MY ALASKA

Selama beberapa minggu, Al sudah tak pernah bertemu dengan wanita itu lagi. Adrik masih terbaring koma tanpa ada perkembangan apapun.

Aleana?dia Sudah berani membawa pria simpanannya tinggal di mansion ayahnya. Itu membuat Al naik darah dan mendatangi mansion bersama Jennifer.

Al membuka pintu utama dengan keras. Jennifer mengikutinya dari belakang. Al memegang helmnya yang masih ada di tangannya.

Al melihat sang mommy dan pria itu makan pagi di meja makan. Aleana tampak bahagia dan bercanda dengan kekasihnya.

Al melempar helmnya ke meja makan itu dan membuat Aleana kaget.

"Menjijikkan", kata Al menghampiri mommynya.

"Apa yang kalian lakukan disini?", teriak Aleana marah.

"Pertanyaanmu terbalik mom..apa yang dilakukan laki laki murahan itu disini?", teriak Al marah.

"Ini rumah daddy..dia tak berhak menginjakkan kakinya di rumah ini", bentak Al.

"Mom..bisakah bersikap baik sekali saja?please", kata Jennifer memohon.

Pria itu berdiri dan berusaha menengahi pertengkaran keluarga ini.

"Aku akan pergi..maaf jika kehadiranku membuat keributan", kata pria itu dengan tenang.

"Ya pergilah..carilah wanita lain..percayalah, kau sangat salah jika memilih mommyku", kata Al.

"Allll", teriak Aleana kemudian menghampiri Al dan akan menampar Al.

Al menangkis tangan Aleana dan mundur karena dia tak ingin emosinya meluap di depan Aleana.

"Jangan memancing emosiku mom", kata Al dingin dan memandang tajam ke arah Aleana.

"Kau berani padaku?aku ibumu..kau harus menghormatiku", bentak Aleana.

Al tertawa keras.

"Menghormatimu?kau bermimpi mom?apa yang harus kuhormati dari ibu semacam dirimu?!!", kata Al marah.

Jennifer berusaha menengahi masalah ini. Jennifer memegang tangan Al.

"Mom please..hormati daddy sedikit saja..daddy sedang berjuang dengan hidupnya..tetapi mommy justru seperti ini", kata Jennifer.

"Kalian sama saja seperti dia..menyebalkan", kata Aleana marah dan pergi bersama pria itu.

Al menghembuskan nafasnya karena emosi yang baru saja menyerangnya.

"Ayo kita pergi Al", kata Jennifer.

Al masih diam ditempatnya dan duduk di sofa.

"Al..inilah keluarga kita..jangan sampai hal ini mempengaruhi hidupmu ke depan..cukup sampai disini saja..kita bisa membangun hidup kita sendiri", kata Jennifer yang kali ini benar benar bertindak sebagai seorang kakak.

Al memegang kepalanya yang penuh dengan beban.

"Bisakah aku tak mengenalnya lagi?aku ingin pergi jauh dari keluarga gila ini Jen", kata Al.

"Kita tidak boleh lari Al..kita harus menghadapinya..kita berdua akan menghadapinya", kata Jennifer.

"Wanita itu datang ke rumah sakit..dia adalah bibi kita", kata Al.

"Ya aku tahu..dia juga menemuiku dan menceritakan semuanya..ceritanya terlalu panjang dan memang semua masalah berasal dari mommy..dia tak salah apapun Al termasuk anak laki lakinya..kita harus menerimanya", kata Jennifer.

Al menatap Jennifer.

"Kau lebih kuat dari yang aku duga..aku bahkan tak ingin mendengarkan ceritanya..aku terlihat kuat di luar tapi aku lemah di dalam", lirih Al.

Jennifer menggenggam tangan Al.

"Kita bersaudara..dan aku ingin kau bisa mengandalkanku sebagai kakakmu..maafkan sikapku yang dulu", Jennifer memeluk Al.

Al sedikit lega karena dirinya tak sendirian menghadapi ini. Jennifer bisa diandalkan sebagai seorang kakak sekarang.

"Thanks..", jawab Al.

Lalu Al dan Jennifer kembali ke perusahaan. Mereka menggunakan kendaraannya masing masing. Al dengan motornya dan Jennifer dengan mobilnya.

JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA❤❤❤