Ganti judul: Bunda Rein-Menikah dengan Ayah sahabat ku
"Rein, pliss jadi bunda gue ya!!" Rengek Ami pada Rein sang sahabat.
"Gue nggak mau!" jawab Rein.
"Ayolah Rein, lo tega banget sama gue!"
"Bodo amat. Pokok nya, gue nggak mau!!" tukas Rein, lalu pergi meninggalkan Ami yang mencebik kesal.
"Pokoknya Lo harus jadi bunda gue, dan jadi istri daddy gue. Titik nggak pake koma!" ujarnya lalu menyusul Rein.
Ayo bacaa dan dukung karya iniii....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mey(◕દ◕), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Flashback 6
Ani mendarat di bandar internasional Soekarno-Hatta, pada pukul 14.20. Ani melepaskan kacamata yang melekat indah di hidung nya lalu berjalan menuju seorang pria yang sudah menunggunya dari beberapa jam yang lalu.
Ani langsung di depak erat oleh pria itu, tak lupa kecupan manis pria itu berikan pada Ani. Siapa lagi jika bukan Aldrich. Tujuan Ani kembali ke Indonesia untuk membalas kan semua nya.
"Ayo sayang kita pulang, kamu pasti capek kan?" Ani tersenyum dan mengangguk mendengar pertanyaan dari sang suami.
"Iya mas." Soal kepulangan nya ke Indonesia, hanya Al saja yang mengetahui nya, Davin dan Alex sengaja tidak di beritahu.
Kedua pasangan suami istri itu segera berlalu dari sana menuju ke parkiran. Al sengaja membawa sang istri menuju apartemen nya. Agar Ana tidak mengetahui kedatangan nya.
30 Menit kemudian, mobil yang di kendarai oleh Al memasuki unit apartemen elit. Tanpa membuang waktu, Al segera menggandeng tangan Ani untuk memasuki lift guna membawa mereka menuju lantai 70.
Al segera membawa sang istri menuju unit 1150, dimana itu adalah kamar milik nya. "Mas sejak kapan punya apartemen?" tanya Ani penasaran. Setahu nya Al dulu tidak ada apartemen.
"Baru-baru aja, kenapa sayang? Kamu nggak suka?" tanya Al khawatir.
"Nggak lah mas. Suka-suka aja kok." jawab Ani membuat Al bernafas lega.
Kedua nya memasuki apartemen Al yang bisa di katakan cukup besar. Memasuki pintu depan, Ani di suguhkan dengan ruang tamu yang lumayan besar. 3 buah sofa dan meja di tengah-tengahnya sebagai pelengkap. Ani menatap sekeliling nya yang terdapat foto-foto mereka semasa dulu yang di pajang indah di dinding serta di pojok ruangan kiri di atas sebuah meja. Senyum nya tersungging, rasanya ia sangat merindukan masa-masa dulu.
"Ayo sayang." ajak Al saat melihat istrinya yang hanya berdiri menatap sekeliling nya.
****
Pagi dan siang pun berlalu, kini malam mulai menyapa. Ani sedang berdiri di balkon kamar milik mereka. Iris nya menatap indahnya kota metropolitan yang sangat sangat indah jika di lihat malam hari.
Ngomong-ngomong Ani merindukan Putri nya, Sedari tadi sampai ia ternyata belum memberikan kabar. Dengan cepat Ani Meraih ponsel nya lalu menghubungi sang putri.
"Halo sayang, maaf ya mamah lama ngabarin kamu. Mamah sudah sampai Indonesia." Ujar Ani saat panggilan terhubung.
Ani terdiam mendengar Omelan sang putri. Rasanya begitu menyenangkan mendengar nya. "Mamah minta maaf. Kamu sudah makan belum?" Ani yang mendengar jawaban bahwa snag putri baru saja selesai makan langsung mengangguk Walaupun Keyla tidak bisa melihat.
Kedua nya mengobrol begitu lama, saling melepas rindu, padahal kedua nya belum juga 1 hari berpisah.
"Kamu hati-hati ya disitu. Jaga kesehatan, kalau urusan mamah sudah selesai di sini, nanti mamah langsung balik kesitu." pesan Ani.
Ani kemudian mematikan sambungan telepon nya. Ia tak menyadari kehadiran Al yang sedari tadi melihat mereka.
"Ayo kita makan malam." Ajak nya, membuat Ani terkejut.
"Ish mas ngagetin tau.."omel nya, membuat Al tertawa kecil.
"Hehe maaf sayang."
Kedua nya langsung berlalu masuk.
****
"Mas Al kemana sih, awas aja kalau pulang nanti!" Seorang wanita bergumam dengan raut marah di depan televisi ruang keluarga.
"Alex, dimana papah kamu, kok belum pulang-pulang?"
"Alex nggak tahu mah, mungkin papah masih lembur." Alex yang mendengar pertanyaan dari sang ibu Ana, mengedihkan bahu tak tahu.
"Huh, dasar nggak becus!" gumam nya jengkel, kemudian melangkah menuju kamar nya. Ani kesal dengan tingkah sang suami yang berubah mulai dari 2 tahun lalu. Jarang pulang, bahkan kadang tak ada kabar.
Di lain sisi, Al dan Ani menghabiskan malam panas, yang membuat lelah namun mendapatkan kenikmatan tiada Tara. Al bergerak cepat mencari kenikmatan, hingga akhirnya ia menyemburkan cairan nya pada rahim Ani.
