tidak salahkan aku mencintai papa angkatku? aku rasa tidak, walaupun kami terpaut umur belasan Tahuh, tapi aku rasa kami sangat serasi.
tak masalah dia hanya menganggapku anak, tapi aku pastikan dia hanya akan melihat aku. dan akan aku singkirkan wanita yang berniat mendekat pada ayah angkatku sekaligus lelaki yang aku cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak sadarkan diri
Aku update dua bab
Alena masuk kedalam apartemen, dan Ketika dia masuk, apartemen dalam kondisi gelap dan sangat berantakan karena barang-barang dari apartemen Darius belum Alena bereskan. Jangankan untuk membereskan apartemen, untuk sekedar makan saja rasanya Alena tidak ada tenaga.
Tanpa menyalakan lampu di ruang tamu, Alena langsung masuk kedalam kamar, dia berjalan ke arah laci kemudian mengambil obat penenang yang dia beli secara online dan tanpa resep. Awalnya Alena tidak mau meminum obat seperti itu. Tapi, dia tidak akan bisa tidur, jadi dia memutuskan untuk meminum obat itu.
Setelah meminum obat, Alena mendudukan diri lantai, dia menyenderkan tubuhnya ke ranjang tatapan matanya menatap lurus ke depan. Dia memegang dadanya yang terasa nyeri.
Mungkin terseksan berlebihan Alena bersikap seperti ini, mengingat dia masih berusia 17 tahun, dan mungkin masih dalam fase cinta monyet. Tapi ini bukan soal Alena yang patah hati saja, tapi ini juga karena Alena akan benar-benat kehilangan Darius, dia yang biasanya mendapat kasih sayang yang berlimpah, dalam sekejap harus kehilangan semua tentang lelaki itu.
Satu minggu kemudian
Darius menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh, rasanya dia tidak sabar untuk segera sampai di apartemen Alena, Selama seminggu ini Darius memang tidak datang ke kampus Alena. Karena dia sedang ada tugas di luar kota, dan barusan ketika dia sudah bertugas, pihak kampus menelponnya menanyakan keberadaan Alena, karena Alena sudah tidak masuk ke kampus selama 3 hari, dan ponsel Alena pun tidak bisa di hubungi, itu sebabnya Darius panik, dia takut terjadi sesuatu dengan Alena, jadi dia memutuskan untuk langsung melihat Alena ke apartemennya.
Beberapa kali Darius mencoba menghubungi Alena, tapi gadis remaja itu tidak bisa di hubungi, hingga Darius mengingat bahwa Alena memblokir nomernya.
Setelah melewati perjalan yang cukup Panjang, akhirnya mobil yang di kendarai Darius pun sampai di apartemen Alena, lelaki itu bergegas turun dari mobil kemudian dia langsung berlari untuk ke apartemen Alena.
Ketika masuk kedalam apartemen, apartemen dalam kondisi yang sangat gelap. Hingga Darius langsung mencari saklar lampu lalu menyalakan lampu. Darius menghela nafas ketika melihat apartemen Alena yang sangat berantakan, dan pada akhirnya Darius memutuskan untuk pergi ke kamar putrinya.
Ketika dia masuk, kamar pun dalam kondisi gelap. Tapi Darius bisa melihat, bahwa Alena sedang tertidur di ranjang. Darius langsung berjalan ke arah jendela, kemudian dia membuka tirai hingga Alena yang sedang tertidur langsung mengerjap, karena sinar matahari mengenai matanya.
Alena mengerutkan keningnya kala samar-samar dia melihat sosok lelaki yang membelakanginya yang sangat mirip dengan sang ayah.
"Bangun ini sudah siang, cepat mandi," ucap Darius ketika sudah berbalik dan menatap Alena yang juga sedang menatap ke arahnya. Ketika mendengar suara sang ayah, mata Alena berkaca-kaca. Karena dia berpikir ini mimpi, mana mungkin Darius datang ke apartemennya, apalagi sudah tiga hari Dia mengalami demam jadi dia benar-benar menyangka bahwa Darius adalah bayangannya dan khayalannya.
"Papa bilang cepat bangun, mandi dan pergi ke kampus," Darius sedikit mengeraskan suaranya ketika Alena terlihat melamun, hingga kali ini Alena benar-benar tersadar dan benar-benar menyadari bahwa sebenarnya Darius bukan halusinasinya saja, melainkan lelaki itu ada di depannya.
"Pa-papa ...." Alena memanggil Darius dengan suara yang gemetar, Tentu saja dia tidak menyangka lelaki itu akan datang lagi dan menemuinya.
