Late To Love

Late To Love

1. Cinta Dalam Diam

Senyum begitu lebar terukir di wajah Reyn Salqa Ranendra, putri dari Restu Ranendra. Diam-diam ternyata dia menyukai kakak kelasnya sendiri, yang tak lain adalah teman sekelas sang Abang.

Selama setahun ini Reyn hanya bisa menatap lelaki itu dari kejauhan. Mengambil gambarnya diam-diam supaya dia bisa memandang wajah tampan lelaki itu di setiap saat.

Reyn menyandarkan tubuhnya. Dia mengingat pertemuan pertama dirinya dan juga lelaki yang dia kagumi. Itu bermula dari awal mula Reyn masuk SMA. Kegiatan MPLS mempertemukan Reyn dan Regara Bumintara. Dalam masa MPLS kelas Reyn dibimbing oleh Regara untuk mengenal lingkungan sekolah.

Awal mula melihat wajah tampan, alim dan tak banyak bicara biasa saja. Setelah suara bassnya terdengar, Reyn terpana dan jantungnya berdetak tak karuhan. Apalagi setiap kali dia senyum, Reyn akan menatapnya dengan penuh cinta.

Di kelas pun Reyn tak bosan untuk memandangi lelaki tampan itu. Namun, setiap kali Regara menatapnya, Reyn selalu memalingkan wajah. Seakan tak terjadi apa-apa. Padahal jantungnya seperti orang lari maraton.

Tangannya mulai mengusap salah satu foto candid. Regara adalah definisi obat tidak selalu berbentuk tablet maupun sirup.

"Kamu adalah alasan kenapa aku masih bisa hidup sampai sekarang."

Pintu terbuka, Reyn buru-buru menyimpan album foto tersebut. Kembarannya, yakni Rayyan Rajendra mulai masuk ke dalam kamar.

"Bisa gak sih ketok pintu dulu?" omel Reyn.

"Apaan sih lu, Mpok? Gegayaan kata gua mah."

Lelaki tampan itu merubuhkan tubuhnya di atas tempat tidur Reyn hingga sang pemilik berdecak kesal.

"Gua males padahal ikut ke acara wisuda Abang," keluh Rayyan.

Reyn terdiam untuk sesaat. Mendengar kata wisuda membuat hatinya sedih. Di mana dia tidak akan pernah bertemu lagi dengan lelaki yang dia kagumi.

"Empok! Lu kenapa bengong?"

Reyn sedikit terkejut dibentak oleh Rayyan. Kepalanya pun menggeleng pelan. Wajahnya terlihat begitu sedih.

"Gak usah sedih, Mpok. Abang kan ngelanjutin kuliahnya masih di sini. Gak boleh kuliah di luar sama Mami."

"Bukan itu yang gua sedihin, Yan. Apa gua akan bisa bertemu dia lagi?"

Pintu kamar kembali terbuka. Si kembar tak identik itupun menoleh dan sudah ada sang Abang yang berdiri di ambang pintu. Kedua alis Abang Er menukik tajam melihat wajah sang adik perempuan.

"Si Empok sedih Abang mau lulus SMA."

Kalimat Rayyan membuat Abang Er semakin menunjukkan wajah datarnya. Tak dia sangka sang adik perempuan berlari dan berhambur memeluk tubuhnya. Kaos bagian dadanya pun mulai basah. Tangan yang melingkar di pinggangnya pun begitu erat.

"Ray udah bilang kalau Abang gak akan kuliah di luar. Tapi, Empok tetep aja sedih."

Abang Er menghembuskan napas kasar. Perlahan dia memundurkan tubuh Reyn. Ya, adiknya menangis. Air mata yang sudah membasahi pipi diusap oleh sang Abang.

"Apa yang membuat lu sedih?"

Sebuah tanya yang membuat dada Reyn berdegup hebat. Dia tak berani menatap sang Abang.

"Reyn--"

Ingin Abang Er melanjutkan ucapannya. Namun, melihat Reyn seperti itu dia urungkan.

"Cuci muka! Terus ke bawah. Mami sudah nunggu kita."

Abang Er meninggalkan Reyn dan Rayyan. Sudah lama dia mengetahui sesuatu. Tapi, masih dia pendam dan dia pantau dari kejauhan karena belum saatnya dia tanyakan.

.

Memakai pakaian yang senada untuk menghadiri wisuda Erzan Akhtar Ranendra. Tak terasa lelaki yang begitu dingin dan datar itu sudah lulus SMA.

Mata Reyn seperti mencari sesuatu. Dia belum melihat lelaki yang dia kagumi. Tak lama berselang, lelaki tampan dengan memakai jas hitam berjalan menuju siswa yang lainnya. Wajah Reyn pun berubah seketika.

"Auramu, Kak. Buat jantung Reyn pengen lepas."

