"Mas,minta uang boleh gak tiga ratus ribu,untuk beli kebutuhan dapur dan sabun sudah pada habis! " ucap ku lembut
" Uang aja kamu nih,gak mikir apa yang cari susah,kamu kan tau sekarang nih sulit cari uang taunya minta aja, mana banyak lagi." omel mas Riyan sambil membanting gelas di hadapannya.
" Tapi ini tanggung jawab mu mas,mama juga jarang minta minta uang segitu kalo gak bener-bener habis semua mas." jelasku, agar mas Riyan berfikir kebutuhan habis semua.
Ranita putri dulu adalah seorang janda mempunyai anak satu laki-laki bernama Anwar, ranita putri mengenal Riyan ketika ranita merantau kekota dan menikah.niat hati merubah nasip namun naasnya kehidupannya sangat jauh ketika dirinya masih sendiri apakah ranita mampu melewati semua dan meraih kebahagiannya kelak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ranita pulang kampung
Setelah berapa menit ranita di perjalanan ranita pun sampai juga di bandara kota J sebelum melewati kecamatan kota dan sampai ke kampung halaman ranita masih butuh waktu 4 jam lagi dari kota J ke kampung halaman ranita, karena sudah mendekati waktu Maghrib ranita memutuskan untuk mencari penginapan terdekat,setelah sampai penginapan ranita langsung mandi dan bersiap menjalankan sholat Maghrib berjamaah dengan Anwar anaknya.
Karena ranita tak memberi tau keluarganya atas kedatangannya ranita berencana ingin memberikan kejuta kepada bude dan pakde nya.
" Ma, Anwar lapar." kata Anwar setelah kami berdua selesai sholat.
" Ya sayang, kita turun kebawah yuk cari makanan." aku pun menjawab ucapan anakku sambil ku tersenyum lembut kepadanya.
Kami pun memutuskan keluar kamar dan mencari makan, namun sialnya aku menabrak seorang anak kecil perkiraan usianya 3 tahun anak anak lelaki yang sangat tampan,karena terkejut aku hampir aja jatuh jika tak berpegangan dinding.
" Astaghfirullah." ucapku sambil ku elus dada ku dengan tangan sebelah kanan sedangkan tangan ku sebelah kiri memegang dinding lorong hotel itu.
" Maaf Bu, atas ketidak sengajaan tuan muda." balah wanita cantik Namun dari penampilannya seperti Beby sister dengan setengah membungkuk tanda meminta maaf.
" Ya tak apa-apa itu anaknya lari terus mba cepet di kejar nanti bisa bahaya kalo dia lari terus bisa jatuh." jelasku ke wanita tersebut,dengan cepat wanita itu langsung menganggukkan kepala tanda setuju dan langsung berlari mengejar anak kecil yang tadi menabraknya.
" Mama gak apa-apa kan." Anwar mendekatiku dan bertanya seperti khawatir jika aku kenapa-napa.
" Gak kak, yuk kita lanjut cari makan nya." ku balas ucapa Anwar sambil ku gandeng tangannya meninggalkan lorong sesampai di resto Anwar langsung mencari tempat duduk yang menurutnya paling nyaman.
" Mah kita duduk di situ aja ya, enak dekat dengan kaca." Anwar menawariku duduk di pojokan sambil menarik-narik tanganku agar mau mengikutinya melangkah ke tempat Anwar tuju.
" Ya, sabar kak pelan-pelan aja jalannya." jawabku lembut,ternya ucapan ku akhirnya membuat Anwar Sadat dan langsung sedikit memelankan jalannya dan tarik tangannya tadi tak sekuat tadi.
Setelah makan kami berdua langsung kembali ke kamar dan langsung beristirahat karena sudah lelah dan perut ranita juga mulai sedikit kram karena perjalanan jauh dan belum ada istirahat.
Tak butuh lama aku dan Anwar pun di dalam kamar dan aku sempat memberi kabar ke mba Dina jika aku sudah sampai namun belum sampai kampung halamanku, melainkan masih di kota besarnya.
*******
" Haduh, lama banget sih kamu za bawa mobil aja gak sampai-sampai,bisa-bisa encok pinggang ibu kelamaan di mobil." omel ibu Ratmi membuat yang lain hening tak berani bersuara karena takut dan malas dengan Omelan yang bisa berimbas kemereka.
" Za, masih jauh gak sih sudah malam ini ibu mau istirahat." lanjut omel ibu Ratmi.
" Sabar lah Bu, biarkan Reza fokus di jalan klo ibu ngomel aja tambahnya Reza gak fokus, ibu mau nanti terjadi hal yang gak di inginkan gara-gara Omelan ibu ke Reza terus bisa tubruk pohon atau trotoar gimana!" akhirnya Riyan juga yang menjawab dan mengomel balik ke ibunya karena tak tahan dengan Omelan ibunya.
