Tahap Revisi
Karya pertama
Clara berprofesi sebagai seorang dokter yang sangat jenius di usianya yang masih 22 tahun sekaligus seorang ilmuan yang meracik obat dan racun, dia merupakan anak dari seorang mafia yang terkenal kejam no.1 di dunia.
Maka dari itu Clara di latih oleh orang tuanya untuk bisa beladiri. Tak hanya itu, Clara sosok gadis yang bermultitalenta nan juga cantik. Hingga pada suatu hari, Clara mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, hingga membuatnya kecelakaan dan terjun ke Jurang.
Dan saat itulah rohnya berpindah ke dimensi zaman dunia kuno menjadi seorang putri yang terbuang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengobatan Kaisar Shao 2
** Hay semua readers, kalau sudah baca jangan lupa tinggalkan jejak yah. Like, Komen, Rate, dan Vote yah.
Kalau boleh kasih hadiah juga yah****
Terima kasih...
Happy Reading guys....
Keesokan harinya, Lian Wei sarapan bersama Putra mahkota dan permaisuri, entah mengapa mereka berdua sudah tidak mau memakan makanan istana semenjak merasakan masakan Lian Wei.
Menurut mereka makanan yang ada di istana rasanya hambar, hanya bumbu garam yang menjadi penyedap rasa. Sedangkan Nuan dan lainnya masih menjalankan perintah Lian Wei. Saat di tanya, Lian Wei menjawab mencari bahan obat.
"Wei'er bisa kau mengajari para pelayan yang bertugas bagian memasak untuk memasak resep mu ini?" Tanya Permaisuri.
"Baik Ibunda, Wei'er akan mengajari mereka, sebaiknya ibunda dan Gege berhati-hati pada makanan dan minuman yang di antar!" Peringat Lian Wei, jika hanya mereka bertiga Lian Wei akan mengganti panggilannya, menjadi ibu dan Gege.
"Mengapa Wei'er berkata seperti itu?" Tanya keduanya mengerutkan keningnya bingung.
"Saat penyerangan itu, Meimei mengobati Gege yang terluka dan Meimei mendapati racun di tubuhnya. Meimei kira itu dari senjata dari pembunuh bayaran itu tapi ternyata bukan sebab saat Meimei memeriksa denyut nadi ibunda racun yang sama berada ditubuh ibunda" Jelas Lian Wei mati-matian dia menahan amarah, sebab ada orang yang berani meracuni wanita yang sudah di anggap ibunya. Melihat permaisuri dan Kaisar Shao menjadi obat tersendiri bagi Clara yang merindukan orang tuanya.
"Tak ada yang bisa menyakiti kalian lagi, tak akan aku biarkan" kata Clara dalam hati. Berusaha menormalkan emosinya.
"Ternyata mereka memang menarget kami semua, apakah di tubuh pangeran kedua juga ada, Meimei?" Tanya Putra Mahkota Yan Xu menahan amarahnya dengan tangan terkepal kuat. Permaisuri sungguh terkejut mengetahui fakta itu.
"Sebaiknya Meimei memeriksa lebih dulu" Jawab Lian Wei.
"Pengawal!" Teriak Putra Mahkota. Pengawal datang berlari tergopoh-gopoh sambil membungkuk hormat.
"Hamba yang mulia"
"Panggil Pangeran kedua disini" Titahnya dengan wajah datar.
"Baik Yang mulia Putra Mahkota" Ucap pengawal berjalan keluar pavilium yang ditempati Lian Wei.
Setelah beberapa saat Pangeran Shao Jun Mi datang dengan tubuh berkeringat sepertinya dia sedang latihan saat dipanggil oleh pengawal.
"Salam Putra Mahkota dan Salam Ibunda permaisuri" Ucap Pangeran kedua menunduk hormat.
"Ada apa Gege memanggil pangeran ini?"
"Kemari lah Jun'er duduk di dekat ibunda" Ucap permaisuri menepuk kursi di dekatnya, pangeran kedua Jun Mi mendekat setelah ibunya memanggil.
"Silahkan Wei'er periksalah pangeran kedua" Titah Permaisuri yang diangguki Lian Wei.
"Ada apa ini?" Tanya pangeran kedua bingung menukik alisnya ke bawah.
"Sudah, kau diam saja" putra mahkota Yan Xu mode datar.
Lian Wei memeriksa denyut nadi pangeran kedua dengan mengaliri energi tenaga dalamnya atau energi Qi. Setelah beberapa saat dia menghela nafas.
"Bagaimana Meimei?" Tanya putra mahkota datar, meskipun berwajah datar dia sangat menyayangi adik-adiknya.
"Seperti yang ku duga, pangeran kedua juga terkena racun yang sama" Jawabnya membuat pangeran kedua terkejut dan membuat permaisuri serta putra mahkota marah.
