seorang Alika Alexandra, jenius dari zaman modern. berpindah ke tubuh seorang putri yang di asingkan.
setelah bangun di tubuh putri Amelia anabela Allen itu dan mengetahui kisah tentang hidup sang gadis, ia bertekad untuk menjauh saja. melupakan tentang balas dendam. karena, balasan dendam terbaik nya, ialah hidup sukses dan baik tanpa pasongan dari orang lain.
lagi pula, tubuh ini adalah miliknya dan terserah dia mau bagaimana. tapi, perlu di garis bawahi, ia tidak akan mencari musuh, tapi kalau musuh datang, ia takkan lari.
lalu, bagaimana kisah nya nanti.? apakah ia akan berhasil dengan rencana hidupnya ? ikuti terus ya...🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. berolahraga
Flashback tiga bulan yang lalu
Setelah mereka bangun dari tidur dan membersihkan diri. Amelia langsung melakukan aktivitas berolahraga di samping gubuk reot mereka. Dan tentu tak tertinggal kedua harimau beda kulit itu. Mereka mengamati dan sesekali akan menggoyang kan pantat dan ekor mereka ketika melihat Amelia berolahraga. Seolah, mereka sedang mengikuti gerakan gerakan Amelia.
Ternyata aktivitas itu juga mengundang perhatian dari kedua pelayan itu. Mereka berjalan mendekat kearah Amelia yang sedang melakukan gerakan gerakan aneh, dan setelah itu ia akan berlari mengitari gubuk mereka.
"Nona. Apa yang nona lakukan ini.? Setiap hari, pagi dan sore, nona pasti akan menyempatkan diri untuk melakukan gerakan ini.?" Tanya Sisil dengan antusias. Amelia yang mendengar pertanyaan dari Sisil langsung menghentikan aktivitasnya dan mengarahkan pandangannya ke arah keduanya.
"Aku sedang melaksanakan olahraga, agar imun tubuhku menjadi kuat dan sehat. Kenapa memangnya kalian mau ikut ? Tapi sebaiknya kalian memang harus ikut, biar kalian juga sehat jasmani dan rohani." Ujar Amelia bertanya sekaligus memberi solusi kepada keduanya. Mereka pun langsung antusias mendengar penuturan Amelia.
"Baik Nona kami mau dan bersedia.!!!" Seru keduanya dengan mata yang berbinar-binar dan juga mengganggu anggukkan kepala mereka. Amelia yang melihat tingkah konyol kedua pelayannya itu pun langsung tersenyum lucu.
"Baiklah kalau begitu, sekarang kalian ganti baju terlebih dahulu jangan menggunakan pakaian yang repot ini." Ujar Amelia sambil mengeluarkan dua pasang baju olahraga dari ruang dimensinya dan memberikannya kepada Sisil dan Ruby. Mereka berdua menerimanya dengan senang hati dan dengan cepat mereka langsung bergegas untuk mengganti pakaian mereka. Walaupun awal-awal mereka kenakan sangat membingungkan namun menyenangkan. Setelah itu tak lama mereka keluar dan menemui Amelia.
Mereka berlari-lari kecil takut sang Nona kelamaan menunggu mereka. Setelah mereka sampai ternyata sang Nona tengah bermain-main dengan kedua harimaunya yaitu sih hitam dan si biru yang setiap hari makin bertambah besar saja.
"Nona, kami telah selesai. Dan nona, pakaian ini sangat mudah digunakan dan juga nyaman." Ujar Rubi sambil mengamati pakaian itu. Amelia pun tersenyum.
"Baguslah kalau kalian suka. Karena, nanti kita akan sering mengenakan model pakaian seperti ini.. kalau begitu, ayo kita mulai olahraga nya." Ujar Amelia langsung menginstruksi keduanya. Sementara si hitam dan si biru juga tidak mau ketinggalan. Mereka ikut dalam acara olah raga itu.
Maka bermula dari sana, Amelia mulai mengutarakan niatnya untuk melatih kedua pelayannya itu dan beruntung keduanya tak banyak tanya dan memprotes karena mereka juga ingin menjadi kuat agar bisa melindungi sang nona.
Awal mula Amelia memberikan mereka minuman air suci untuk menumbuhkan cikal bakal dari seorang kultivator kemudian setelah itu ia mulai menempa tubuh mereka dari berbagai latihan ilmu beladiri dari zaman modern hingga latihan ilmu beladiri di zaman kuno ini bahkan elemen-elemen yang dahulunya tak ada dalam diri keduanya kini mereka masing-masing memiliki elemen yang sudah sangat kuat dari kultivator-kutivator dan pemilik elemen biasanya.
Mereka menghabiskan waktu 3 bulan dalam hutan itu untuk melatih kekuatan fisik kekuatan indera penglihatan kepekaan serta kecepatan dalam bertarung.
