NovelToon NovelToon
Rahasia Suami Lumpuhku

Rahasia Suami Lumpuhku

Status: tamat
Genre:Tamat / Dendam Kesumat / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:19M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rosma Sri Dewi

Aozora Jelitha, dikhianati oleh calon suaminya yang ternyata berselingkuh dengan adiknya sendiri. Padahal hari pernikahan mereka tinggal menunggu hari.
Sudah gagal menikah, ia juga dipaksa oleh ayah dan ibu tirinya, untuk membayar utang-utang papanya dengan menikahi pria yang koma,dan kalaupun bangun dari koma bisa dipastikan akan lumpuh. Kalau dia tidak mau, perusahaan yang merupakan peninggalan almarhum mamanya akan bangkrut. Pria itu adalah Arsenio Reymond Pratama. Ia pewaris perusahaan besar yang mengalami koma dan lumpuh karena sebuah kecelakaan.Karena pria itu koma, paman atau adik dari papanya Arsenio beserta putranya yang ternyata mantan dari Aozora, berusaha untuk mengambil alih perusahaan.Ternyata rencana mereka tidak berjalan mulus, karena tiba-tiba Aozora mengambil alih kepemimpinan untuk menggantikan Arsenio suaminya yang koma. Selama memimpin perusahaan, Aozora selalu mendapatkan bantuan, yang entah dari mana asalnya.
Siapakah sosok yang membantu Aozora?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Sri Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kamu harus menemaniku terapi

Matahari kembali datang menyambut datangnya pagi. Aozora seperti biasa berkutat di depan kompor untuk membuat sarapan pagi untuk suami dan mertuanya. Walaupun rumah besar itu ada 4 asisten rumah tangga, tapi untuk bagian memasak Aozora memilih untuk melakukannya sendiri.

"Akhirnya selesai juga. Sekarang waktunya mandi. Mas Arsen udah bangun nggak ya? Mudah-mudahan belum bangun deh," Aozora mengajak hatinya sendiri untuk bercengkrama.

Wanita yang memiliki mata indah itu pun mengayunkan kakinya melangkah menuju kamar yang ditempatinya dengan sang suami.

"Astaga, Mas! kenapa berdiri di depan pintu sih?"

Baru saja dia hendak masuk, Aozora dikagetkan dengan Arsen yang sudah duduk manis di kursi roda, persis di depan pintu. Aroma sabun dan shampo sudah tercium dari tubuh Arsen, menandakan pria itu sudah mandi dan Sepertinya ia hendak keluar.

"Aku duduk di kursi roda, tidak berdiri. Kamu mau menyindirku ya?" sahut Arsen dengan ketus.

Aozora mengembuskan napasnya, merasa kesal dengan Arsen yang selalu kritis atas kesalahan sekecil apapun itu.

"Mas, bisa nggak terlalu baperan? Aku hanya salah berucap tadi. Setidaknya mas anggap saja kalau ucapanku tadi adalah sebuah doa. Jadi, Mas harus aminin," ujar Aozora.

"Mas mau kemana, mau turun ya? Apa perlu aku antarkan?" lanjut Aozora lagi, mengalihkan pembicaraan.

"Tadinya iya. Tapi, karena kamu sudah di sini, jadi aku nanti saja ke bawahnya," sahut Arsen sembari memutar kursi rodanya dan menggerakkan sendiri kembali ke arah ranjang.

"Eh, Mas ... aku bisa kok antar kamu ke bawah dulu, baru mandi. Jadi kamu nggak usah nungguin aku, takut kamu kelamaan nunggu," sambar Aozora dengan cepat. Karena sejujurnya wanita itu benar-benar merasa tidak nyaman kalau tahu ada yang sedang menunggunya ketika ia melakukan sesuatu. Yang ada nantinya dia akan terburu-buru.

"Kalau aku bilang mau tunggu ya aku akan tunggu! Sekarang kamu buruan aja mandi, biar gak ngabisin waktu!" titah Arsen tanpa melihat ke arah Aozora.

"Ihh!" Aozora melakukan gerakan hendak mencekik pria itu saking geramnya pada sikap suaminya itu.

"Kenapa masih diam di sana? Cepat mandi!" bentak Arsen menyadari tidak ada pergerakan dari wanita yang masih berdiri di belakangnya itu.

"Iya, sabar!" Aozora beranjak ke kamar mandi dengan bibir yang mengerucut.

"Oh ya, aku juga mau kasih tahu kamu, kalau nanti kamu yang akan menemaniku terapi di bawah,"

Aozora yang nyaris masuk ke dalam kamar mandi seketika menghentikan langkahnya, begitu mendengar ucapan baru saja terlontar dari mulut suaminya itu. Wanita berbalik dan menatap ke arah Arsenio.

"Mas, kenapa aku harus menemanimu? Bukannya ada Daren?" Aozora mengernyitkan keningnya.

"Kenapa kamu masih bertanya seperti itu? Kamu lupa status kamu apa sekarang?"

"Ya, aku istrimu," sahut Aozora.

"Tuh kamu tahu. Jadi, kenapa kamu masih menanyakan alasan kenapa kamu menemaniku?" Arsenio memicingkan matanya.

"Ya, karena aku kan harus bekerja, Mas. Dan lagian ada Daren yang lebih tahu masalah terapi," Aozora memberi alasannya.

"Makanya kamu belajar nanti. Kalau urusan pekerjaan masih ada Niko. Nanti aku hubungi dia! kamu bisa masuk siang," ucap Arsen tegas.

"Tapi, Mas __"

"Tidak ada tapi-tapi. Sekarang kamu mandi. Jangan lama-lama!" sambar Arsen tegas, tak terbantahkan.

