NovelToon NovelToon
Late To Love

Late To Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:261.4k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Reyn Salqa Ranendra sudah mengagumi Regara Bumintara sedari duduk di bangku SMA. Lelah menyimpan perasaannya sendiri, dia mulai memberanikan diri untuk mendekati Regara. Bahkan sampai mengejar Regara dengan begitu ugal-ugalan. Namun, Regara tetap bersikap datar dan dingin kepada Reyn.

Sudah berada di fase lelah, akhirnya Reyn menyerah dan pergi tanpa meninggalkan jejak. Pada saat itulah Regara mulai merindukan kehadiran perempuan ceria yang tak bosan mengatakan cinta kepadanya.

Apakah Regara mulai jatuh cinta kepada Reyn? Dan akankah dia yang akan berbalik mengejar cinta Reyn?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Penuh Kejutan

Rega masih syok mendengar kalimat yang menggema begitu kencang dengan urat kemarahan yang terlihat sangat jelas. Rega tak mengedipkan mata ketika dua badan pria berbadan tegap sudah menyeret tubuh Langit.

Hati Rega mulai tak karuhan karena papi Restu sudah menatapnya dengan begitu tajam. Jantungnya berdegup hebat ketika ayah dari Reyn itu mulai melangkahkan kaki mendekat kepadanya. Dia berusaha untuk tenang. Padahal dia sudah jantungan. Ketika langkah pria itu semakin dekat, Rega mulai menunduk dalam. Dia akan terima apapun yang dilakukan oleh ayah dari wanita yang dia cintai.

Dia masih ingat bagaimana perlakuan ayahnya Reyn di pertemuan pertama mereka. Bogeman mentah dia dapatkan. Apalagi sekarang, putrinya berada di IGD. Dialah yang membawanya ke rumah sakit. Rega memejamkan mata ketika tangan papi Restu sudah terangkat. Dia sudah siap menerima Bogeman.

"Aku ikhlas, Tu--"

Mata Rega terbuka ketika merasakan pukulan lembut di pundaknya. Dia memberanikan diri untuk menegakkan kepala. Wajah datar, tapi berkharisma sudah dapat dia lihat.

"Terimakasih."

Satu buah kata mampu membuat Rega terdiam. Dia tak menyangka akan mendengar kata itu dari bibir papinya Reyn.

Pintu ruang IGD terbuka. Papi Restu segera menghampiri dokter yang sudah keluar. Rega hanya bisa menatap mereka dari tempatnya. Betapa seriusnya papinya Reyn berbicara dengan dokter yang menangani Reyn. Meskipun hatinya ingin sekali mengetahui kondisi terkini dari Reyn, tapi Rega memilih untuk mengalah. Dia tak memiliki hak apapun atas Reyn.

Dalam hati Rega terus berharap kondisi Reyn baik-baik saja. Sekilas dia dapat melihat raut wajah papi Restu sebelum masuk ke ruang IGD.

"Semoga kamu baik-baik saja, Reyn."

.

Reyn terlihat begitu terkejut ketika sang papi menghampirinya. Memeluk tubuhnya dengan begitu erat. Pikiran Reyn malah tertuju pada yang lain.

"Are you okay?"

Reyn mengangguk dengan mata yang tengah mencari sesuatu. Ada ketakutan di hatinya jikalau Rega akan bernasib sama seperti beberapa hari yang lalu.

"Pa-pi ketemu manager Reyn?"

Reyn mencoba untuk bertanya pelan. Kepala sang ayah pun mengangguk. Irama detak jantung Reyn mulai tak karuhan.

"Pa-pi tak memukulnya kan?"

Papi Restu berdecak kesal. Dia melipat kedua tangannya dan menatap tajam sang putri.

"Kenapa kamu terus membelanya? Bahkan sangat mengkhawatirkan keadaanya. Harusnya kamu mencemaskan keadaan kamu sendiri bukan keadaan orang lain."

Kalimat panjang lebar keluar dari bibir papi Restu. Pria yang irit bicara kalau sudah kesal akan mengeluarkan kalimat sepanjang jalan tol. Tapi, itu berlaku hanya kepada putrinya saja.

