Setelah akadnya bersama sang suami, Aleta mengetahui fakta yang menyakitkan. Laki-laki yang baru beberapa jam menjadi suaminya ternyata selama ini mengkhianatinya. Lebih menyakitkan lagi selingkuhan dari sang suami yakni orang terdekatnya. Aleta hancur, hidupnya tak berati lagi, namun ia tak ingin hidupnya sia-sia untuk laki-laki yang telah mengkhianatinya. Ia bersumpah akan membalas rasa sakitnya kepada kedua orang yang sekarang menjadi incaran atas rasa sakit hatinya.
Namun siapa sangka? setelah mendapatkan kehancuran dalam hidupnya, Aleta justru dipertemukan dengan seorang laki-laki yang akan merubah hidupnya, ia juga yang membantu Aleta membalaskan dendam.
Arfandra Nanggala, laki-laki mapan,tampan, juga sangat pintar dalam bersandiwara, menyembunyikan setatus dirinya juga termasuk bagian dalam sandiwara Arfandra.
"Kamu tidak ingat perjanjian kita diawal?"
"Untuk sekarang aku masih ingat, tapi tidak tahu ke depannya."
Damn
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 23
Hari demi hari sudah Aleta lalui, sebenarnya cukup sulit untuk seorang gadis, apa lagi anak bungsu yang biasanya mengandalkan orang tua atau orang di sekitarnya untuk melakukan segala sesuatunya.
Kini Aleta melakukan semuanya sendiri, termasuk mengurus surat perceraian dengan Dipta. Bahkan sidang pertama akan di lakukan besok pagi.
Mama Desi sudah pulang 2 hari yang lalu, Aleta juga sudah berkunjung meski hanya sebentar saja. Ia tahu jika kedua orang tuanya kecewa dengan keputusan yang diambilnya. Karena sampai sekarang Aleta belum memberitahu alasan dibalik perpisahan mereka. Aleta masih menutupinya, ia tidak ingin mamanya jatuh sakit jika mendengar kenyataan.
Selain itu, Aleta juga menghindar dari Alesa. Ia selalu berkunjung di saat Alesa tidak berada di rumah. Keduanya bertemu ketika di rumah sakit seminggu yang lalu. Dimana Alesa yang melihat perbuatan Dipta pada Aleta. Meski begitu Aleta sangat yakin jika kakaknya itu tahu alasan dibalik gugatan cerainya untuk Dipta. Harusnya Alesa memang tahu, mengingat kata-kata yang terakhir ia ucapkan untuk kakanya itu.
Jangan lupakan, Fandra juga yang sedikit membantu Aleta, bukan mengurus surat perceraian mereka. Tetapi menjadi kambing hitam agar Aleta bisa cepat berpisah dengan Dipta. Fandra tidak keberatan, toh..mereka memang dekat, meski tidak bisa dikatakan sebagai pasangan.
Lebih tepatnya hubungan tanpa status yang sedang keduanya jalani.
"Ta, kamu makin rame aja di anak-anak." Mili duduk di sebelah meja kerja Aleta. Lalu mencomot cemilan gadis itu.
"Biarin lah kak," balas Aleta malas.
Masalah keluarganya jauh lebih pelik dibanding gosip di kantor tentangnya.
"Kok pasrah? Kamu beneran udah jadian sama OB ganteng itu?" tanya Mili mendapat gelengan kepala dari Aleta.
"Terus? Aku liat-liat juga kamu semakin deket Ta." Mili masih cukup penasaran dengan hubungan keduanya.
"Ada sesuatu yang bikin aku sama dia deket kak," balas Aleta seketika membuat Mili semakin penasaran.
"Apa? Ternyata nggak sia-sia ya aku ngalah kalau ternyata kalian sudah ada sesuatu." Mili tertawa lirih mengingat kegemasan hubungan Aleta dan Fandra.
Bayangkan saja Aleta pernah kepergok Mili dan Rika sedang membantu Fandra membuatkan kopi untuk para karyawan kantor. Bahkan keduanya sudah kepergok makan siang bersama. Tidak tahu saja Mili dan Rika jika Aleta melakukannya sebagai bentuk rasa terimakasihnya kepada Fandra yang sudah membantunya selama ini. Membantu agar ia cepat bisa bercerai dengan Dipta.
"Santai aja sama aku, nggak usah ngumpet-ngumpet lagi," bisik Mili.
"Kak, besok aku ijin libur ya mau sidang di kantor pengadilan," ujar Aleta beranjak dari duduknya.
Mili terdiam di tempatnya seraya mencerna kata-kata Aleta. Sebelum akhirnya ia baru sadar akan sesuatu.
"Aleta! Maksud kamu apa?" teriaknya.
"Ada apa?" Rika yang baru saja datang langsung menghampiri Mili.
"Kantor pengadilan bukannya untuk perceraian ya?" tanya Mili sedikit bingung.
"Kenapa? Lo mau cerai? Hahaha yang benar saja pasangan aja lo nggak punya Mil."
Tawa Rika terdengar meledek. Namun segera mendapat geplakan pada tangannya dari Mili.
"Bukan gue, tapi kayaknya orang tua Aleta deh yang mau cerai, tuh anak dari tadi murung terus anjir," jelas Mili.
