamarnya, meninggalkan Aidan dan Luna yang menatap kepergiannya dengan helaan napas berat.

Terhitung sudah satu jam sejak Lavina masuk dalam kamarnya. Aidan dan Luna memutuskan untuk pulang, merasa kalau Lavina sudah terlelap. Namun, pergerakan sepasang sepasang kekasih itu terhenti saat sayup-sayup telinga mereka mendengar isakan lirih.

“Selalu seperti ini,” desah Luna, yang sudah sangat hafal dengan rutinitas Lavina selama seminggu ini.

Kemudian, Luna memutuskan untuk melihat ibu hamil itu. Dan benar saja, Lavina selalu terusik dalam tidurnya. Gelisah dan membolak-balikkan badannya, seakan mencari posisi yang nyaman. Melihat itu Luna segera mengelus punggung Lavina yang ternyata berhasil menenangkan ibu hamil itu dalam tidurnya.

“Pasti baby-nya merasakan yang orang tuanya rasakan. Makanya selalu bikin Lavina gelisah setiap mau tidur,” bisik Luna yang diiyakan Aidan.

“Abang juga gak kalah menyedihkan. Tidur pun hanya hitungan jam. Setiap hari kalau gak nyari Lavina ya melamun aja,” balas Aidan diakhiri helaan napasnya.

“Kasihan mereka berdua.” Luna menatap sendu sang teman yang kembali terusik dalam tidurnya. Mengerutkan dahi serta mengeluarkan keringat sebiji jagung di pelipisnya, seakan tengah mengalami hal yang buruk.

Di lain tempat, tepatnya di sebuah kamar yang gelap, Abyan duduk termenung seorang diri. Pakaiannya lusuh sebab dia hanya mandi sekali di mana pakaian yang dipakainya pun adalah pakaian setelah mandi pagi tadi.

“Lav ... kamu baik-baik saja, kah? Aku rindu kamu, Lav. Maaf,” lirih Abyan menatap kosong ke arah depan.

Pikiran pria itu hanya dipenuhi oleh Lavina, tak ada hal apa pun lagi. Makan dan tidur pun akan dia lakukan seingatnya saja. Hatinya ikut hancur dan sakit atas kesalahannya sendiri sampai membuat istri dan calon anaknya pergi.

Abyan seakan tak memiliki tujuan hidup. Semuanya tampak gelap di matanya sejak kepergian sang istri. Rokok dan minuman keras yang selalu dia hindari kini menjadi teman sehari-harinya menandakan betapa kacau dan menyedihkannya dia sebagai seorang pria.

“Abyan bodoh!” rutuk pria itu berulang kali, kemudian menyesap sisa minuman keras di depannya. Menyalahkan diri sendiri setiap waktunya.

Tak lama, ponselnya berdering. Namun, diacuhkan saja sebab bukan nomor sang istrilah yang tampil di layar ponselnya. Dering ponsel itu terus memekakkan telinga Abyan karena tak kunjung berhenti mengalahkan kekeras kepalaan Abyan saat ini.

Alhasil Abyan mengerang dan menerima panggilan itu dengan kasar. “Beris—“

Perkataan Abyan seketika lenyap tak terselesaikan saat mendengar samar-samar suara tak asing yang dia rindukan. Suara tangisan yang memilukan, yang mampu menikam jantungnya.

“Datang ke apartemen Aidan. Lavina butuh Abang.”

*

*

Gimana nih?

Tim pisah apa Tim lanjut?

1
Reni Anjarwani
doubel up thor
Vajar Tri
aduh kalu sifat dewasa lav keluar bikin babang Aby tambah klepek klepek 🤭🤭🤭uuuh benarkah ada adik bayi otw 🤩🤩🤩
Vajar Tri
buahahahhahaha kalau nyonyah sudah berbicara maka mas Aby akan menurut ..... pintar nya ele ele 🤣🤣🤣🤣 kanjeng ratu tiada tandingan 🤭🤭🤭
Vajar Tri
mauuuuu banget Thor di tunggu up sama ya Ter Ter Ter baru 🤭🤭🤭🤭🤩🤩🤩🤩🤩semangatttt
Vajar Tri
selamat akhir pekan juga Thor 🥳🥳🥳 jangan lupa up nya di tambahin 🤭🤭🤭
Vajar Tri
buahahahahahahah ke gep pak boz... niat Lavina dinginin hati Aby biar 🔥 nya mati kok kayaknya malah tambah gede ya .... 🤣🤣🤣🤣 resiko Bunya istri blaem blaem kece ..... mas Aby sini aku kipasin sama kipas sate baru aku siapa tahu adem 🤣🤣🤣🤣
Sarah Sarah
god
Reni Anjarwani
doubel up thor
Vajar Tri
Aby Meleng sedikit ajj istri nya udah ada yang nyamperin 🤣🤣🤣🤣 air air air siapin air buat Aby biar tenang 🤣🤣🤣 tapi siapa ya yang ngajak ngobrol 🤔🤔🤔
El: wkwkwk maklum istrinya selain cantik punya aura centil 🤣
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
El: nanti siang yaa 😉
total 1 replies
Azizah az
mau dong mas 🤭🤭
Azizah az: mau up yg banyak 😁😁
El: hei mau apa ini 😭
total 2 replies
Vajar Tri
adu...du..Du Abang meleleh karna tingkah adek 🤣🤣🤣
El: wkwkw abyan lemah sama bininya 🤣
total 1 replies
Vajar Tri
ancaman ny bang mantaf ....biar gak jadi mundur aidan 🤭🤭😁😁 mana lagi atuh Thor up nya 🤭🤭
Vajar Tri
semangat membara 🔥🔥🔥Thor 🥳🥳🥳 lanjut kuy💃💃💃
Vajar Tri
Thor kau gantungkan lagi bikin aku tambah penasaran 🥳🥳🥳
Reni Anjarwani
lanjut
El
nanti malem yaa
Reni Anjarwani
doubel up thor
Vajar Tri
ihh gemesss gemes gemes sama author up nya kurang 😁😁😁
Ana Isti
lanjut dong kk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!