Di balik kehidupan mereka yang penuh bahaya dan ketegangan sebagai anggota organisasi rahasia, Alya, Alyss, Akira, dan Asahi terjebak dalam hubungan rumit yang dibalut dengan rahasia masa lalu. Alya, si kembar yang pendiam namun tajam, dan Alyss, yang ceria serta spontan, tak pernah menyangka bahwa kehidupan mereka akan berubah drastis setelah bertemu Akira dan Asahi, sepupu yang memimpin di tengah kekacauan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azky Lyss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11: Keceriaan
Minggu pagi di kota terasa tenang, dengan sinar matahari yang lembut menyinari jalan-jalan. Akira, Alya, Alyss, dan Asahi memutuskan untuk menghabiskan akhir pekan dengan bersantai dan menikmati waktu bersama, jauh dari tekanan organisasi yang sering menyelimuti mereka.
Di kafe kecil favorit mereka, aroma kopi yang baru diseduh menguar di udara. Mereka duduk di sudut yang nyaman, memesan sarapan yang beragam. Alyss terlihat bersemangat saat memesan pancake dengan taburan buah-buahan segar. “Aku selalu merasa senang setiap kali datang ke sini. Sarapan di sini adalah yang terbaik!” katanya sambil tersenyum.
Alya memilih roti bakar dengan selai stroberi, sementara Asahi memesan omelet besar yang penuh isi. Akira, tak ingin ketinggalan, memilih menu khas kafe tersebut: nasi goreng spesial. “Kalau kita sudah selesai sarapan, bagaimana kalau kita pergi ke taman? Kita bisa piknik dan menikmati cuaca yang bagus!” usul Akira.
“Setuju!” seru Alyss, matanya berbinar. “Aku bisa membawa snack dan minuman. Kita harus menikmati hari ini sepenuhnya!”
Setelah menyantap sarapan, mereka berjalan menuju taman. Suasana di luar terasa segar, dengan angin lembut yang berhembus. Di tengah perjalanan, mereka berbincang tentang rencana masa depan.
“Aku masih berpikir tentang apa yang ingin kulakukan setelah kuliah,” kata Alya, merenung. “Mungkin aku ingin membuka kafe sendiri, seperti ini. Tempat yang nyaman di mana orang bisa bersantai dan menikmati waktu bersama teman-teman.”
“Bagus juga idenya,” jawab Akira. “Aku selalu membayangkan untuk mengembangkan teknologi yang bisa membantu banyak orang, mungkin dalam bidang kesehatan.”
Asahi, yang mendengarkan sambil tersenyum, menambahkan, “Aku hanya ingin menikmati hidup dan berpetualang. Mungkin suatu saat nanti kita bisa pergi berkeliling dunia bersama.”
“Eh, aku mau ikut!” seru Alyss dengan semangat. “Kita bisa menjelajahi tempat-tempat baru dan mencoba makanan yang berbeda!”
Setelah sampai di taman, mereka memilih tempat duduk yang teduh di bawah pohon besar. Alyss segera mengeluarkan bekal yang dia siapkan: sandwich, buah, dan minuman segar. “Ini semua untuk kita!” katanya, tersenyum bangga.
Mereka menghabiskan waktu dengan bercerita, tertawa, dan menikmati makanan. Sesekali, Asahi berlari ke area permainan untuk bermain frisbee dengan anak-anak, membuat semua orang di sekitarnya tertawa melihat kegembiraannya.
“Ayo, siapa yang mau ikut?” teriak Asahi dengan semangat, mengajak Alyss dan Akira bergabung. “Kita harus menunjukkan siapa yang paling jago!”
“Baiklah, tapi jangan terlalu keras ya, aku tidak mau terganggu!” Alya menambahkan sambil tersenyum, tetap duduk di bawah pohon dan menikmati suasana.
Setelah beberapa ronde bermain frisbee, mereka kembali duduk dan mendinginkan diri dengan minuman segar. Alyss, dengan napas terengah-engah, berkata, “Kita benar-benar butuh lebih banyak momen seperti ini. Terlalu banyak hal serius belakangan ini.”
“Ya, aku setuju. Kita perlu menyeimbangkan hidup kita,” jawab Akira sambil menyeruput es teh lemonnya. “Terlalu banyak tekanan bisa membuat kita mudah lelah.”
Saat matahari mulai terbenam, mereka menikmati keindahan langit yang berubah warna. “Lihat, itu indah sekali!” seru Alya, menunjuk ke arah langit yang berwarna jingga dan merah muda. Mereka semua terdiam sejenak, menikmati pemandangan tersebut.
“Aku bersyukur bisa menghabiskan waktu seperti ini dengan kalian,” kata Akira dengan tulus.
Alyss mengangguk setuju. “Kita harus melakukannya lagi minggu depan! Ini sangat menyenangkan.”
Setelah puas menghabiskan waktu di taman, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar area. Mereka mengunjungi beberapa toko kecil, mencoba camilan khas, dan bahkan berbagi cerita lucu tentang pengalaman mereka di kuliah.
Di salah satu toko, Alyss membeli gelang yang cantik, sementara Akira menemukan gadget unik yang langsung menarik perhatiannya. “Ini luar biasa! Aku harus mencobanya!” katanya sambil tersenyum lebar.
Alya dan Asahi, yang berdiri di sampingnya, tidak bisa menahan tawa melihat semangat Akira. “Kau dan teknologi memang tak terpisahkan!” kata Asahi, menepuk punggungnya.
Malam pun tiba, dan mereka memutuskan untuk mengakhiri hari yang menyenangkan dengan menonton film di bioskop. Mereka duduk bersebelahan, dengan popcorn di tangan, dan menikmati film komedi yang penuh tawa.
Setelah film selesai, mereka berjalan keluar dari bioskop dengan senyuman di wajah mereka. “Ini hari yang sempurna!” kata Alya, merasa puas.
“Ya, kita harus lebih sering melakukannya. Ini membuat hidup kita lebih berwarna,” Asahi menjawab dengan semangat.
Saat mereka berpisah untuk pulang, hati mereka dipenuhi kebahagiaan, mengetahui bahwa di tengah kesibukan dan tantangan, mereka selalu bisa menemukan waktu untuk bersenang-senang bersama.
Hari-hari mereka mungkin akan diwarnai dengan berbagai tantangan di masa depan, tetapi untuk saat ini, mereka tahu bahwa persahabatan dan momen-momen kecil seperti ini adalah yang terpenting. Dan mereka akan terus menciptakan kenangan indah di setiap langkah yang mereka ambil bersama.
---