Sebuah keputusan besar terpaksa harus Jena ambil demi menghidupi keluarganya. Menikah dengan Bos diperusahaannya untuk mendapatkan keturunan agar dapat meneruskan perusahaan adalah hal yang gila. Namun apa jadinya jika pernikahan itu terjadi diatas kontrak? temukan jawabannya disini 👇🏻.. Selamat membaca 🤗🥰🥰
.
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nazefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Aku mencintaimu
"Saya mau bertemu Roy!" ucap Amanda pada pihak resepsionis di kantor milik ayah Roy.
"Baik Nona, silahkan tunggu dulu di ruangan sebelah. Nanti akan saya sampaikan." ucap resepsionis.
"Tidak perlu! Saya mau bertemu Roy sekarang!" ucap Amanda dengan kesal.
"Baik Nona segera kami hubungi." jawab resepsionis itu.
Pihak resepsionis tersebut pun langsung menghubungi Roy untuk menyampaikan kedatangan Amanda.
"Kami sudah menghubungi Tuan Roy Nona, Mohon untuk tunggu sebentar." ucap resepsionis.
Amanda tidak menjawabnya karena yang ada di pikiran Amanda saat ini hanya ingin segera bertemu Roy untuk memberikan pelajaran padanya.
Tidak perlu menunggu lama, Roy pun turun dari lift dan langsung menemui Amanda. Dari jauh Roy sudah bisa melihat gadis itu dan dia pun segera mempercepat langkahnya.
"Amanda, untuk apa kamu kesini? Aku kan sudah bilang aku akan menemuimu nanti setelah pulang dari kantor. Apa kamu tidak membaca pesanku?" ucap Roy yang kini sudah berdiri persis didepan Amanda.
plakk!!!!
"Bajingan kamu Roy!! kamu menyuruhku untuk menunggu setelah apa yang kamu lakukan semalam padaku?! Sakit kamu Roy!! iblis kamu!!" maki Amanda habis-habisan.
Semua karyawan disana kaget melihat pemandangan tersebut. Sementara pihak resepsionis hanya bisa menutupi mulut mereka dengan tangan.
"Ikut aku!" ucap Roy dan dengan cepat langsung menarik tangan Amanda begitu saja.
Roy yang merasa ini bukan tempat yang tepat untuk berbicara pada Amanda karena mengingat ini adalah kantor dan juga jabatannya sebagai anak dari pemilik perusahaan pun kini sedang dipertaruhkan. Dengan cepat Roy langsung menarik tangan Amanda begitu saja.
"Lepas!" ucap Amanda mencoba melepaskan diri. Tapi genggaman tangan Roy ternyata begitu kuat untuk Amanda.
"Aku akan bicara denganmu tapi tidak disini!" ucap Roy sambil terus menarik tangan Amanda keluar dari kantor milik ayahnya itu.
"Lepaskan Roy!!!" ucap Amanda dengan menarik tangannya sekuat tenaga membuat tangannya akhirnya kini dapat terlepas.
Kini mereka sudah berada didepan kantor milik ayah Roy. Amanda memegangi pergelangan tangannya yang terasa sakit sekali akibat genggaman Roy yang begitu kuat.
Sorot mata Amanda menatap Roy dengan tajam mengisyaratkan bahwa kini kemarahannya semakin memuncak.
"Kenapa Roy? kenapa aku tidak boleh bicara disini? Apa kamu takut jika ini akan mempengaruhi karir dan jabatanmu?" tanya Amanda.
"Lalu bagaimana denganku? Orang yang sudah kamu hancurkan masa depannya! Egois kamu Roy!" lanjut Amanda.
"Bukan begitu Amanda, aku berjanji aku akan bertanggung jawab tapi bukan begini caranya." ujar Roy.
"Lalu dengan cara seperti apa?! Kalau kamu mau bertanggung jawab, kenapa kamu meninggalkan ku sendirian?!"
"Aku sudah bilang kan? Aku ada pekerjaan penting jadi aku terpaksa harus pergi dulu." terang Roy.
"Alasan!! Dasar laki-laki bajingan!! bajingan!!" teriak Amanda sambil memukuli Roy sambil menangis.