"Bukan begitu, Pi."

Kedua tangan Reyn sudah melingkar di pinggang papi Restu.

"Reyn gak mau kita terus main salah-salahan. Ini semua skenario dari Tuhan yang harus kita jalankan."

Papi Restu menghela napas kasar. Tangannya mulai mengusap lembut ujung kepala putri tercinta.

"Apa kamu masih cinta sama dia?"

Pertanyaan yang tak Reyn duga meluncur dari bibir sang papi. Reyn mendongak menatap ayahnya. Dia tersenyum dengan kepala yang menggeleng tanpa mengeluarkan kata sedikit pun. Namun, Sedikit rasa perih tiba-tiba hadir ketika dia menjawab seperti itu.

.

Rega mulai mendudukkan tubuhnya di kursi tunggu depan IGD. Dia yang baru mengeluarkan ponsel mendengar suara kaki mendekat ke arahnya. Dahi Rega mengkerut ketika melihat Rayyan menggandeng seorang wanita sangat cantik di usia yang sudah tak muda.

"Ngapain lu di sini?" sergah Rayyan tiba-tiba.

Mami Sasa mengusap lembut pundak putra bungsunya dan menggelengkan kepala. Melarang Rayyan untuk melanjutkan ucapannya lagi.

Rega pun berdiri, dia menatap ke arah wanita yang sedikit banyak mirip dengan Reyn. Dia yakini itu adalah maminya Reyn. Rega menganggukkan kepalanya dengan sangat sopan kepada mami Sasa sebagai tanda hormat. Senyum penuh keteduhan pun mami Sasa berikan kepada Rega. Rayyan berdecak kesal melihat sang mami malah bersikap ramah.

"Ayo, Mi!"

Rayyan menarik tangan sang ibu untuk masuk ke dalam ruang IGD. Untuk kesekian kalinya Rega menghela napas kasar. Jalan untuk mengejar Reyn ternyata begitu terjal.

Reyn tersenyum ke arah Rayyan karena akhirnya kembarannya itu kembali ke tanah kelahirannya. Namun, wajah Rayyan begitu jelek karena menahan kesal.

"Ngapain sih tuh mantan crush lu ada di sini?" omel Rayyan sambil menatap tajam Reyn.

"Jangan bilang kalau dia yang nyebabin lu kayak gini lagi," sergahnya penuh emosi.

Reyn pun berdecak kesal. Sedangkan sang mami sudah memeluk tubuh putrinya yang sudah terduduk di atas ranjang pesakitan.

"Tuh anak masih ada di luar?" Kini sang papi yang membuka suara. Rayyan pun mengangguk.

"Udah, ya. Jangan pada buat keributan. Ini rumah sakit," ujar Reyn sedikit mengiba.

"Heran gua, dalam kondisi begini pun lu masih bela dia. Masih secinta itukah lu sama manusia pohon pisang itu? Punya jantung, tapi gak punya hati."

"Udah, udah," pinta sang mami dengan begitu lembut.

"Kamu baru ketemu Reyn loh. Masa langsung adu mulut."

Rayyan pun menghela napas kasar. Dia menghampiri Reyn dan memeluk tubuh kembarannya.

"Gua cuma gak mau dia nyakitin lu kayak dulu lagi."

Hati Reyn mencelos. Dia membalas erat pelukan Rayyan. Kedua orang tua mereka pun tersenyum melihat anak kembar mereka kembali akur.

.

Rega masih menunggu Reyn di depan ruang IGD. Dia ingin melihat kondisi Reyn agar hatinya tenang. Sesekali dia menatap pintu ruang tersebut, berharap Reyn keluar dari ruangan itu. Sayangnya, belum ada tanda apapun. Rasa khawatir pun mulai menjalar tatkala keluarga Reyn tak kunjung keluar. Padahal, sudah lumayan lama.

Suara langkah kaki terdengar mendekat kembali. Perlahan Rega mengalihkan pandangannya. Lelaki tinggi berwajah datar dan dingin yang mendekat padanya.

"Erzan!"

Rega pun berdiri untuk menyapanya. Namun, teman sekelasnya semasa SMA dan juga salah satu rivalnya itu hanya membisu.

