NovelToon NovelToon
Cinta Dan Tawa Di Kota : Kisah Perempuan Tangguh

Cinta Dan Tawa Di Kota : Kisah Perempuan Tangguh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Slice of Life
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: xy orynthius

Tara Azhara Putri Mahendra—biasa dipanggil Tara—adalah seorang wanita muda yang menjalani hidupnya di jantung kota metropolitan. Sebagai seorang event planner, Tara adalah sosok yang tidak pernah lepas dari kesibukan dan tantangan, tetapi dia selalu berhasil melewati hari-harinya dengan tawa dan keceriaan. Dikenal sebagai "Cewek Tangguh," Tara memiliki semangat pantang menyerah, kepribadian yang kuat, dan selera humor yang mampu menghidupkan suasana di mana pun dia berada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xy orynthius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 23

Alarm —tiba-tiba berbunyi, memecah keheningan dengan suara yang menggelegar. Lampu-lampu merah mulai berkedip di seluruh ruangan, menandakan bahwa keberadaan mereka telah terdeteksi. Wajah Raymond memucat saat dia menyadari bahwa waktu mereka hampir habis.

“Gawat! Mereka tahu kita di sini!” seru Lucas, berbalik menghadap pintu dengan senjata terangkat, bersiap untuk menghadapi siapa pun yang akan masuk.

Raymond mengetik lebih cepat, berusaha keras untuk menyelesaikan prosesnya. “Gue hampir selesai! Tahan mereka selama mungkin!”

Tara segera bergabung dengan Adrian di pintu, menyiapkan diri untuk pertempuran yang tak terhindarkan. Mereka bisa mendengar suara langkah kaki yang mendekat, diiringi dengan teriakan-teriakan yang memerintahkan pasukan untuk bergerak ke arah mereka. Hati Tara berdebar kencang, tetapi dia mencoba untuk tetap fokus pada misi mereka.

Pintu meledak terbuka, dan sekelompok penjaga bersenjata lengkap menyerbu masuk. Tembakan pertama menghujani ruangan, membuat mereka berlindung di balik meja dan peralatan yang ada. Adrian melepaskan tembakan balasan, mengenai dua penjaga yang langsung jatuh ke lantai. Lucas, dengan ketenangan yang luar biasa, menargetkan yang lain dengan akurasi yang mematikan.

Tara juga tidak tinggal diam. Dia menembak ke arah penjaga yang mencoba mendekat, memastikan mereka tidak bisa melewati pertahanan mereka. Namun, jumlah musuh terus bertambah, dan mereka mulai mendesak lebih dekat.

Raymond, yang sekarang berkeringat deras, akhirnya berseru, “Gue berhasil! Sistem mereka udah gue kendaliin!” Dia berbalik dari komputernya dan menekan beberapa tombol terakhir sebelum menarik flash drive yang berisi semua data penting itu.

“Kita harus keluar dari sini, sekarang!” kata Raymond dengan tegas, saat suara ledakan keras terdengar dari arah yang tak jauh dari mereka, menandakan bahwa sistem pertahanan markas musuh mulai runtuh.

Tara, Lucas, dan Adrian segera mundur, berusaha menutupi Raymond saat mereka menuju pintu keluar. Mereka menembak secara bergantian untuk menahan laju musuh, tetapi keadaan semakin genting. Terlalu banyak penjaga yang datang, dan mereka mulai kehabisan amunisi.

“Kita nggak akan bertahan lama di sini!” teriak Lucas di tengah suara tembakan yang semakin intens.

Adrian menoleh cepat ke arah Tara. “Lo dan Raymond harus pergi duluan! Gue sama Lucas bakal tahan mereka di sini.”

Tara membuka mulutnya untuk membantah, tetapi Adrian memberikan tatapan yang tegas. “Ini satu-satunya cara. Ayo, jangan buang waktu!”

Tara ragu sejenak, tapi akhirnya mengangguk. “Hati-hati,” katanya dengan nada penuh emosi.

Dengan berat hati, Tara dan Raymond bergerak mundur, meninggalkan Adrian dan Lucas yang terus menembak untuk menutupi mereka. Mereka berdua berlari menuju koridor yang mereka lewati sebelumnya, mencoba mencari jalan keluar. Tapi musuh sudah mengepung mereka dari segala arah.

