Kisah masa lalu Ayahnya juga Bundanya terlalu membekas hingga Intan tak bisa percaya pada Cinta dan kesetiaan.
Baginya Kesetiaan adalah hal yang langka yang sudah hilang di muka bumi.
Keputusannya untuk menikah hanya untuk menyelamatkan perusahaan dan menghibur orang tuanya saja.
Jodohpun sama-sama mempertemukan dirinya dengan orang yang sama-sama tak mempercayai Cinta.
Bagaimanakah kisah selanjutnya?
Akan kah Dia mempercayai Cinta dan Kesetiaan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pagi yang tak biasa
Tidur itu memang dalam kondisi tidak sadar, jika sadar maka tidak benar-benar tidur. Inilah yang terjadi jika sudah sangat lelah, sikap tidur yang biasa di lakukan maka itu yang akan terjadi.
Intan sudah lupa jika dirinya sedang tidur bersama orang lain yang tak lain adalah suaminya, bahkan mungkin saat tidur dirinya lupa jika sudah menikah dan tengah tidur di hotel dalam rangka malam pertamanya.
Intan selama ini terbiasa tidur sendiri, jadi dirinya merasa merdeka selama berada di kamarnya. Intan terbiasa tanpa jilbab dan hanya memakai baju tidur tanpa lengan dengan panjang sepaha, bahkan terkadang hanya memakai tan top dan hot pan saja.
Malam ini bawahan mukena yang dia gunakan sudah dia buang entah kemana selimut yang di pakai juga sudah entah kemana.
Reihan pun juga sama tak sadarnya, kebiasaan dia tidur tanpa kaos pun juga dia lakukan, kaos yang melekat di tubuhnya dia lempar asal saat setengah sadar dalam tidurnya.
Saat Ini posisi keduanya patut untuk di salah pahami, karena kepala Intan berada di atas dada polos Reihan, sementara Reihan sendiri tengah memeluk pinggang ramping Intan, kaki keduanya saling menumpang.
Reihan merasa semakin lama dadanya semakin berat, Reihan pikir gulingnya semakin berat, Reihan pun membuka mata, dan betapa terkejutnya saat mendapati kepala Intan di dadanya.
"Astagaa... gadis es ini... gayanya aja tak mau di sentuh, tapi justru dirinya sendiri yang mulai memeluk.
Intan semakin mengeratkan pelukannya hingga Reihan semakin susah bernafas, jika terlalu lama seperti ini dirinya tak bisa yakin bisa bertahan lebih lama untuk tidak menyentuh, karena sudah terpancing.
"Ckkk stttt... Bagun gih...!" Reihan menggoyang tubuh Intan yang masih erat memeluknya.
"Ya Ampun... ternyata meski cantik kamu kalau tidur ngebo juga ya...?? jangan-jangan iler kamu menempel di dada aku lagi??? " Kata Reihan lalu menatap wajah cantik natural yang nyenyak memeluk dadanya itu.
Intan merasa malam ini gulingnya hangat sekali, rasanya belum pernah dirinya merasa tidur senyaman ini, bahkan guling yang dia peluk harumnya terasa menenangkan.
Intan tersenyum, lalu mengigau dalam tidurnya. " Bibi ganti parfum ya, gulingnya wangi banget... Aku suka aromanya... " Kata Intan lalu mendusel lagi ke gulingnya dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Guling??? Astaga apa iya kalau tidur direktur perusahaan besar kaya kamu mendadak jadi bodoh??? " Reihan merinding saat nafas dan hidung Intan menghirup-hirup dada bidangnya.
Reihan ingin melepaskan diri tubuhnya sudah bereaksi layaknya laki-laki normal, ada bagian yang bangun karena ulah Intan yang tak bisa diam saat tidur.
Reihan memindahkan tangan Intan yang hampir mengenai aset berharganya, Reihan mendorong tubuh Intan hingga Intan mulai terusik dan membuka mata.
Intan mengerjap perlahan lalu membuka mata pelan, hal yang pertama dia lihat adalah titik merah kecoklatan di kulit putih bersih dengan aroma yang menenangkan, Intan terkejut dengan apa yang ada di hadapan matanya.
Intan lalu turun ke arah dimana tangan polosnya memeluk guling yang ternyata adalah tubuh polos seorang lelaki. Mata Intan turun lagi ke arah kakinya dimana kakinya menimpa paha lelaki yang hanya bercelana pendek itu.
"Aaaaaaaaa....!!!! " Intan berteriak di hadapan Reihan yang ternyata dia sangka guling nyaman tadi.
"Ckkk Ga usah lebay??? seolah jadi korban... Kamu yang semalaman meluk aku..." Kata Reihan bangkit setelah Intan duduk dan mulai penuh kesadarannya.
"Haaah??? " Intan Syok tak dapat berbicara, apa lagi saat sadar dirinya hanya pakai kaos dan celana pendek seperti ini.
Intan mencari bawahannya yang semalam dia pakai, namun ternyata sudah dia lempar entah kemana saat dirinya tidur. Intan pun memerah wajahnya dan langsung mengacak rambutnya frustasi.
