Di nikahi Om Om sexy dan tajir melintir, siapa yang menolak?
Alula Humaira, gadis 18 tahun ini di nikahi oleh lelaki super seksi dan super kaya.
Rayden Mas Rafael, pria berdarah Jawa Italia ini terpaksa harus menikahi Alula karena jebakan lelucon dari kekasihnya.
Emelly, violinis super cantik yang menipu kekasihnya dengan mengirimkan Alula sebagai istri pengganti.
Bagaimana kisah selanjutnya? Mampukah Alula bertahan hidup dengan lelaki kaya raya yang asing baginya?
NB _ Ini termasuk cerita ringan dan santai, tapi masalah konflik, kita lihat saja kedepannya, hehe.... Biasanya aku suka konflik yang lebih greget....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mainan Barbie
Derap langkah kaki besar yang terdengar setelah pintu besar nan tinggi itu terbuka membuat Alula menoleh ke arah lelaki tampan yang mengenakan tuxedo hitam.
Pria tinggi itu mendekat sembari menatapnya dari atas hingga bawah, Alula mundur dengan teratur, sungguh ini di luar rencananya.
Tadinya Alula pikir, ia hanya akan duduk menggantikan posisi Emelly lalu setelah selesai dia boleh pergi.
Tuhan berkata lain, sepertinya ada sesuatu yang di luar dugaannya mulai menyulitkan dirinya.
"Emelly." Suara Raden begitu seksi saat menyeletuk kan nama itu. Alula mengangguk tanpa bersuara.
Raden melangkah semakin mendekat dan terus mendekat. "Tubuh mu sedikit lebih kecil dari sebelumnya." Ucapnya.
Alula membulatkan mata. "Dia menghina ku lagi kan, dasar Om kadal gurun, Oscar cicak rawa, apa tidak lihat, aku sudah pakai sepatu hak tinggi?" Rutuk nya membatin.
"Buka penutup wajah mu sayang." Mendengar perintah itu, Alula menggeleng tanpa bersuara.
"Ayolah, buka, aku mau melihat wajah cantik calon istri ku." Pinta Raden lagi. Alula mundur sambil menggeleng secara cepat.
Kesal dengan sikap Alula Raden melangkah cepat lalu membuka penutup wajah cantik Alula secara paksa.
Betapa terkesiap nya lelaki itu, ketika wajah bocah kecil yang dia lihat di lift berada tepat di depan retinanya. "Kau!"
"O-om." Sahut Alula terbata. Jangan di tanya berapa banyak butiran keringat yang keluar memenuhi dahinya.
Raden mengeras rahang, meskipun Alula berdandan pangling, Raden masih tetap mengingatnya. Raden Mas Rafael tahu detil wajah gadis itu.
Mungkin menurut Emelly, Alula kurang menarik. Tapi dia lupa, bahwa penilaian mata laki-laki terhadap perempuan berbeda dengan kaum hawa.
"Kau mengingatku?" Tanya Raden. Alula mengangguk. "Untuk apa kau di sini? Apa kau mau aku jadikan istri ke dua?" Sindirnya.
Alula menggeleng. "T-tidak, tapi Lula cuma di suruh sama Nona Emelly menggantikan posisi nya, lalu, lalu setelah itu Lula boleh pulang, dan, dan...."
"Dan?" Sela Raden dengan alis yang naik sebelah.
"Dan, kalian menikah secara Syah karena ijab qobul yang O-om ikrar kan adalah nama Nona Emelly. Tidak ada rencana buruk. Nona Emelly cuma mau menyelamatkan Om dari rasa malu. Percayalah." Sambung Alula menyengir getir.
Raden menyengir sembari mengangkat satu alisnya kembali. "Emmh, ide bagus, dan sangat menyenangkan ku, terimakasih bocah kecil. Kamu sangat penurut." Katanya.
Alula mengangguk. "I-iya tentu saja Om." Menyengir nya.
Raut wajah Raden berubah seketika, dari yang tadinya tersenyum menjadi berang. "Berapa Emelly membayar mu untuk menjadi bagian dari penipuan ini?" Tanyanya bernada tinggi.
Alula tersentak kaget hingga tiada mampu menjawabnya. "Berapa?!" Ulang Raden memekik.
"R-rumah ku." Jawab Alula gemetar, sudah pasti Raden sangat marah padanya, sudah dia bilang, merasa di tipu akan membuat Raden kesal, rupanya nyata pula yang dia ucapkan.
"Apa?" Raden memastikan ucapan gadis polos itu. "Rumah?"
Alula mengangguk takut. "I-iya, rumah ku yang di beli Nona Emelly, dia berjanji akan mengembalikannya padaku setelah aku menurut. Tolong jangan laporkan aku ke polisi, Lula hanya mau rumah Lula kembali." Gadis itu menyatukan kedua tangannya menghiba.
Raden tahu, Alula hanya korban dari kekonyolan kekasihnya, gadis polos seperti Alula takkan pernah berani berbuat begini jika tidak ada iming-iming.