Terdengar helaan nafas panjang dari Al. Pria itu mengusap wajah nya yang berkeringat lalu menatap tubuh istri nya yang sudah tidak berdaya. Kedua nya sudah bermain selama 3 jam, bagaimana Ani tidak tepar.
Al mengecup bibir Ani lalu berguling ke sebelah nya. Ia mendekap Ani erat, kemudian membisikan sesuatu pada sang istri, yang berhasil membuat Ani merona malu.
****
Jam menunjukkan pukul 2 siang, Ani yang merasa kebosanan karena Al sedang bekerja memilih untuk jalan-jalan. Untung saja ia di berikan mobil oleh Al, jadi tidak perlu susah-susah mencari kendaraan.
Jalan cukup macet namun akhirnya Ani sampai juga di tempat tujuan yaitu mall. Wanita yang masih tampak cantik elegan itu berjalan dengan anggun tak lupa sebuah masker ia gunakan, untuk jaga-jaga. Sibuk menatap ke sana-sini juga tak melihat orang di depan nya, Ani tidak sengaja di tabrak oleh seorang wanita yang mungkin seumuran dengan putrinya.
Bruk
"Astaga, maaf saya tidak sengaja."
Ani menatap wanita itu, keningnya mengerut saat teringat seseorang. Meskipun wajah wanita itu tak sepenuhnya terlihat karena ingin mengambil ponsel nya yang terjatuh.
"Saya yang harus nya minta maaf."
"Tante Fitriana!" Gumam wanita itu pelan.
Ani yang berada di hadapan Rein tersenyum kecil di balik masker nya. "Kamu, Rein kan?" Tanya nya ketika sudah mengingat siapa sosok wanita yang ada di hadapannya ini. Tak lupa Ani menoleh ke kanan-kiri.
Ya betul sekali wanita yang Ani tabrak adalah Rein. Rein menggerjap, bukan nya wanita ini sudah mengetahui nama nya kenapa masih bertanya, dan juga kemana sifat galak yang selama ini ia perlihatkan di hadapan nya, pikir Rein heran.
"Kamu bisa ikut saya sebentar?" Tanya Ani lagi.
Rein nampak berpikir sebentar, hingga akhirnya ia mengangguk. Perasaan nya mengatakan, bahwa wanita yang berada di hadapannya ini bukan wanita yang sering mencari masalah dengan nya.
Kedua nya berjalan menuju sebuah kafe yang berada di mall.
Sesampainya di sana, Rein di persilahkan duduk, lalu tak berselang lama seorang pria memakai seragam serba hitam, menghampiri wanita yang Rein yakini bukan Tante Fitriana.
"Kamu pasti bingung kenapa saya ajak kamu ke sini?" Rein mengangguk membenarkan.
"Saya Fitriani. Kembaran dari wanita yang selama ini selalu mencari masalah dengan kalian."
"Hah?"
Rein menatap tak percaya, pantas saja wajah mereka tampak sangat mirip, namun tidak dengan sifat mereka.
****
Setelah beberapa saat, Rein menatap Fitriani dengan wajah yang tampak sekali kaget. "J-jadi, Tante ini ibu dari mas Davin?"
"Iya. Saya ibu kandung dari Davin, bukan kembaran saya. Cerita nya cukup panjang, nanti kapan-kapan saya ceritakan lebih detail lagi untuk kamu."
Rein yang mengetahui rahasia besar ini tentu saja syok. "Tapi, kenapa Tante kasih tau saya, kenapa nggak langsung kasih tau mas Davin aja?" Itu yang Rein pertanyakan, mengapa harus dia, yang notabene nya bukan bagian dari keluarga itu.
"Karena saya percaya, kamu bisa bantu saya untuk nyelesaiin semua ini."
"Saya telfon mas Davin, ya tan?" Ujar Rein sambil meraih ponselnya.
Fitriani menggeleng dengan cepat. "Jangan! Belum saat nya dia tahu semua ini."
Meskipun bingung, Rein langsung mengiyakan saja. "Terus, apa yang bisa saya bantu Tan?"
"Kamu cukup jaga Davin sama Ami untuk saya, nyawa mereka sedang terancam! Kamu juga harus jaga diri sendiri!" Pesan Fitriani dengan tegas. Rein dapat melihat sorot khawatir yang sangat jelas dari mata itu.
****
Setelah pertemuan nya dengan Rein, kekasih sang anak sulung. Ani langsung berlalu pergi dari sana. Tujuan yang hanya ingin jalan-jalan, dan menghilangkan rasa bosan, malah membawa nya bertemu dengan calon menantu nya.
Tak membutuhkan waktu lama, Ani sampai di apartemen. Untuk sesaat ia berharap Rein bisa menjaga Ami dan juga Davin.
Semoga...Semoga semua nya baik-baik saja. Harap nya dalam hati.
****
Maaf ya kesorean aku update nyaaa, semoga suka bab ini...
Jangan lupa like nyaaa
alay bgt
Menurut Davin tetlalu lelet utk nikahin Rein,Kenapa juga harus nunggu wisuda dulu,Bisa aja kan nikah dulu,Resepsinya baru nunggu Rein wisuda..yg penting udah di halalin Biar Fitriana gak bisa recokin lagi hubungan kalian..