Sang mami menyenggol lengan sang putri. Sontak Reyn pun terkejut.

"Senyum sama siapa?"

"Eh, itu Mi--"

Untung saja suara MC sudah terdengar menandakan acara sudah dimulai. Reyn terlepas dari pertanyaan sang mami. Dia percaya insting seorang ibu itu begitu kuat.

Tangan Reyn sudah gatal ingin mengambil gambar Rega karena hari ini lelaki tersebut seribu kali lebih tampan dari sebelumnya. Namun, Reyn tengah diapit oleh keluarganya dan mengharuskan dia bersikap kalem.

Pemilik nilai tertinggi ujian mulai dipanggil. Rayyan begitu yakin jikalau nama sang Abang yang akan dipanggil.

"REGARA BUMINTARA."

Senyum Reyn begitu lebar ketika mendengar nama sang crush. Sudah pasti wajah tampannya akan terpampang di layar besar. Dia abaikan ocehan kembarannya. Dia hanya fokus pada layar besar di mana wajah Rega terpampang begitu jelas sekarang. Senyumnya begitu menawan hingga menular kepada Reyn.

"Andai tidak ada keluarga, akan aku abadikan wajah tampanmu, Kak."

Kedua orang tua Abang Er begitu bahagia melihat putra kebanggaan mereka sudah lulus sekarang. Pelukan hangat dari sang mami membuat hatinya sedikit terharu. Juga tinjuan pelan di lengan dari sang papi membuatnya tertawa.

"Kuliah yang benar dan jadi kebanggaan Mami dan Papi."

Anggukan pun Abang Er berikan. Senyum yang jarang sekali terukir kini malah dia tunjukkan. Namun, kalimat sang adik bungsu membuat senyum Abang Er menghilang.

"Kenapa bukan Abang yang jadi pemilik nilai ujian tertinggi?"

Ya, Rayyan tahu sang Abang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Meskipun, sering bolos tetap saja juara pertama bisa Abang Er raih.

Reyn menjambak rambut Rayyan yang sudah rapi hingga dia mengaduh. Tatapan tajam penuh arti Reyn tunjukkan.

.

Sebuah pesan masuk ke ponsel Reyn. Dahi Reyn mengkerut ternyata sang Abang yang mengirimkan pesan.

"Kita ngopi. Gua udah di atas motor."

Reyn menggelengkan kepala membaca pesan sang Abang. Lelaki yang tak pernah menginginkan penolakan dan juga sangat memaksa. Alhasil Reyn pun mengikuti kemauan sang Abang.

"Pegangan!"

Sejudes dan sejutek apapun Abang Er, dia adalah seorang kakak yang begitu perhatian. Cara menyampaikannya memang beda, tapi Reyn yakin sang Abang sangat menjaganya juga menyayanginya.

"Pesen yang lu mau!"

Sedang memilih minuman, Reyn terkejut ketika jaket yang dipakai sang Abang ditaruh di pundaknya.

"AC di sini sangat dingin."

Reyn tersenyum dengan air mata yang sedikit menggenang. Awalnya dia mengira sang Abang tak menyayanginya karena sikapnya yang seperti orang tak peduli. Namun, ketika dia sedang tak baik-baik saja. Pelukan hangat Abang Er mematahkan anggapannya.

Baru saja meminum minuman yang dipesan, pertanyaan sang Abang membuat Reyn tersedak.

"Lu suka sama si Rega?"

Tatapan tajam Abang Er sudah tertuju pada Reyn. Dan kalimat lain keluar dari bibirnya lagi.

"Yang lu tangisi itu bukan gua kan? Tapi crush lu itu."

Reyn semakin tak bisa berbicara. Untuk menegakkan kepala pun begitu sulit.

"Lihat wajah gua, Reyn!"

Ketika suara Abang Er sudah penuh dengan penekanan, disitulah Reyn harus mengikuti apa yang dikatakannya. Wajah datar dengan sorot mata penuh interogasi membuat mata Reyn memerah menahan tangis.

"Gua tahu semuanya, Reyn. Lu dan Rayyan selalu gua awasi. Gak akan ada yang bisa kalian tutupi."

Reyn tak bisa berkata lagi. Air matanya sudah menggenang dan sebentar lagi akan jatuh.

"Apa yang membuat lu diam-diam memperhatikan dan mencari tahu tentang Regara? Sampai-sampai lu tak pernah absen mengambil foto dia setiap kali lu liat dia."

Abang Er memberikan album foto yang Reyn tahu itu milik siapa.

"Dia alasan utama Reyn bisa survive dan berada di samping Abang, Yayan, Papi dan Mami sampai sekarang. Dia seperti obat untuk Reyn."

Bendungan bulir bening pun akhirnya jebol. Bibirnya bergetar ketika kembali berbicara.

"Ijinkan Reyn mencintai dia, Bang."