"Jangan laporkan Lula ke polisi Om."
"Kamu yakin aku akan melakukan permintaan mu?" Sambung Raden datar.
Alula mengangguk cepat. "Tentu saja, om kan baik. Iya kan Om?" Bujuknya. "Lula hanya takut gentayangan seperti kuman kalo sampai rumah Lula tidak di kembalikan lagi. Lula hanya anak yatim-piatu, kasian Lula Om." Rengek nya menangis.
Raden mengalihkan pandangan, tak tega rasanya melihat air mata bocah kecil ini. Raden juga memiliki adik sepantaran dengan Alula ini. "Jangan menangis, aku benci air mata buaya mu!" Cegah nya.
"Memangnya Om pernah melihat buaya menangis? Apa ada buaya seimut Lula?"
"Diam!" Tadinya iba tapi mendengar ucapan Alula Raden kembali memanas.
"Maaf." Alula menunduk.
Kembali Raden menatap Alula dari atas hingga bawah. Ada rencana yang ingin dia lakukan untuk membalas penipuan ini.
Berapa kali Emelly mempermainkan kesungguhan nya, jangan kira Raden takkan pernah bisa marah pada wanita tercintanya.
"Kamu yatim-piatu?" Tanya Raden yang di jawab dengan anggukan kepala Alula. "Siapa yang akan menjadi wali nikah mu?"
"Hah?" Alula tersentak. "W-wali nikah?"
Raden mendelik. "Jawab atau aku laporkan kamu ke polisi, atas tuduhan penipuan, kau tahu bocah kecil, tindakan mu ini merugikan ku, laporan dari pria kaya seperti ku takkan di acuhkan bukan? Mereka pasti langsung menangkap mu lalu menyiksa mu di penjara!" Ancamnya menakut-nakuti.
"Jangan Om." Alula menangis kembali. "Jangan laporkan Lula Om!"
"Sekarang jawab!" Sergah Raden melotot.
Alula mengangguk gemetar. "Alula punya Abang satu-satunya, dan saudara kembar laki-laki Lula Om." Katanya.
Raden meraih ponsel dari dalam saku celananya. "Sekarang telepon mereka, suruh mereka menjadi saksi nikah kita."
Alula mendelik. "Apa om gila?"
Raden menyeringai. "Bukannya kamu yang datang sendiri dan ingin aku nikahi? Lalu kenapa protes?"
"Tidak seperti itu konsep nya Om!"
"Apa masih perlu konsep?" Sambar Raden.
"Akan aku bayar kamu berkali-kali lipat dari bayaran yang Emelly tawarkan padamu jika kau bersedia aku nikahi, tapi akan aku laporkan ke polisi, jika kamu bocah kecil, menolak kemauan ku!" Dekrit Raden.
"Tapi."
"Tidak ada tapi, atau kau aku sekap di sini, tanpa status pernikahan kau akan menjadi sugar baby ku mungkin." Raden meraih dagu manis Alula yang lalu di tampik jauh-jauh oleh si pemilik. "No!"
Raden menyeringai. "Pilih mana? Menikah dengan ku, di siksa di dalam penjara, atau menjadi sugar baby ku?" Tawar nya.
"Itu semua bukan pilihan yang Lula mau Om!"
"Tapi kau harus memilih nya!" Cetus Raden ketus. "Ah, aku langsung telepon polisi saja." Ancamnya sembari memainkan ponselnya.
"Jangan Om, jangan jebloskan Lula ke polisi, kasian masa depan Lula Om. Baiklah Lula mau." Angguk Alula.
"Apa?" Raden mendekati wajah cantik gadis itu. Aroma wangi yang dia cium sama seperti Emelly, jelas saja, sore tadi Alula mandi di kediaman milik Emelly.
"Menikah, tapi, jangan hukum Lula seperti di film-film psikopat yah. Anggap aku adikmu bukan istri mu, kan kita tidak saling mencintai." Kata Alula bernegosiasi.
"Baiklah. Akan aku anggap kamu mainan ku." Sambung Raden menyengir.
"Mainan?"
Raden mengangguk. "Yah, mainan boneka Barbie yang lucu, dan kamu milik ku bocah kecil."
Alula tertegun menatap Raden memutar tubuhnya dan berlalu dari retinanya. "Aku mainan boneka Barbie?" Lirihnya. Ini adalah situasi yang di luar ekspektasi Alula.
...😚𝗕𝗮𝗯 𝗶𝗻𝗶 𝘁𝗲𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗲𝗹𝗲𝘀𝗮𝗶😚...
ᴰᵘᵏᵘⁿᵍ ᵃᵘᵗʰᵒʳ ᵈᵉⁿᵍᵃⁿ ᴸᴵᴷᴱ ⱽᴼᵀᴱ ᴷᴼᴹᴱᴺ ᵈᵃⁿ ᴴᴬᴰᴵᴬᴴ🙏
bisa mati rasa