"Papa tidak ada waktu, cepat mandi papa akan siapkan sarapan," jawab Darius dengan dingin. Hingga Alena menggigit bibirnya, walaupun sikap Darius berbeda tapi Alena bersyukur bisa kembali melihat lelaki itu.
Dan tak lama Alena terpekik ketika Darius menutup pintu dengan keras, Dia memegang jantungnya karena terkejut. Alena menghela nafas berkali-kali, dia berusaha untuk bangkit karena dia tidak ingin terlihat menyedihkan. Dan ketika akan bangkit, Alena hampir saja kembali terjatuh karena kepalanya berputar-putar.
Saat keluar dari kamar, Darius menelpon layanan kebersihan, dan setelah menelpon layanan kebersihan. Darius berjalan ke arah dapur berniat untuk membuatkan Alena makanan. Dan ketika membuka kulkas, Darius mengusap wajah kasar kala tidak ada apapun di kulkas dan hanya ada air dingin, lalu dia melihat ke arah wastafel tidak ada piring dan gelas kotor di sana, itu berarti Alena belum makan, atau lebih tepatnya tidak memakan apapun.
Ya, selama 3 hari kemarin setelah demam, Alena memang tidak memakan apapun, dia hanya meminum air putih dan susu lalu meminum meminum obat demam, selama 3 hari ini Alena benar-benar tidak merasa lapar, jadi dia tidak memesan makanan apapun, dan mungkin saja itu efek obat penenang yang selalu dia makan.
Beberapa kali kedua orang tuanya ingin melakukan panggilan dengannya, tapi Alena selalu berasalan bahwa dia sedang sibuk.
Setelah membersihkan dirinya, Alena berjalan ke arah lemari kemudian dia mengambil pakaian. Wanita itu mencari cari pakaian yang sangat tertutup, karena dia tidak mau dianggap menggoda ayah angkatnya. Hingga beberapa saat berlalu, Setelah dia rapi Alena langsung keluar dari kamar, wanita itu berjalan dengan sangat pelan. Dan ternyata ketika dia keluar dari kamar, ternyata Darius juga masuk ke dalam apartemennya.
Rupanya barusan, Darius pergi ke bawah untuk membelikan makanan.
"Duduk Papa siapkan makanan,"ucap Darius ketika melihat Alena. Alena Tidak ada tenaga untuk menjawab apapun ucapan Darius, jadi dia pun langsung menurut.
"Cepat makan, setelah itu berangkat ke kampus," ucap darius ketika sudah menyiapkan makanan di hadapan Alena. Dan lagi-lagi Alena tidak menjawab, dia mengambil piring di depannya dengan patuh. Namun baru saja dia memakan satu suap tiba-tiba perutnya merasakan bergejolak, hingga dengan cepat Alena langsung pergi ke arah wastafel kemudian memuntahkan makanan yang baru saja dia makan, dan tentu saja Darius benar-benar kesal karena menganggap Alena sedang mencari perhatian.
"Bisa kau makan yang benar, kau tidak akan mempan mencari perhatian papa," ucap Darius ketika Alena sudah kembali ke meja makan. Sungguh Darius tidak berniat mengatakan itu, tapi dia hanya tidak ingin Alena terus berharap padanya dan terobsesi lagi padanya.
"Papa, sudah 3 hari ini aku demam, jadi lidahku pahit. Aku akan libur kuliah sehari lagi, dan nanti aku akan memakan makanan itu, kepalaku pusing jadi aku ingin beristirahat dulu." Alena mengatakan itu dengan suara yang pelan, tubuhnya terasa sakit tapi hatinya jauh lebih sakit. Dia memang merindukan Darius, tapi jika sikap Darius seperti ini dia lebih baik tidak melihat lelaki.
Ketika mendengar Alena demam tentu saja Darius langsung khawatir, dia tidak bisa melihat kedua anaknya sakit. Tapi sekarang kondisinya berbeda, dia tidak boleh menampilkan kekhawatirannya.
"Anak buah papa akan mengirimkan obat kemari, dan jangan lupa, makan makanan ini." Setelah mengatakan itu, Darius pun langsung berbalik kemudian dia berniat pergi. Namun ketika dia sudah dekat dengan pintu, Darius menoleh lagi ke arah belakang ketika mendengar suara yang tampak nyaring. Dan ternyata Alena terjatuh ke lantai, wanita itu sepertinya sudah tidak bisa menahan dirinya hingga dia jatuh tak sadarkan diri.
***
aku syedihh author blm up lagi/Scowl/