Roy tidak mau melihat Amanda terus begini, dia tau ini sangatlah berat untuknya. Roy pun segera memegang kedua pipi Amanda mencoba untuk menenangkannya.
"Dengar Amanda... Dengarkan aku!" ucap Roy dengan menatap dalam mata gadis itu membuat Amanda kini menghentikan pukulannya.
"Aku berjanji, aku akan bertanggung jawab atas semua perbuatanku, aku tidak akan lari dari mu Amanda. Aku sangat mencintaimu." ucap Roy dengan lembut membuat Amanda merasa kaget dan melebarkan kedua matanya.
Amanda tidak tau bahwa Roy yang dia anggap sebagai sahabat karibnya, bahkan dia sering berbagi keluh kesahnya tentang hubungannya dengan Savero ternyata dibalik semua itu Roy menyimpan perasaan yang teramat dalam terhadap dirinya.
Roy begitu dalam mencintai Amanda, tapi Amanda tidak bisa melihat itu karena mata dan hatinya sudah terbutakan oleh cintanya pada Savero. Hingga semua ketulusan yang Roy berikan selama ini hanya Amanda anggap sebagai persahabatan.
"Ada apa ini ribut-ribut?!" ucap Gunawan yang tidak lain adalah ayah kandung dari Roy.
"Ayah?" gumam Roy yang kaget melihat kedatangan ayahnya.Roy langsung refleks menurunkan tangannya dari wajah Amanda saat itu juga.
"Dengar Roy! aku tidak akan pernah sudi untuk mendapatkan pertanggungjawaban dari lelaki pengecut seperti kamu!! Dan mulai sekarang jangan pernah lagi kamu muncul di hadapanku! Dasar laki-laki bajingan!!" ucap Amanda dengan mendorong tubuh Roy lalu pergi meninggalkannya.
"Amanda!" panggil Roy berharap untuk mencegah gadis itu pergi.
"Roy! ikut papa ke dalam. Kamu jelaskan semuanya di ruangan papa!" titah Gunawan.
Roy tidak memiliki pilihan lain selain menuruti perintah ayahnya biarpun jauh didalam hatinya dia sangat ingin mengejar Amanda dan memeluknya.
❣️
❣️
❣️
Setelah pergulatan yang panjang kini Jena dan Savero tertidur di atas ranjang yang sama, sebelum akhirnya Savero harus terbangun karena handphonenya berbunyi. Itu adalah panggilan dari asisten Rey, dengan cepat Savero mengangkat telfon tersebut.
"Halo."
"Bagaimana Rey?"
"Bagus kalau begitu."
"Ya, terimakasih."
Tut!
Jena yang juga sudah tersadar karena mendengar bunyi handphone milik Savero, hanya bisa mendengar suara dari Savero saja.
"Ada apa Tuan?" tanya Jena.
Namun bukannya menjawab pertanyaan dari Jena, kini Savero malah balik bertanya.
"Kamu mau tau?" tanya Savero.
" Ya, jika Tuan mengijinkannya." ujar Jena.
"Tentu, karena ini kabar baik untuk mu." ucap Savero.
"Untuk ku? kabar apa itu?" tanya Jena penasaran.
"Semalam aku menelfon Rey sebelum makan malam. Aku menyuruhnya agar mencarikan ayahmu seorang perawat laki-laki yang bisa menjaganya dan merawatnya." terang Savero.
"Benarkah? Lalu bagaimana?" tanya Jena dengan mata yang berbinar.
"Ya, Rey sudah mendapatkannya dan dia juga sudah mulai bekerja pagi tadi." ucap Savero.
"Terimakasih Tuan." ucap Jena dengan langsung memeluk Savero erat-erat yang langsung dibalas oleh Savero.
"Aku hanya tidak ingin melihatmu bersedih lagi." ucap Savero lalu mencium kening Jena dengan lembut.
Jena merasa sangat beruntung karena memiliki Savero di hidupnya kini. Bahkan entah kenapa Jena merasa ingin lebih lama lagi bersama dengan Savero nantinya.