" Sudahlah Bu kita lebih baik diam ja biar mas Reza fokus, ibu kalo gak sabaran biar Reni Carikan tumpangan." omel Reni juga ke ibunya.
Ibu Ratmi hanya mencebik mengalihkan pandangannya keluar kaca.
Hati Bu Ratmi sangat dongkol karena anak-anaknya mengomelinya,ibu Ratmi pun memilih diam dan tertidur tak berapa lama Riyan dan rombongan sudah sampai tujuan ya rumah yang di tuju adalah rumah adik ibu Ratmi.
" Alhamdulillah sudah sampai." ucap kata Reni yang cukup keras dan kegirangan karena sampai juga di rumah tantenya.
" Wah, ternyata rumah Tante Linda gede banget Tante Linda sudah sukses ternyata." kata Yanti dengan pandangan yang tak lepas dari rumah besar di hadapannya.
" Namanya om kamu itu suka berbisnis ya jelas besar rumahnya." balas ibu Ratmi sambil berlalu pergi dari gerombolan anak dan menantunya yang masih berdiri di samping mobil.
" Assalamualaikum Lin!" suara ketukan yang keras bersamaan dengan suara ibu Ratmi yang memanggil adiknya agar membukakan pintu rumahnya.
"Dor."
"Dor"
"Dor"
Suara gedoran pintu terus saja di lakukan ibu Ratmi seperti menggedor rumah orang yang punya hutang dengannya.
" Lin,buka pintunya." suara keras ibu Ratmi memanggil adiknya tak lupa sambil menggedor pintu rumah adiknya, sedangkan anak-anak dan menantu ibu Ratmi hanya diam melihat aksi ibunya.
" Sudah lah Bu mungkin Tante Linda sedang tidur,coba ibu telpon Tante Linda." usul dari Reza.
" Oh ya ya kenapa gak dari tadi kamu bilang Reza ibu jadi gak capek-capek teriak-teriak begini." balas ibu Ratmi sambil mengotak Atik ponselnya.
" Gak ada jawaban yan,coba kamu telpon pakai ponselmu." ucap ibu Ratmi ke anak lelakinya.
Tak berapa lama riyan berusaha menelpon tantenya Khor ya terdengar suara dari sebrang telpon riyan, yang langsung di sambar oleh ibunya.
" Lin, kakak dari tadi gedor pintumu rumahmu kenapa kamu gak bukain,cepat kakak mau istirahat nih sudah capek." omel ibu Ratmi ke adiknya.
" Apaan sih kak ganggu aja," omel Linda,
" Buka pintunya Lin kakak mau istirahat ini," balas ibu ratmi tak kalah dengan ketus Linda yang suaranya memang sedikit ketus.
" Bis gak sih kak, klo bertamu di rumah orang jangan malam-malam ganggu tau gak,lihat noh jam berapa kak Ratmi bertamu." balas Linda kesal sambil menunjukan jam di dinding,dan berhasil membuat semua rombongan ibu Ratmi terdiam dan memaklumi jika Linda juga marah-marah.
" Ya mana kakak tau Lin kalo sampai sini jam segitu, perasaan nih ya kakak itu pergi dari pagi." balas ibu Ratmi sambil menjatuhkan bobotnya ke sofa ruang tamu.
" Kalian semua datang kesini mau menghadiri pernikahan Dewi kah?" tanya Linda sukses membuat semua rombongan menoleh ke ibu Ratmi.
"Ya, iyalah Lin masa kakak gak datang kepernikahan keponakan kakak." ibu Ratmi membalas ucapan Linda dengan ketus.
" Loh, bukanya di undur kak,2 bulan lagi kakak gak di kasih tau Abang juli kah?" tanya Linda lagi yang mampu membuat ibu Ratmi dan rombongan langsung melotot,ya kabar yang di terima ibu Ratmi tepat acaranya besok lusa,ibu Ratmi mendapatkan kabar seminggu yang lalu dari kakaknya.
" Mana kakak tau Lin, kan kakak di kasih tahu seminggu yang lalu sama bang juli." omel ibu Ratmi campur kesal.
" Ya sudah kalian istirahat aja dulu." tawar Linda ke rombongan ibu Ratmi.
Dan akhirnya rombongan ibu Ratmi semua masuk kamar yang di sediakan untuk perempuan yang laki-laki terpaksa tidur di depan tv karena memang kamar di rumah Linda cuma ada 4 kamar termasuk kamar pembantu, satu kama di pakai Linda dan suami sedangkan yang 2 dipakai anak dan pembantu Linda sedangkan kamar tamu cuma 1 jadilah ibu Ratmi dan ke 3 anak dan Ratih tidur berdesakan dalam 1 kamar.
jangan lupa saling dukunggg