Aleta duduk di kantin yang dekat dengan jendela. Ia memandangi udara di luar sana yang sudah mulai panas karena matahari. Belum terlalu banyak yang datang ke kantor. Ia memang sengaja datang lebih awal tadi.
Terdengar helaan napas cukup dalam. Kembali bibirnya menyentuh pinggir cangkir yang berisi kopi dengan asap masih mengepul di udara, sedikit membutnya merasa lebih tenang, meski pikirannya masih bercabang kemana-mana.
Tidak dipungkiri Aleta merasa gugup dan terus kepikiran sidang pertamanya besok. Ia berharap semua akan berjalan dengan lancae sesuai keinginannya.
"Kebiasaan Fandra selalu datang telat."
"Baru beberapa kali, biasanya juga dia akan datang paling awal."
"Tapi aku ngerasa Fandra jadi seenaknya saja setelah dekat sama Mba Finda."
"Itu perasaan kamu saja. Fandra tetap rajin kok, buktinya kemarin sore dia sempat membersihkan kantin dulu sebelum pulang."
"Itu memang tugasnya," kesal salah satu OB.
Aleta tersenyum tipis mendengar obrolan OB yang sedang membicarakan Fandra. Gadis itu baru sadar jika Fandra sedari tadi belum terlihat.
Ia beranjak dari duduknya untuk kembali ke tempat kerjanya. Di kantin juga sudah ada beberapa karyawan yang memang berniat sarapan di sana membuat Aleta merasa sedikit tidak nyaman, bukan karena karyawan yang sedang makan, tetapi karena beberapa karyawan ada yang sengaja memperhatikannya.
Langkah Aleta terhenti saat tiba-tiba Fandra muncul di depannya. Keduanya sama-sama terkejut, Aleta bergeser ke kiri memberikan jalan untuk Fandra, tapi justru sebaliknya, Fandra melakukan hal yang sama sampai beberapa kali, akhirnya keduanya sama-sama tertawa menyadari kekonyolan itu.
"Silahkan kalau mau lewat." Fandra menyingkir memberikan jalan untuk Aleta.
Gadis itu mengangguk. Lalu tersenyum tipis. "Terimakasih," ujarnya.
Aleta mengulum senyum mengingat kejadian itu. Fandra selalu muncul secara tiba-tiba dan tidak terduga. Logikanya meminta Aleta untuk bersikap biasa saja, namun tetap saja Aleta terkadang dibuat canggung jika dipertemukan dengan Fandra seperti tadi.
"Deket iya, canggung juga iya. Entahlah," gumam Aleta masuk ke dalam ruangannya.
Sementara Fandra sedang mendengarkan celotehan dari teman kerjanya yang tadi sempat membicarakannya. Fandra ditegur habis-habisan karena datang terlambat. Tidak tahu saja mereka sedang berhadapan dengan siapa.
Laki-laki yang sedang dimarahi itu yang membayar gajinya.
"Maaf, hal ini tidak akan terulang lagi."
Setelah mengatakan itu Fandra pergi begitu saja. Hal itu tentu membuat teman kerjanya semakin merasa marah dengan Fandra.
"Enak banget dia," ujarnya.
"Sudahlah, lagian kamu keterlaluan, pekerjaan Fandra semua sudah ia selesaikan sore harinya. Tidak seharusnya kamu terus memarahinya."
Salah satu OB membela Fandra. Namanya Fian, ia cukup dekat dengan Fandra. Tunggu Fian suatu saat kamu akan dinaikan menjadi karyawan kantor kantor tetap bukan hanya seorang OB saja. Bersabarlah.
Fandra menutup pintu, lalu duduk di sofa panjang ruangan Finda. Ia menatap langit-langit ruangannya, bayangan kejadian tadi dengan Aleta kembali berputar, sudut bibir laki-laki itu tertarik ke atas mengingat kejadian tadi.
"Udah minum obat lo?" pertanyaan Finda seketika membuat Fandra menoleh.
"Apa maksud lo?" tanya Fandra tidak mengerti.
"Ck, bedebah ini, senyum-senyum tanpa sebab seperti itu apa lagi memangnya kalau bukan ciri-ciri sakit jiwa?"
Fandra melempar barang yang paling dekat denganya. Membuat Finda mengadu sakit dan mengancam Fandra untuk pergi dari kantornya.
"Udah berani lo? Oke, gue pergi dan urus sendiri sandiwara lo ini," ancam Finda seketika membuat Fandra berdecak kesal.
mau tau Fandra berapa lama redmoon nya😁😁🤭🤭🤭
cm seminggu paling kl ga 9 harian laaah.
tp kan hbs itu lgsg bs unboxing kq😁😁
sabar ya mas Fandra😉
nanti bakal ada masa masa indah pernikahan sm Tata🥰🥰
kenapa ketahuan nya setelah menikah.....
Dasar Dipta buaya kadal buntung. udah punya istri hamil masing aja jajan sana sini. awas aja Alesa bakal kena penyakit nya ntr😌😌😌
di dukung kq mas Fandra biar Arfanda Junior nya segera rilis dan mba Tata jg jd lupa sama dendamnya. biar fokus aja sm dede emes nya🤭🤭