"Ckkk Udah... Aku ikhlas jadi guling kamu, gak usah merasa malu atau bersalah... tapi Ngomong-ngomong besok lagi bangun tidur jangan teriak-teriak... Sumpah mulut kamu bau jigong!!! " Reihan berkata manis di awal dan pahit di akhirnya, Intan semakin memerah wajahnya lalu bangkit dan pergi kearah kamar mandi.
Di ujung kamar mandi Intan berbalik dan berkacak pinggang, "Eh... sebelum ngatain mulut aku bau jigong baiknya kamu bau juga kira-kira mulut kamu kalau bangun tidur bau jigong tidak??? " Intan langsung masuk dengan wajah masamnya.
Reihan tak tersinggung justru tertawa dia juga sadar setiap manusia yang bangun tidur tentu bau jigong, mau raja atau ratu pun juga sama, mau cantik mau ganteng ya tetap sama.
***
"Astaghfirullah....!!! " Intan meraup wajahnya lalu menatap tampilan dirinya di cermin.
Intan menyesali dirinya saat tidur semalam, Intan ingin keluar namun masih malu dan risi jika bertemu Reihan lagi.
"Eh... subuh udah mau habis buruan!!! " Teriak Reihan dari luar pintu.
Intan pun membuka pintu dari dalam dengan ragu-ragu, Intan menunduk lalu setengah berlari dan memakai mukenanya juga bawahannya. Sementara Reihan gantian masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan juga berwudhu.
Tak lama kemudian Reihan keluar dan berpura-pura tak terjadi apa-apa, Reihan lalu menjadi Imam shalat subuh, keduanya pun shalat bersama.
Intan masih menunduk lalu mengambil tangan Reihan untuk di salimi, Reihan pun menarik kepala Intan dan mencium keningnya.
Dada Intan bergemuruh, tangannya sedikit bergetar, buru-buru Intan menarik tangannya, Intan lalu bangkit tanpa berdoa lalu pura-pura mengambil Handphone dan menelfon seseorang.
"Assalamualaikum... Difa... kirim baju satu set lengkap sama dalamannya ya...!" Kata Intan terdengar di telinga Reihan dari jauh, lalu tak lama kemudian menutup telfonnya.
Intan kembali ke ranjang masih lengkap dengan mukenanya, Reihan menyusul lalu berbaring di tempatnya sambil memeluk guling dan memandang ke arah Intan yang nampak salah tingkah.
Intan sadar lalu membelakangi Reihan karena malunya, Reihan tersenyum mendapati sikap Intan yang tak biasanya, Intan yang dia kenal percaya diri, dingin dan datar bahkan acuh terhadap orang lain ternyata bisa memiliki sikap malu layaknya wanita yang lugu.
"Ehm kamu pikir dengan berpose kaya gitu gitar Spanyol milikmu tak tampak jelas dari belakang...!! " Kata Reihan mulai menyalakan genderang perang.
Intan berbalik lalu menatap Reihan dengan wajah memerahnya, antara malu dan marah di wajahnya. "Ckkk terus aku harus gimana??" Kata Intan.
"Ya hadapan ke suami lah... Dosa tau membelakangi suami... " Kata Reihan sok taunya.
"Iiiih udah gak usah bawa-bawa Dosa, situ kan juga bukan suami yang shalih... "Kata Intan tak terima.
"Shalih gak shalih kamu tetap harus bersikap baik sama suami, Coba sama suami panggil yang baik gimana??? " Kata Reihan tak mau kalah juga.
"Hmmm Rei... " Kata Intan malas.
"Ckkk... yang betul...! Atau aku ajari manggil yang betul... " Reihan menarik tubuh Intan hingga mendekat ke arahnya.
"Emang gimana yang betul...??? " Intan menjawab dengan malas, meski detak jantungnya sudah bertalu-talu.
"Sayang... Mas... Abi... Ayang... Baby... Honey... Banyak kan... bukan Rei... " Kata Reihan jengah.
"Kenapa gak terima sih... namamu juga Rai kan??? lalu... Hmmm" Belum selesai bicara mulut itu terdiam karena hal tak biasa dari dua baris merah Reihan.
"Panggil lagi jika mau...!!! " Reihan menatap tajam kearah Intan yang masih pucat pasi di tempatnya.
"Ya Tuhan first kiss ku!!! " Intan memukul-mukul dada Reihan kesal.
"Sahammu belum kamu berikan kenapa sudah mengambil First kiss ku??? " Kata Intan lagi.
"Astagaa... dasar es balok matre...!!! " Reihan tergelak lalu menarik Intan lagi hingga Intan berontak ingin bangkit.
"Panggil Mas Rei atau Sayang baru aku berhenti...!! " Kata Reihan tersenyum Devil.
"Aku punya Hak dalam hal ini... aku bisa memintamu lebih!!! Sahammu sudah selesai di urus sekertaris ku tinggal menunggu tanda tangaku...!! " Kata Reihan masih mengeratkan tubuhnya pada Intan.
"Hmmm Iya Mas Reihan!!! Puas!!! " Intan bangkit lalu menarik selimut menutup sekujur tubuhnya membuat Reihan tergelak di tempatnya.
"Good job girl...!! " Kata Reihan tersenyum lalu mengacak mukena Intan asal.
***
Ayok dong tinggal kan jejak kalian... 🥺