"Langsung saja karena aku tak punya banyak waktu dan kita tidak perlu berkenalan. Oke, buat aku hamil dan ini uang untukmu!." Sombongnya menyodorkan sejumlah uang yang cukup banyak.
"Kau membeliku?."
"Samuel Dirgawijaya, kau datang ku pastikan kau menerima tawaran ini." Ucap Naura membalas tatapan mata biru Sam.
Harap bijak memilih bacaan!
Dilarang nge-hate karena ini hanya cerita fiksi ya.. Untuk segala kekurangan dalam penulisan harap dimaklumi karena author masih pemula dan masih dalam tahap proses pembelajaran.
Simak kisah selengkapnya.>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
Malam hari
Setelah selesai makan malam Naura dan kedua orang tuanya kumpul di ruang keluarga, semakin hari semakin dekat Arga untuk lengser dari kepemimpinannya yang akan digantikan Naura dan semakin banyak pula yang Naura pelajari dari papanya itu.
"Kata Ben dia tidak bisa lagi menemuimu karena katanya kamu sudah memiliki seorang pria Naura, apa benar?." Tanya Arga.
Naura terdiam ia tak langsung menjawab. "Apa Ben menyebutkan siapa prianya pah?."
"Makanya papa nanya sama kamu papa juga tidak tahu, dia tidak memberitahunya." Timpal Arga.
"Mama heran tidak bisa menebak kamu Naura, jika sudah memiliki seorang pria harusnya jangan menemui pria lain sayang nanti ribut donk ah!." Potong Merry. "Siapa pria itu coba katakan?."
Naura menghela nafas panjang. "Lain kali saja ma aku menunggu waktunya tepat."
Arga dan Merry saling tatap.
"Tapi apa kalian sudah menjalin hubungan resmi seperti sepasang kekasih?."
Naura mengangguk.
"Kamu menerimanya jangan karena terpaksa atau apa, kasihan perasaannya."
"Enggak ma pa aku juga cukup menyukainya, buang-buang waktu bagiku melakukan hal itu jika orang itu tak penting." Balas Naura meyakinkan.
Arga dan Merry tersenyum. "Saatnya kamu menentukan pasangan yang tepat untuk masa depan nanti, mama penasaran sama kekasih kamu itu bisa-bisanya ia bisa meruntuhkan prinsip kamu yang kuat Naura."
"Hmmm nanti akan ku kenalkan, tapi mama juga papa jangan menyuruh orang untuk menyelidikinya." Timpal Naura yang disetujui Merry dan Arga.
Setelah selesai mengobrol Naura memilih istirahat duluan masuk ke kamar, sementara Merry dan Arga melihat kepergian putri bungsunya itu.
"Papa sangat berharap pria yang bernama Rey itu tidak muncul lagi setelah membuat perubahan besar pada diri Naura selama beberapa tahun ini!." Ujar Arga dengan raut wajah masih tak terima ia geram.
"Hmmm, mama sangat berterimakasih kepada pria yang kini menjadi kekasih Naura. Mama tahu tak mudah meluluhkan Naura tapi ia berhasil melakukannya sampai Naura setuju membuka hati lagi dan menghilangkan prinsip itu." Timpal Merry.
"Tapi siapa ma? papa penasaran sampai-sampai Naura tidak melirik Ben ataupun Samuel."
"Mama sebenarnya berharap lebih sama Sam, tapi mendapati Naura sudah memilih pria lain mama bisa apa." Lirih Merry menyayangkan Sam, ia dapat melihat ketulusan pada diri Sam saat waktu itu jujur akan perasaannya terhadap Naura.
"Papa pun begitu tapi kembali lagi pada Naura."
~
~
Beberapa hari kemudian
Pukul 19:25 malam
Andre menghampiri Sam yang sedang meeting bersama para petinggi perusahaan, Andre membisikkan sesuatu pada atasannya itu. Tampak Sam terkejut lalu ia berdiri dari duduknya. "Ada hal penting yang harus saya lakukan, selebihnya rapat ini saya serahkan kepada Andre."
"Baik tuan."
Sam pun berlalu dari ruangan itu untuk pergi ke suatu tempat, beberapa menit di perjalanan akhirnya ia sampai di sebuah club malam lalu masuk ke dalam mencari keberadaan seseorang.
"Ck!.."
Suara dentuman musik menggema memekakkan telinga semua orang yang ada di sana, mata Sam tertuju pada bartender di ujung sana yang menuangkan minuman pada seorang wanita yang begitu Sam kenal. "Naura..."
"Berhenti.." Sam merebut minuman itu dari bartender pria. "Saya kekasihnya jadi anda kembalilah."
"Baik, bukankah anda tuan Samuel?."
"Ya."
"Suatu kehormatan anda datang ke sini tuan, nyonya ini dari tadi sudah banyak sekali minum saya tak enak menolaknya."
"Biarkan ini jadi urusan saya."
Dengan sopan bartender itu pun berlalu.
"Hey hey!..." Sam jongkok agar dapat melihat wajah Naura yang tampak menunduk.
"Beri aku minuman lagi!." Pinta Naura dengan mata setengah terbuka.
Sam meraih wajah Naura agar menatapnya. "Lihat aku!.."
Dengan setengah sadar Naura membuka mata melihat wajah tampan yang ada di hadapannya. "Sammm???.."
"Sejak kapan kau berada di sini dimana Nesy? ada apa denganmu ini tak biasanya!." Panik Sam dengan kondisi Naura, untung saja ia segera ke sini mungkin jika tidak ada laki-laki nakal yang menghampiri Naura.
"Aku hanya lelah, berikan aku minuman lagi Sam.." Lirih Naura yang oleng.
Untung saja dengan sigap tangan kekar Sam meraih tubuhnya. "Kau sudah mabuk! ayo kita pulang."
"Aku tak ingin pulang ke rumah."
Sam tak langsung menjawab ia peka apa yang ditakutkan Naura jika kedua orang tuanya mengetahui ia mabuk.
"Kau pulang ke rumahku." Balas Sam yang langsung mengangkat tubuh Naura membawanya keluar dari sana.
.
.
Tinggalkan jejaknya ya sebagai dukungan buat othor!🤗
buah jatuh sepohon pohonnya
/Tongue//Tongue//Tongue/
tinggal papa Wiguna yang bum tau
bar-bar akan keinginannya
gue yakin kalian jodoh
jadi semulus apapun karirmu jangan lupa keharmonisan kelurgamu.