Karena dikhianati, aku trauma terhadap wanita. Ditambah anakku yang masih bayi membutuhkan bantuan seorang 'ibu'. Apa boleh buat, kusewa saja seorang Babysitter. masalahnya... baby sitterku ini memiliki kehidupan yang lumayan kompleks. Sementara anakku bergantung padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Caraku Berbisnis
Kayla masih dirawat, Aram diizinkan untuk menginap di sebelah Kayla.
Dan aku...
Memindahkan kantorku ke kamar kayla.
Kuminta siapa pun yang ada urusan denganku bisa ke rumah sakit saja.
Termasuk Pak Zulfikar yang datang sambil cengar-cengir bawa bingkisan banyak banget.
“Ini untuk yang jaga, soalnya Zaki makannya banyak.” Katanya sambil meletakkan kardus besar yang tulisannya ‘Selamat Hari raya Idul Fitri’.
Isinya kedaluwarsa nggak tuh?! Aku melongok ke dalamnya. Segala abon dia bawain.
“Terima kasih ya Bapak,” Kayla menunduk sedikit, “Repot-repot amat Pak, sampai sempatkan ke sini.”
“Zakinya nggak mau pisah dari kamu, padahal kita harus meeting.” Pak Zulfikar menggeleng-gelengkan kepalanya. Aku mencibir.
“Saya juga agak khawatir kalau harus sendirian sih Pak, walau pun kini sudah tidak ada ancaman lagi. Tapi traumanya masih berlanjut.” Kata Kayla.
Kenapa ya cara bicara wanita ini begitu elegan? Dia pernah belajar table manner kali ya?
“Saya mengerti, makanya saya sekarang di sini, kalau perlu kita pindahkan ruang arsip ke sini juga.” Kata Pak Zulfikar.
“Nyindir...” gumamku.
“Loh, saya ini tulus loooh, hehehe.” Kekehnya. “Pelan-pelan saja ya Mbak, kasih kesempatan diri kamu untuk relaks.” Memang Pak Zulfikar ini mudah luluh kalau sama cewek cantik, apalagi yang pakai ‘banget’ macam Kayla.
Aku dan tim sedang berdiskusi kecil di sudut sebelah ruangan sementara Kayla menonton drakor pakai hape sambil menyusui Aram di balik bilik.
Diskusi kali ini sebenarnya tidak terlalu penting. Boss ingin mesin-mesin berkarat yang menumpuk di gudang ‘dibereskan’ karena akan digunakan untuk menempatkan mesin-mesin baru. Biasanya aku mengadakan pelelangan kalau mesinnya masih bisa digunakan. Kalau dalam bentuk rongsokan aku jual dalam bentuk eceran. Yang paling menguntungkan adalah yang kedua. SOP perusahaan memang tidak diizinkan bagi karyawan untuk terlibat dalam jual beli property kantor, namun kalau anggota keluarganya yang terlibat, tidak diatur.
Dari situlah ada bapakku. Bapakku punya Pabrik Suku Cadang. Didirikan di atas tanah atas namaku. Namaku tidak tertera di akte tapi Bapakku punya perjanjian sewa tanah padaku. Pernah kubahas kalau Bapakku berteman baik dengan Pak Zulfikar? Yah dari situlah bisnis ini berasal. Dan keuntungan dari sini sangat besar.
Aku mulai bekerja di usiaku yang ke 21 tahun, sebagai rekan kerja Baron. Pekerjaanku staf proyek, alias tukang pukul. Di sini bisa dimaklumi ya bagaimana bibirku ini seringkali bicara tanpa disaring. Dari segala ‘mengamankan’ area, ‘membersihkan’ kawasan, mengatur masalah SDM, sampai memperbaiki truk pun aku bisa.
Di sana aku mulai melihat banyak kawasan yang 10 tahun mendatang bisa mendatangkan keuntungan. Tentunya bukan untuk pemukiman. Bumi ini semakin sempit, manusianya semakin banyak, kebutuhannya semakin tinggi. Pada saat kebutuhan tinggi, pasti dibutuhkan pabrik untuk membuat barangnya. Barang apa pun.
Dan pabrik, butuh kawasan yang luas.
Aku mulai membeli tanah-tanah terbengkalai secara legal, desa-desa tertinggal, yang hasilnya bisa kupanen 10 tahun setelahnya, kebanyakan dibeli untuk perkebunan, penakaran, pergudangan dan pabrik-pabrik.
Termasuk pabrik suku cadang bapakku.
Makanya karena sibuk bekerja dan menabung, urusan wanita aku tidak terlalu ambil pusing. Sampai aku bertemu Reina di usiaku yang ke 34 tahun.
Setahun kuhabiskan sia-sia dengannya, kuhabiskan setengah tabungan yang kukumpulkan selama 13 tahun lamanya. Untung saja tak sampai habis.
Gajiku memang tidak seberapa, tapi kerja sampinganku banyak. Dari sewa tanah saja bisa milyaran setahun, itu baru dari satu kawasan. Aku punya lebih dari 10 tempat berbeda dan semuanya disewakan. Hehe.
Dan saat-saat ini yang paling membuatku berbinar, saat Boss mau ‘mengosongkan’ gudang.