Flashback off
***
setelah cukup jauh menempuh perjalanan, akhirnya Amelia dan kedua pelayan itu pun memasuki kota Raja. suasana kota Raja yang begitu ramai dan sangat menyenangkan. banyak orang-orang yang berlalu lalang di sana yang melakukan transaksi jual beli atau sebagainya. mereka bertiga pun langsung pergi menuju tempat yang telah Amelia siapkan untuk mereka.
Sesampainya mereka di tempat itu, kedua pelayan Amelia berdecak kagum dengan interior dan gaya atau desain dari hasil bangunan ini. Bahkan bangunan ini terlihat mencolok dari bangunan-bangunan yang ada di kota Raja ini. Bangunan inilah yang membedakan bentuk bangunan pada umumnya.
"Nona apakah benar ini adalah tempat kita ? Apakah kita tidak salah tempat ?" Tanya keduanya sambil celinga-celinguk melihat ke kanan ke kiri berharap ada yang datang menegur mereka ataupun sang pemilik kediaman ini.
Ternyata tak lama seorang lelaki paruh baya yang tentu saja dikenal oleh Amelia yang tak lain adalah Pak timed itu datang menghampiri mereka. Iya berjalan sambil membungkukkan badannya sedikit ke arah mereka.
"Nona anda sudah datang.??" Tanya Pak timed kepada Amelia. Sisil dan Ruby mengarahkan pandangannya ke arah pak timed.
"Iya pak timed. Bagaimana Apakah sudah ready semua ?" Tanya Amelia. Pak timed dan kedua pelayannya itu menghadap ke arah Amelia. Ada kata yang mereka tidak mengerti disana.
"Nona. Ready itu apa ???" Tanya Rubi dengan bentuk tanda tanya melayang di atas kepala mereka. Pak timed dan Sisil langsung mengangguk kan kepala secara bersamaan. Amelia pun langsung menepuk jidatnya. Ia lupa kalau mereka tidak tau dan asing dengan kata itu.
"Hehehe.. oh.. itu maksudnya dan artinya siap. Jadi, tadi saya nanya, apakah sudah siap semuanya..??" Ujar Amelia lagi, menjelaskan kepada ketiga nya. Karena sudah mengerti, mereka bertiga pun langsung menganggukkan kepalanya secara bersamaan sambil berujar.
"Oooooooo......"
"Jadi bagaimana pak ? Apakah sudah siap semuanya..??" Tanya Amelia lagi kepada pak timed. Pak timed pun menganggukkan kepalanya.
"Untuk rumah tempat tinggal, sudah siap semuanya nona. Tapi, kalau untuk gedung. Sudah selesai 90 % " ujar pak timed menjelaskan.
"Ah.. baiklah kalau begitu, dilanjutkan saja pak timed." Ucap Amelia lagi.
"Baiklah nona. Kalau begitu, mari saya antar" ujar Pak timed. Amelia pun dan kedua pelayannya langsung ikut dengan pak timed untuk melihat rumah yang mana, yang akan mereka tinggali.
Hanya sebentar perjalanan yang ditempuh dengan berjalan kaki. Akhirnya tampaklah sebuah bangunan kokoh yang sangat indah dengan model bangunan yang baru pertama kali mereka lihat.
"Ini rumahnya nona." Ucap pak timed sambil membuka gerbang besi, akses untuk menuju kediaman mewah itu.
"Silahkan masuk nona." Ujar pak timed. Ia juga langsung menyerahkan kunci kediaman itu. Yang tentu saja, rancangan kunci itu, Amelia sendiri yang membuat. Amelia pun langsung mengambilnya. Setelah itu pak timed langsung pamit undur diri.
"Kalau begitu saya pamit nona. Ruangannya sudah saya bersihkan. Tapi, perabotan tidak ada satupun didalam nona." Ujar pak timed memberitahu. Amelia pun tersenyum.
"Baik pak timed. Terimakasih.." ujar Amelia lagi. Sementara Sisil dan ruby masih mengagumi bentuk bangunan itu. Sungguh sangat menakjubkan. Setelah pak timed pergi, Amelia langsung mengajak keduanya masuk kedalam untuk berkemas dan bersih-bersih.
"Ayo masuk. Sampai kapan kalian seperti itu. Ayo kedalam." Ujar Amelia lagi. Keduanya pun langsung tersentak.
"Ah... Baik nona.." ujar mereka. Mereka pun segera berlari dengan konyol menyusul Amelia yang sudah berjalan jauh. sesampainya mereka di sana, mereka langsung mempersiapkan segala sesuatunya untuk memulai bersih bersih. Masing-masing dari mereka memiliki kamar sendiri. Walaupun sempat di tentang oleh keduanya, namun akhirnya mereka setuju juga.
untuk terus berkembang menjadi yg terbaik
ada rendang di jaman kerajaan (cakeeep)
makin kacau meeen....😆😆😆
keluar segera dari hutan dan memulai hidup dan bisnis yg baru di daerah lain.
walau itupun kesalahan kita, tapi seharusnya sebagai ortu bisa bijaksana dalam menyikapi.
Kutunggu part 2 nya🤍