Ibu kandung Amora menikah dengan seseorang yang usianya jauh lebih muda dibanding dirinya.Dari pernikahan tersebut membawa kebahagiaan baginya namun tidak dengan putri sematawayangnya.Amora merupakan putri tunggal dari pasangan Felicia dan Ferdian.Ferdian meninggal dalam kecelakaan tunggal saat pergi keluar kota untuk melakukan perjalanan bisnis.
Awal petaka dimulai saat Felicia pergi ke luar kota untuk melakukan perjalanan bisnis.Athur ayah angkat Amora yang diam-diam mencintai Amora berusaha melecehkan Amora disaat dia dan Amora hanya hanya berdua saja dirumah.
Namun Berung kebusukan athur terbongkar dan seseorang datang menyelamatkan Amora dari kebejadan ayah tirinya.
Dari kejadian tersebut Amora berakhir dipersunting oleh laki-laki yang menyelamatkan yang notabennya adalah bos Amora di kantor.
bagaimana kelanjutan ceritanya?
Ikuti kisah Amora, disini akan ada ketegangan,air mata, pengorbanan dan menguras banyak emosi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17 Pingsan
Jam makan siang damar mengajak Amora keluar dari kantor.
" Sil tolong atur ulang jadwalku satu Minggu kedepan karna saya mau cuti panjang." ucap damar sebelum pergi.
Bukannya menjawab Sisil justru fokus pada tangan damar yang tak lepas dari tangan Amora.
Saat ini damar memang mendatangi sisil ke ruangannya dengan tetap menggandeng Amora seolah ingin menunjukan pada semuanya bahwa mereka memang sudah ada hubungan.
" Ko gue ngerasa si bos makin nempel aja si sama Amora.Gila ni bocah pake pelet Semar mesem nih kayanya." celoteh Widia dalam hati.
" Sstttt sstttt!" desis Widia sembari menatap Amora.
Amora hanya membalasnya dengan gerakan alisnya yang dinaiki turunkan.
Seolah ia bertanya " ada apa?"
Keduanya hanya berbicara lewat gerakan matanya damar yang menyadari itu lantas menoleh dengan cepat ke arah wanita yang ada dibelakangnya.
" Hidup dizaman apa sampai kalian berkomunikasi dengan cara bertelepati?" sindir Damar membuat Widia menumpuk jidatnya sendiri.
" Maaf pak." ucap Widia.
Sementara Sisil yang tidak faham situasinya semakin bingung dengan apa yang damar ucapkan.Fokusnya hanya pada tangan Amora dan damar yang tak pernah lepas sedikitpun.
" Ada hubungan apa bapak sama si ulet bulu?" tanya Sisil to the point karna merasa sangat sudah penasaran tingkat akut.
Damar dan Widia saling tatap karna tak tau kemana arah pembicaraan Sisil dan siapa ulet bulu yang Sisil maksud.Berbeda dengan Amora yang paham kata ulet bulu itu disematkan untuk siapa.
" Woy kalau saya ulet bulu terus ibu apa? Cacing krmi?" sindir Amora.
" Maksudnya apa si ini! Sisil saya minta kamu buat atur ulang semua jadwal saya satu Minggu kedepan karna saya mau cuti,saya mau nikah Minggu ini." ucap damar seperti sambaran petir disiang hari bagi Sisil.
" Apa menikah?" kompak Sisil dan Widi.
Damar hanya menjawabnya dengan anggukan santai.Semntara wanita yang ada dibelakangnya justru sibuk bermain dengan ponselnya.
" Dengan siapa?" tanya Sisil dengan mata berkaca-kaca.
" Bapak serius?" imbuh Widia.
" 100 rius." jawab damar.
" Siapa wanita yang akan menjadi istri bapak?" tanya Sisil dengan ekor mata melirik tajam ke arah Amora.
Sementara yang ditatap justru abai pura-pura tak melihatnya.
Damar tak menjawab namun dia mengangkat tangannya keatas,tangan yang masih bergandengan erat dengan Amora.
bruuk
Sisil pingsan tepat didepan damar begitu tau wanita yang akan damar nikahi adalah Amora.
" Wid urus dia,saya sudah ditunggu seseorang dibutik." ucap damar sembari menggandeng Amora dan pergi dari tempat itu meninggal Sisil yang pingsan dan Widia yang mematung karna masih belum percaya dengan apa yang dia dengar.
" Apa harus banget ngomong sama mereka kalau kita mau nikah?" sungut Amora dengan bibir mengerucut.
" Kondisikan bibirmu,suka sekali menggodaku.Jangan sampai saya menepikan mobil ini dan melahapmu hingga habis." ucap damar saat mereka tengah dalam perjalanan menuju ke butik lantaran diana sudah menunggu mereka di butik langganannya untuk fitting baju pengantin.