...***To Be Continue***...

Boleh minta komennya? Baca dari awal sampai akhir, ya. Jangan nimbun bab dan berhenti di tengah jalan.

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

Salken, Thor...

aaishhhh awal yg mendebarkan..
begitu akrabnya 3 bersaudara ini..
aaa pasti seru ya pny abg kandung..

2024-09-10

0

Saadah Rangkuti

Saadah Rangkuti

dari awal aja aku dah tertarik banget kk,salam kenal yaa 😊😊

2024-08-28

0

Fely Fely

Fely Fely

pusing dgn nama2 mereka thor😣

2024-08-28

0

lihat semua
Episodes
1 1. Cinta Dalam Diam
2 2. Customer 100 Roti
3 3. Mulai Ugal-ugalan
4 4. Congratulation
5 5. Kembalinya Masa Lalu
6 6. Reyn Di Bawah Rain
7 7. Jangan Salahkan Dia
8 8. Berharap Ada Keajaiban
9 9. Tak Mau Menyakiti
10 10. Terus Mencari Di Tengah Ancaman
11 11. Masih Tetap Mencari
12 12. Asisten Manager
13 13. Dia Kira Mudah, Ternyata Salah
14 14. Goals Terakhir
15 15. Tak Patah Arang
16 16. Tidak Nyaman
17 17. Terluka Membawa Bahagia
18 18. Cinta Pandangan Pertama
19 19. Banyak Bicara
20 20. Botol Obat
21 21. Empat Tahun Yang Lalu
22 22. Wajah Merah Padam
23 23. Penuh Kejutan
24 24. Keras Kepala
25 25. Tersiksa Rasa Cinta
26 26. Cinta Yang Besar
27 27. Begitu Cepat
28 28. Plot Twist
29 29. Hutang Nyawa
30 30. Takut
31 31. Jangan Dilepaskan Genggaman Tangannya
32 32. Rega vs Tiga Pria Garang
33 33. Kejutan Demi Kejutan
34 34. Restu Terakhir
35 35. Cinta Yang Besar
36 36. Ketulusan
37 37. Mimpi (Awan Hitam)
38 38. Physical Love
39 39. Persiapan Pernikahan
40 40. Tahap Selanjutnya Sampai Akad
41 41. ICU
42 42. Kejutan Yang Bersamaan
43 43. Tak Terduga
44 44. Merindukan Tanpa Bisa Memandang
45 45. Fokus Pada Kebahagiaan
46 46. Sudah Diperbolehkan Pulang
47 47. Tiga Bulan Kemudian
48 48. Hadiah
49 49. Si Boy
50 50. Terlambat Mencintai
51 Bonchap
52 Bonchap Akhir
53 New Story
Episodes

Updated 53 Episodes

1
1. Cinta Dalam Diam
2
2. Customer 100 Roti
3
3. Mulai Ugal-ugalan
4
4. Congratulation
5
5. Kembalinya Masa Lalu
6
6. Reyn Di Bawah Rain
7
7. Jangan Salahkan Dia
8
8. Berharap Ada Keajaiban
9
9. Tak Mau Menyakiti
10
10. Terus Mencari Di Tengah Ancaman
11
11. Masih Tetap Mencari
12
12. Asisten Manager
13
13. Dia Kira Mudah, Ternyata Salah
14
14. Goals Terakhir
15
15. Tak Patah Arang
16
16. Tidak Nyaman
17
17. Terluka Membawa Bahagia
18
18. Cinta Pandangan Pertama
19
19. Banyak Bicara
20
20. Botol Obat
21
21. Empat Tahun Yang Lalu
22
22. Wajah Merah Padam
23
23. Penuh Kejutan
24
24. Keras Kepala
25
25. Tersiksa Rasa Cinta
26
26. Cinta Yang Besar
27
27. Begitu Cepat
28
28. Plot Twist
29
29. Hutang Nyawa
30
30. Takut
31
31. Jangan Dilepaskan Genggaman Tangannya
32
32. Rega vs Tiga Pria Garang
33
33. Kejutan Demi Kejutan
34
34. Restu Terakhir
35
35. Cinta Yang Besar
36
36. Ketulusan
37
37. Mimpi (Awan Hitam)
38
38. Physical Love
39
39. Persiapan Pernikahan
40
40. Tahap Selanjutnya Sampai Akad
41
41. ICU
42
42. Kejutan Yang Bersamaan
43
43. Tak Terduga
44
44. Merindukan Tanpa Bisa Memandang
45
45. Fokus Pada Kebahagiaan
46
46. Sudah Diperbolehkan Pulang
47
47. Tiga Bulan Kemudian
48
48. Hadiah
49
49. Si Boy
50
50. Terlambat Mencintai
51
Bonchap
52
Bonchap Akhir
53
New Story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!