"Ngapain lu di sini?"

Belum juga dijawab, pintu ruang IGD terbuka. Mata kedua lelaki tampan itu teralihkan. Rega tersenyum lega ketika melihat Reyn sudah keluar dari IGD dengan wajah sudah segar. Namun, senyum Rega seketika memudar karena melihat Reyn tersenyum tulus ke arah Erzan. Lelaki bak kulkas dua belas pintu itupun menghampiri Reyn dan memeluk tubuh Reyn dengan begitu erat.

"Apa Erzan pacarnya--"

"Makasih sudah dengan sigap membawa Reyn ke rumah sakit."

Kalimat dari mami Sasa menyudahi terkaannya. Rega pun mengangguk dengan mata yang tertuju pada Erzan dan Reyn yang begitu akrab. Dia cemburu.

"Bang, bawa adik kamu ke mobil."

"Iya, Pi."

Rega terkejut mendengarnya. Matanya masih tertuju pada Reyn dan Erzan. Dan senyum tulus pun Reyn berikan kepada Rega.

"Kenapa banyak sekali kejutan?"

.

Papi Restu sudah berada di kasir. Dia sedang mengurus administrasi kepulangan putrinya.

"Maaf, Pak. Semua biayanya sudah dibayar lunas."

"Sudah dibayar?" ulang Restu bingung.

"Benar, Pak."

"Siapa yang membayarnya?" Pihak kasir puna mulai mencari nama si penandatangan.

"Tuan Regara Bumintara."

"Gentle juga." Sembari tersenyum sangat tipis.

...*** BERSAMBUNG ***...

Hayu atuh dikomen

1
Indrijati Saptarita
koq kak fiiThaa buat cerita jadi begini...
bunda DF 💞
keren ka ceritanya,, tp kasih tau dong silsilah novelnya biar urutan bacanya
Mukmini Salasiyanti
Ember dah penuh, Thor😁
Mukmini Salasiyanti
isshhhh Author suka maksa deh
kyk Rega.....
😂
jgn merusljak ya, Thor
semungguuutttttt😃
Mukmini Salasiyanti
itu si Er...
atau si Rayy??
huhhh rega..
Poor, rega...
Mukmini Salasiyanti
aishhhhh
kata author nunggu tembus 50 comment
itu mah udah 63..
yaahh gk jd comment deh aqu..

😂🤣🤣
Mukmini Salasiyanti
yg mana yg lemes, Thor??
kaki atau..
kepala??
eh...
jgn jgn tangan ya, Thor..

hihiii becanda..... 😃🥰
Mukmini Salasiyanti
syokoriiinnnn
tapi....
itu SUDAH terjadi!!!
apa loe bisa kembalikan waktu, Ga??
Mukmini Salasiyanti
nah gitu dong, bung!
jantan dikit. lemah bgt!
tegas!
Mukmini Salasiyanti
alamakkk
kissing pulak..
kurang h*jar!!!
Mukmini Salasiyanti
😭😭😭😭😭
Mukmini Salasiyanti
makin rumit jln si Reyn..
jd sad deh....
Mukmini Salasiyanti
aaaa Abang tersayang...
syg bgt ma adiknya
Mukmini Salasiyanti
Ya Alloh
knp cerita anak2 muda ni gak ngebosenin yak??
sll seru dan mendebarkan.
aaa berasa muda....
Mukmini Salasiyanti
aihhhh
siapa itu ???
kukira wajah gadis Asia, Thor..
Asia Tenggara
Asia Tengah
Asia Timur
wkwkwk
😂😅
Mukmini Salasiyanti
Salken, Thor...

aaishhhh awal yg mendebarkan..
begitu akrabnya 3 bersaudara ini..
aaa pasti seru ya pny abg kandung..
Heni Linda Oriflame
haha....kelakuan bang er sama yayan bener2 bikin ngakak 😀😀
Chusnul Smilly
langsung lanjut dooonk🥰
Chusnul Smilly
😭😭😭😭gak kuat nahan air mata
Chusnul Smilly
ya allah kok makin kenceng aja nangisnya😭😭😭, gak sanggup buatan baca bab ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!