Aozora mengembuskan napasnya dengan keras dan sekali hentakan. Dengan hati yang dongkol dia pun masuk ke dalam kamar mandi.

Sembari menunggu Aozora selesai mandi, Arsenio pun langsung meraih ponselnya dan menghubungi Niko.

"Iya Sen, ada apa?" terdengar suara Niko dari ujung sana.

"Kamu di mana? udah berangkat ke kantor?" tanya Arsen.

"Belum. Ini baru selesai mandi dan mau siap-siap. Emangnya kenapa?"

"Mulai hari ini Aozora akan masuk siang. Dia akan menemaniku terapi," ujar Arsenio.

"Kenapa harus ada Aozora? Bukannya ada Daren?" bisa dipastikan kalau alis pria di seberang sana pasti tengah bertaut.

"Aku risih kalau aku lagi berusaha berjalan, tiba-tiba jatuh dan Daren memelukku,"

"Oh, jadi kamu ingin Zora memelukmu?" ledek Niko, menahan tawa.

"Eh, sialan kamu! Bukan begitu!" bantah Arsen dengan cepat.

"Alah, begitu pun gak pa-pa kok. Dia kan istrimu. Lebih dari pelukan juga gak masalah kan? Justru aku senang, itu berarti kalau kamu sudah bisa move-on dari Hanum dan mulai jatuh hati pada Aozora. Apa dugaanku benar?" tukas Niko.

"Jangan sok tahu! pokoknya handle semua pekerjaan kantor dari pagi sampai siang nanti!" Arsen masih berusaha untuk membantah.

"Bukan sok tahu, Sen. Tapi aku sudah sangat mengenalmu. Kamu sangat sulit untuk dekat dengan wanita. Satu-satunya wanita yang berhasil dekat denganmu yaitu Hanum dan sekarang ada Aozora. Aku harap kamu bisa secepatnya melupakan Hanum dan membuka hatimu pada Zora. Karena yang aku lihat, Zora sangat pantas untuk dicintai," tutur Niko panjang lebar tanpa jeda.

"Udah ceramahnya? kalau sudah, aku tutup teleponnya," sahut Arsen.

"Aku tidak ceramah, Sen. Hanya mengingatkanmu saja. Agar kamu tidak menyesal nanti kalau sampai kehilangan Aozora. Tapi, kalau kamu tetap tidak bisa menerima Zora dengan tulus, tenang saja, ada aku kok yang siap untuk menerimanya. Dia belum kamu apa-apain kan?" goda Niko.

"Sialan kamu! kalau kamu mau punya pasangan, cari sendiri!" cetus Arsen, kesal.

"Cih, emangnya Aozora kamu yang cari. Dia kan__"

Tidak terdengar lagi apa yang dikatakan Niko dari ujung sana, karena Arsenio sudah memutuskan panggilan secara sepihak, sebelum Niko menyelesaikan ucapannya. Pria itu Tidak peduli dengan reaksi Niko yang pasti mengumpatinya di seberang sana.

"Kenapa aku bisa sangat kesal mendengar ucapan Niko tadi? Apa yang dikatakan Niko benar kalau aku sudah mulai jatuh hati pada Aozora? Masa sih Aozora semudah itu bisa memasuki hatiku? Masa dia yang belum ada sebulan bisa secepat itu menggantikan Hanum yang sudah 7 tahun bersamaku? Tapi belakangan ini aku sudah hampir tidak pernah mengingat Hanum lagi," batin Arsenio.

"Tidak! Tidak Mungkin aku sudah jatuh cinta padanya. Aku pasti hanya kasihan pada cerita hidup yang selalu diceritakannya," Arsen mengangguk-anggukkan kepalanya, sangat yakin dengan apa yang ada dipikirannya.

"Mas, aku sudah selesai mandi, tapi tolong jangan lihat ke arahku ya! Aku hanya pakai handuk soalnya. Aku lupa bawa pakaian ke kamar mandi karena kamu desak tadi," tiba-tiba kepala Aozora menyembul dari balik pintu kamar mandi.

"I-iya," sahut Arsen, tiba-tiba gugup. pria itupun berbalik membelakangi Aozora.

Saat Aozora keluar, tubuh Arsen tiba-tiba panas dingin. Bagaimana tidak ... Ia sekarang justru membayangkan isi tubuh Aozora di balik handuk yang melilit di tubuh wanita itu

tbc

1
Sherley Seke
pasti daren
muji toti
emang bisa semudah itu mengalihkan aset perusahaan
Wy Ky
ok
muji toti
Lumayan
Ghufron Ali Sya'bana
jhaa bangun dia/Smile//Facepalm//Facepalm/
Ghufron Ali Sya'bana
meta?
Ghufron Ali Sya'bana
rasain nooo🤣
Ghufron Ali Sya'bana
ketar ketir gua bacax
Ghufron Ali Sya'bana
menarikk guys
Ghufron Ali Sya'bana
org sakit makax banyak kan luccuu😂😂
Silvia Hardianingsih
sukses selalu Thor, terus berkarya
Silvia Hardianingsih
semoga semuanya baik baik aja
Silvia Hardianingsih
gila apa itu orang minta tebusan 100milyar apa dia fikir uang itu hanya remahan roti
Silvia Hardianingsih
semoga Zora baik baik aja
Silvia Hardianingsih
salut untuk hanum
Silvia Hardianingsih
secara tidak langsung niko mengungkapkan perasaannya pada Bella
Ana Michael
Luar biasa
Ana Michael
Biasa
Silvia Hardianingsih
tanpa tsania dan bella yang memberi tahu kan arsen juga sudah tau
Silvia Hardianingsih
definisi di atas langit masih ada langit
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!