" Kondisikan mata bapak,fokuslah menyetir tidak usah memperhatikan bibir.Sejak lahir memang bibir saya seperti ini.Bapak saja yang otaknya mesum sampai merasa tergoda dengan orang yang sedang marah." cibir Amora.
Chiiiit
dug
" Aduuh!" pekik Amora kala damar benar-benar menepikan kendaraannya dan kini beralih menatapnya seperti seorang singa lapar yang siap menerkam kambing di depannya.
" Astaga gila banget nih orang!" batin Amora.
Reflek tangan Amora menutupi bibirnya dengan erat membuat damar tersenyum tipis.
" Ada apa? Kenapa kamu tutup bibirmu seperti itu?" tanya damar seolah tak tau.
" Mana ada ditutup,tadi ada lalat iya lalat mau hinggap mungkin bibir saya dikira makanan jadi dia ingin hinggap dan melahapnya." sindir Amora.
" Dia menyindirku,awas gadis nakal.Akan aku tunjukkan bagaimana lalat hinggap di bibir." batin damar dengan seringai licik diwajahnya.
" Ooh oke." damara pura-pura menghidupkan mesin mobilnya kembali dengan tatapan lurus kedepan.
Amora merasa aman dan ia langsung meraih ponselnya,tangan dan matanya sibuk pada layar ponselnya hingga tanpa sadar harus sudah mematikan mesin mobilnya dan dengan cepat membingai wajah Calista dan menyambar bibirnya dengan cepat tanpa memberi waktu Calista untuk menghindar.
Ciuman yang berawal hanya dengan lumayan dan akhirnya semakin panas,keduanya larut dalam ciuman panas itu hingga mengeluarkan suara decapan- decapan.
" Empptttthhhhh." desahan amora lolos saat lidah damar menjelajah setiap bagian dari mulut amora.
Damar tersenyum tipis saat mendengar lengguhan dari wanita yang sebentar lagi akan mendang gelar nyonya Damar wiraguna.
Keduanya saling bertukar Saliva,saling mencecap melumat hingga akhirnya pagutan mereka terlepas karna kehabisan oksigen.
Haaah
Haaah
Amora dan damar meraup udara sebanyak-banyaknya setelah ciuman panas itu berakhir.
Demi menghindari tatapan menghunus Amora,damar dengan cepat menyalakan mesin mobilnya dan melaju dengan kecepatan tinggi.
Sudut bibirnya tersungging kala melihat Amora mengusap bibirnya dengan tissue.
" Maaf sayang,bibirmu sudah membuatku candu." batin damar.
" Sial betul,dua kali aku dimakan habis-habisan sama dia.Tapi memang rasanya nikmat,aku tak bisa memungkiri bibirnya terasa manis dan aku.."
Wajah Amora bersemu merah karena diam-diam dia juga menikmati semua itu.
Tak selang beberapa lama mereka sudah sampai didepan butik yang mereka tuju.Didalam,Diana sudah menunggu sembari melihat-lihat jejeran gaun mahal yang dipajang dibutik tersebut.
" Mom!" panggil damar.
" Hai sayang." Diana menghampiri damar dan Amora yang tertunduk malu.
" Amora ini mamah,tapi aku lebih suka panggil mommy.Mommy ini Amora,maaf kalian dipertemukan disaat seperti ini." ucap damar.
" Tidak masalah sayang,Amora kemari nak." panggil Diana.
Amora melangkah mendekat kearah calon mertuanya.Menyalami Diana dengan takzim.
" Tante,maaf membuat Tante lama menunggu." ucap Amora.
" Tidak apa-apa sayang,kalian pasti banyak pekerjaan di kantor.Em Amora ayo pilih gaun yang kamu suka,jangan sungkan untuk bertanya ataupun mengatakan apa yang kamu suka atau tidak suka.Gaun ini mau kamu pakai buat acara sakral yang hanya satu kali seumur hidup akan kamu lewati.Semoga saja,karna kita tidak pernah tau akan seperti apa perjalanan hidup kita kedepannya.Tapi mamah harap kamu dan damar hanya akan menikah satu kali untuk seumur hidup.Meskipun mamah baru pertama kali mengenalmu dan bertemu denganmu tapi mamah yakin kamu calon istri yang baik." ucap Diana membuat Amora merasa tersanjung sekaligus beruntung dipertemukan dengan calon mertua sebaik Diana.
" Terimakasih ta,em mamah." ucap Amora membuat damar tersenyum ke arah wanita yang melahirkannya.
" Mommy yang terbaik." ucap damar.
" Jeng sindi,tolong ajak calon menantu saya untuk melihat koleksi gaun pengantin yang lain.Tunjukan pada dia yang terbaik dan yang paling bagus yang ada di butik ini." ucap Diana pada Sindi pemilik sekaligus teman lama Diana.
" Oke jeng Ana,untuk mantumu aku akan kasih yang terbaik." ucap Sindi sembari mengacungkan ibu jarinya.
Bersambung....
Abang Daren Amora udah ada yang punya kamu sabar ya 🤭🤭