Raymond menunjuk ke sebuah lorong kecil di sebelah kiri. “Lewat sini! Ini bisa membawa kita keluar ke jalur bawah tanah lagi!”

Mereka berlari sekuat tenaga, mendengar suara pertempuran yang semakin jauh di belakang mereka. Lorong itu gelap dan sempit, tapi mereka tidak punya pilihan lain. Saat mereka hampir mencapai pintu keluar, mereka tiba-tiba dihadang oleh sekelompok penjaga lagi.

“Jangan bergerak!” salah satu dari mereka berteriak sambil mengarahkan senjata ke arah mereka.

Tara dan Raymond terpaksa berhenti, napas mereka terengah-engah. Keadaan tampak sangat putus asa, tetapi Tara menolak untuk menyerah. Dengan cepat, dia melemparkan sebuah granat ke arah penjaga-penjaga itu, dan segera menarik Raymond untuk berlindung di balik dinding.

Ledakan itu menghancurkan sebagian besar lorong, memberikan mereka kesempatan untuk kabur. Mereka terus berlari, sekarang tanpa ragu, menuju pintu keluar yang mulai terlihat di ujung lorong. Suara ledakan dan tembakan yang semakin menjauh membuat mereka tahu bahwa Adrian dan Lucas masih bertarung mati-matian di belakang.

Ketika akhirnya mereka mencapai pintu keluar, Tara menarik napas lega. Udara dingin malam itu terasa menyegarkan setelah ketegangan di dalam markas musuh. Mereka keluar ke jalur bawah tanah yang gelap dan lembap, tapi ini adalah satu-satunya jalan menuju kebebasan.

“Kita harus cepet keluar dari sini,” kata Raymond sambil berlari, menggenggam flash drive yang telah mereka perjuangkan dengan nyawa.

Tara mengikuti Raymond, tetapi pikirannya masih berada pada Adrian dan Lucas. Dia tahu bahwa mereka mungkin tidak bisa bertahan lama melawan begitu banyak musuh, tetapi dia harus fokus pada misinya. Mereka harus memastikan bahwa pengorbanan Adrian dan Lucas tidak sia-sia.

Setelah beberapa saat, mereka akhirnya mencapai pintu keluar dari jalur bawah tanah itu. Mereka keluar ke pinggiran kota, jauh dari markas musuh yang sekarang mungkin sudah penuh dengan kekacauan. Tara dan Raymond segera menuju ke arah jalan raya, berharap bisa menemukan kendaraan untuk melarikan diri.

Ketika mereka tiba di jalan, mereka beruntung menemukan sebuah mobil tua yang ditinggalkan. Raymond dengan cepat mengutak-atik kunci kontak, dan mesin mobil itu menyala dengan deru yang kasar. Mereka segera masuk dan melaju menjauh dari tempat itu, menuju tempat yang lebih aman.

Sementara mobil itu melaju di jalanan yang sepi, Tara duduk di kursi penumpang, melihat ke luar jendela. Pikiran tentang Adrian dan Lucas terus menghantuinya, tetapi dia tahu bahwa mereka telah melakukan yang terbaik untuk melawan Proyek Apocrypha. Sekarang, dia dan Raymond harus memastikan bahwa data yang mereka bawa akan sampai ke tangan yang tepat.

“Ini baru permulaan,” kata Raymond pelan, seolah-olah membaca pikiran Tara. “Kita berhasil mengacaukan mereka, tapi kita masih harus memastikan dunia tahu kebenarannya.”

Tara mengangguk, meskipun hatinya berat. “Gue tau. Kita nggak bisa berhenti sekarang. Kita harus terus maju.”

Mereka melaju dalam keheningan, membiarkan suara mesin mobil yang kasar mengisi kekosongan di antara mereka. Tara tahu bahwa pertempuran ini belum berakhir, tetapi setidaknya, mereka telah mengambil langkah besar untuk menghancurkan Proyek Apocrypha. Dan meskipun jalannya masih panjang dan berbahaya, dia bertekad untuk melanjutkan perjalanan ini sampai akhir, demi keadilan dan kebenaran.

1
·Laius Wytte🔮·
Pengalaman yang luar biasa! 🌟
Kei Kurono
Mantap! Bukan cuma ceritanya, bagus dalam segala hal.
<|^BeLly^|>
Nggak sia-sia baca ini. 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!