"Bagaimana bisa? Sedangkan pangeran ini tidak bisa mendeteksinya?" Tanya nya tak percaya.
"Racun ini memang tidak bisa dideteksi jika tingkatan kultivasinya berada di ranah grand master tingkat satu, sepertinya orang ini sangat berhati-hati agar tidak ketahuan" Jelas Lian Wei, membuat pangeran kedua terkejut.
"Meimei, sebenarnya tingkatan kultivasi mu sudah berada di ranah berapa? Mengapa Gege tidak bisa melihatnya?" Tanya Putra Mahkota Yan Xu penasaran.
"Suatu saat nanti Gege akan tahu!" Jawabnya penuh teka-teki.
"Sebaiknya hari ini pengobatan untuk yang mulia Kaisar terlebih dahulu, setelah itu baru kita keluarkan racun yang berada di tubuh kalian" Ucap Lian Wei beranjak dari duduknya di ikuti Putra Mahkota, Permaisuri dan pangeran kedua.
Mereka berempat berjalan ke arah pavilium naga tempat yang mulia Kaisar di ikuti para pelayan.
Para pengawal membungkuk hormat melihat kedatangan wanita nomor satu di kekaisaran Shao beserta putra-putranya.
"Salam kepada Yang Mulia Kaisar" Ucap mereka saat masuk ke dalam kamar Kaisar Shao.
"Salam Kalian Zhen terima" Ucap Kaisar Shao, permaisuri mengangguk mengizinkan Lian Wei melakukan pengobatan.
"Apakah yang mulia Kaisar melakukan perkataan hamba?" Tanya Lian Wei saat memeriksa kembali denyut nadi sang Kaisar.
"Zhen dari kemarin belum mengisi perut sesuai perkataan dari nona tabib" Ucap Kaisar Shao lembut, entah mengapa mendengar suara Lian Wei merasakan sesuatu, layaknya perasaan seorang ayah dengan anak.
"Baik hari ini kita mulai pengobatannya, sebaiknya yang mulia permaisuri, putra mahkota dan pangeran beristirahat! Sebab pengobatan ini berlangsung lama dan perlu konsentrasi yang tinggi" Ucap Lian mengusir secara halus, tidak mungkin bukan dia melakukan operasi mata didepan keluarganya. Yang ada mereka akan pingsan saat melihat mata kaisar di copot dari tempatnya.
Mengerti Lian Wei tidak bisa diganggu saat melakukan pengobatan mereka akhirnya keluar, kecuali Nuan yang sudah datang dari misi yang dijalankan.
Nuan akan bertindak sebagai asistennya, sebab Nuan sudah terbiasa melihat alat-alat modern serta kegunaannya. Selama 1 tahun lebih bersama, Lian Wei banyak mengajarkan tentang pengobatan modern berserta alat kegunaannya.
"Pastikan tidak ada yang akan mengganggu ataupun masuk ke dalam selama melakukan pengobatan" Ucap Putra Mahkota Yan Xu datar kepada jenderal muda Ping Hao, setelah keluar dari kamar Kaisar.
"Baik Yang Mulia Putra Mahkota" jawab Jenderal Ping Hao.
Didalam kamar Kaisar Shao, setelah membersihkan sisa racun di tubuh Kaisar melalui pil agar tidak menjadi masalah saat operasi
Kemudian memberikan anestesi melalui suntikan. Lian Wei memasang array pelindung di kamar tersebut.
Tiba-tiba Hanzo keluar dari ruang dimensi membawa seseorang, yang matanya akan di donorkan.
Setelah anestesi bekerja, Lian Wei memulai operasinya, di bantu Nuan berada di samping kanan Kaisar berhadapan Lian Wei, yang mengambilkan alat-alat yang diminta Lian Wei, di bantu penerangan lampu yang terang, bagaimana caranya menyala Lian Wei juga tidak tahu, padahal tidak ada listrik
Lian Wei mulai mengambil mata kaisar Shao kemudian menggantinya dengan mata seseorang yang dibawah Hanzo. Kemudian menyambung saraf-sarafnya dengan hati-hati dibantu dengan energi Qi nya.
Hanzo yang melihat itu bergidik ngeri begitupun Nuan, baru kali ini mereka melihat mata seseorang di cabut kemudian di ganti mata seseorang, sedangkan sang pelaku yang melakukannya terlihat sangat santai seperti sudah terbiasa melakukan pekerjaan itu. Ya iyalah diakan dokter beda yang sangat ahli di zamannya.
Sudah berjam-jam mereka lakukan operasi, berkali-kali Hanzo mengelap keringat Lian Wei menggunakan sapu tangan miliknya. Akhirnya selesai, setelah menutup mata kaisar menggunakan perban, kemudian mengecek denyut nadinya.