GAVIN adalah pria dewasa yang usianya sudah menginjak kepala tiga. Orang tuanya sudah mendesak untuk segera menikah,terutama
mama nya.
Tapi Gavin menolaknya mentah-mentah. Bahkan mama nya sempat menjadwalkan kencan buta untuk putra tunggal nya itu dengan beberapa anak perempuan dari teman nya,dan yang Gavin lakukan hanya diam saja ,tak menghiraukan Mama nya yang terus berteriak meminta menantu dan cucu.
Hingga suatu hari, Gavin pergi kesalah satu kafe yang sering dikunjungi oleh para anak muda. Disana ia bertemu dengan seorang gadis yang tertawa bersama teman-teman nya. Gavin terpukau oleh gadis itu.
Tanpa tau siapa gadis yang ia temui dikafe itu, Gavin meminta kepada kedua orang tuanya untuk melamar gadis tersebut, tidak peduli jika usia mereka yang terpaut jauh, karena ia sudah mengklaim gadis itu sebagai istri nya nanti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marta Safnita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30.
Redyna mulai membuka mata kedua matanya dan mulai menggeliat kan tubuh nya,tapi gerakan nya terhalang oleh sebuah tangan besar yang melingkar erat di pinggang nya. Ia berusaha untuk menyingkirkan tangan besar itu, dan setelah beberapa kali percobaan, akhirnya terlepas juga.
Baru saja Redyna akan beranjak dari ranjang,tapi sebelum kaki nya menginjak lantai, tangan nya ditarik oleh seseorang yang membuat tubuh nya terhempas kembali kekasur.
Redyna dapat merasakan wajah nya tepat dihadapan da*a bidang seseorang,ia tahu pasti dada ini milik suaminya, siapa lagi kalau bukan Gavin.
Tapi yang membuat nya penasaran adalah, kenapa ia merasa kulit wajah nya menyentuh kulit suami nya secara langsung! Apa suaminya ini bertelanjang dada?
karena penasaran, akhirnya Redyna membuka kedua matanya secara perlahan dan ternyata benar, bahwa suaminya ini sedang tak memakai atasan seraya memeluk nya erat dengan mata terpejam.
Tangan Redyna terangkat untuk menyentuh pipi sang suami yang sedang tertidur, lalu diusapnya pipi Gavin dengan lembut yang membuat pria itu terbuai ingin tertidur kembali karena saking lembutnya usapan Redyna dipipinya.
Sebenarnya Gavin sudah terbangun disaat istri nya itu mulai mencoba melepaskan pelukannya. Tapi Gavin ingin bermain-main sedikit dengan gadis nya.
"Mas bangun! Aku tahu mas udah bangun!"
Perlahan matanya terbuka lalu tersenyum melihat wajah istri nya yang tepat berada didepan dadanya,dengan ekspresi wajah yang sedikit kesal terhadap Gavin. Lantas pria itu semakin mengeratkan pelukan nya pada pinggang Redyna.
"Aku mau mandi Mas,bisa tolong lepasin dulu? Pasti keluarga kita lagi nunggu kita diluar untuk sarapan."
Bukan melepaskan pelukannya, Gavin lebih memilih untuk mengubah posisi nya tepat diatas tubuh Redyna yang membuat pipi istri nya bersemu merah di pagi hari.
Jika dilihat dari bawah, suami nya itu sungguh sexi, Redyna berusaha mengalihkan tatapannya dari Gavin karena sang suami terus memandang nya intens, apalagi dengan Gavin yang bertelanjang dada seperti ini.
Gavin membawa wajah Redyna untuk kembali melihat nya lalu mengikis jarak antara mereka. Perlahan bibir kedua pengantin itu bersentuhan dan dilanjut dengan lumatan-lumatan kecil. Ciuman yang tadinya pelan dan lembut itu, berubah menjadi ciuman yang penuh dengan gairah.
Hampir saja Gavin hilang akal karena saking terbuai dengan bibir manis sang istri. Merasakan istri nya sudah kehabisan nafas. Gavin memutuskan untuk menyudahi nya walaupun ia ingin lebih.
Wajah Redyna memerah malu setelah mendapat kan serangan dadakan dari suaminya. Gavin malah menyeringai ketika melihat wajah Redyna yang semakin bertambah merah, apalagi di bagian pipinya.
Bukan, bukan karena malu atau bahagia, tapi karena ia melihat seringaian Gavin yang membuat nya kesal bukan main.
"Seks pagi atau pagi pertama?"
Mata Redyna melotot mendengar ucapan Gavin yang terbilang cool!" awas mas!" Dengan sekuat tenaga yang dimilikinya, akhirnya Redyna dapat lolos dari Kungkungan suami mesum nya itu. Kemudian beranjak menuju kamar mandi dengan menghentakkan kaki.
Gavin yang melihat istri mungil nya kesal, hanya terkekeh lucu. Ketika melihat Redyna memberengut kesal karena ulahnya tadi.
***
Kini Gavin, Redyna, Resti dan Bagas telah sampai dirumah. Tadinya Gavin ingin membawa Redyna ke apartemen milik nya sembari menunggu rumah yang akan ia tempati bersama keluarga kecil nya nanti. Tapi Resti melarang keras rencana Gavin.
"Enak aja ya, kamu! Main bawa menantu cantik mama satu-satunya pergi. Mama nggak bakalan setuju, minimal sampe Redyna semester dua, baru kalian boleh tinggal sendiri."
Itu yang diucapkan oleh Resti, membuat Gavin hanya bisa pasrah atas perintah Mama nya.