Kupikir Pak Zulfikar, Pak Damaskus dan Pak Albattar tidak mungkin tidak tahu mengenai kerja sampinganku. Tapi semua anak buahnya memiliki kerja sampingan. Selama dilakukan sesuai hukum dan legal, berlaku asas ‘Tahu sama Tahu’.
Ada yang bilang generasi millenial adalah generasi yang dianggap paling pecundang dari segi penghasilan, dibandingkan dengan generasi berikutnya, bahkan dari Generasi Z. Di saat boomers seperti Pak Damaskus mengalami situasi pemerintahan yang stabil pada usia produktif mereka, dengan perumahan yang terjangkau dan pasar ekuitas yang kuat memberikan keuntungan besar atas tabungan, Millenial sepertiku harus mengalami berbagai krisis keuangan, pandemi covid dan periode inflasi di masa produktif kami. Kalau bukan karena modal nekat yang mempertaruhkan nyawa sepertiku, pasti aku sudah jadi pecundang.
Tentunya juga berkat campur tangan Tuhan, tidak perlu dibahas lagi seharusnya.
Tapi apakah kita bisa bermalas-malasan kalau rezeki sudah diatur OlehNya? Kan malah tidak akan dapat juga.
Karena itu dari piyik aku ‘belajar’. Berbagai Les, berbagai kemampuan, berbagai bidang.
Itu pun masih tidak cukup kaya, karena aku kurang licik katanya.
Pernah dengar ungkapan saat kita kecil kan, kalau guru di sekolah biasanya men-cap anak pintar rangking 1 di sekolah pasti akan jadi orang sukses di masa depan?
Kenyataannya yang terjadi tidak begitu.
Yang paling sukses biasanya adalah biang onar disekolah, atau siswa yang kemampuan akademisnya biasa-biasa saja. Karena yang dibutuhkan untuk hidup di dunia ini bukanlah ‘Pintar’... tapi ‘Cerdas’. Aku yang seumur hidup dihabiskan dengan belajar saja, nyatanya bukan jadi yang pertama di sekolahku.
Apa sih tipsnya bertahan di dunia bisnis? Kalau boomers bilang mereka lebih menghargai kejujuran di banding otak cerdas. Tapi, di zaman sekarang hal itu tidak relate. Terkadang, terlalu jujur juga tidak bagus hasilnya. Tapi berbohong malah fatal akibatnya. Para pengusaha seperti kami, biasanya bicara seperlunya, tapi tidak minim kata. Tidak bohong, tapi juga tidak jujur.
Itu yang membuatku bertahan dari dunia ini.
Kalau mengandalkan gaji yah... bisa makan apa kita? Aku yang gajinya 50juta perbulan belum tunjangan ini-itu saja ngomong begini, gimana yang gajinya dibawah UMK?
Sudah cukup mengenai pekerjaanku dan penghasilanku, aku ingin bercerita mengenai Kayla.
Wanita ini... sudah mencuri duniaku.
Jujur saja kalau boleh dibandingkan, walau tidak etis, tapi aku ingin menyampaikan, kalau dulu dengan Reina, setiap hal yang ia minta dariku aku pasti bertanya-tanya gunanya apa walau pun tidak sampai terucap. Karena aku sayang padanya.
Level cintaku sudah melebihi ayah ibuku. Untungnya Tuhan masih menang. Karena itu Beliau menyadarkanku dengan tamparan keras.
Karena level cintaku sudah tinggi, jatuhku juga lebih kencang ke bawah.
Sebagian besar barang yang ia inginkan, kubelikan. Mobil sport mewah, ponsel terbaru, perhiasan langka. Sampai-sampai aku berpikir menjual tanahku untuk membelikan dia berlian. Untung saja tidak kesampaian.
Aku mulai membatasi pengeluaranku saat kulihat saldoku sudah berkurang 60% dan Reina sedang hamil. Terpikir untuk korupsi tapi aku tak sampai hati melakukan hal itu ke Pak Damaskus dan Pak Zulfikar yang sudah sangat baik hati padaku.
Kurunut apa saja yang kubelikan untuk Reina, Dan apakah barang-barang itu berguna? Jumlah tasnya saja hampir 100, tas branded berjajar di lemarinya. Satunya minimal seharga 2juta’an paling mahalnya 150 juta. Itu berarti seminggu 2 kali dia beli tas. Belum sepatu, gaun, make up dan banyak benda tak berwujud yang ia habiskan di club bareng teman-temannya.
Atau selingkuhannya.
Dan selama seminggu kukenal Kayla... berapa yang kuhabiskan untuknya?
Saat Altan membelikan kebutuhannya, aku memberinya uang sebesar 7,5 juta. Sisanya 4,9 juta.
Bahkan aku belum menggaji Kayla sampai sekarang atas jasanya terhadap Aram. Saat dia berjalan-jalan di mall untuk perawatan, rasanya tak sampai sejuta kuhabiskan untuknya. Rumah sakit yang ini saja dicover BPJS, saat kuupgrade kelasnya, kantor langsung mengcovernya.
Wanita si ‘ibu’ Aram ini...
Adalah rezekiku.
Masa kutolak.
Kini tinggal bagaimana cara membuatnya bertahan denganku.
maaf y Thor bacanya maraton tp untuk like dan komen ngak pernah absen kog 😁😁😁,,,,