Devano Hanoraga, pria dingin yang super rich, perfeksionis, berkuasa, dingin, tegas dan tak takut mati yang menjadi pengusaha hebat dan tak kenal ampun selalu menjadi incaran para wanita yang selalu ingin hidup mewah tanpa ingin bekerja keras.
Ia tak sengaja menolong gadis cantik yang bekerja di Bar milik sahabatnya sebagai pelayan untuk membiayai kuliahnya saat dirinya dijual untuk melunasi hutang judi Kakak tirinya.
Yesica Anastasya, gadis cantik yang terpaksa bekerja di Bar untuk membiayai kuliahnya dan juga untuk membiayai Ibu tirinya yang pemalas dan Kakak tirinya yang senang berjudi.
"Jadilah wanitaku maka aku akan melunasi hutang Kakakmu." Devano.
"Aku bersedia menjadi wanitamu asal kau izinkaan aku melanjutkan studyku." Yesica.
"Deal."
Bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Apakah Devano akan jatuh hati hingga sejatuh-jatuhnya pada sugar Baby yang ia tolong dan selamatkan dari Ibu dan Kakak tirinya?
Follow:
Fb: Isti
Ig: istikomah50651
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti Shaburu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16
“Hai Vano, kita berjodoh banget yah bisa bertemu di sini.” Seorang wanita yang tiba-tiba datang langsung duduk di samping Devano dan meletakkan kepalanya di lengan kokoh pria tampan yang menjadi incaran setiap wanita yang ingin kedudukan tinggi. Kris yang melihat hal itu hanya diam tak ingin ikut campur, ia ingin melihat reaksi dari Bosnya, apakah Devano akan memilih wanita dewasa tersebut atau memilih gadis kecil yang ingin diletakan disisinya.
“Lepaskan, aku tak ingin terjadi kesalah pahaman dimata orang lain.” Devano melepaskan diri dari wanita tersebut.
“Siapa yang akan menyalah pahami kita, biarkan saja mereka berpikir kalau kita adalah sepasang kekasih, toh itu yang kuinginkan,” ucapnya seakan tak peduli dengan pandangan orang.
“Apakah kau tak keberatan paparazi memotretmu? Jika kamu tak keberatan aku sangat keberatan, lepaskan aku atau aku akan meminta Kris untuk menyeretmu keluar dari sini,” titahnya tapi bukannya melepaskannya, wanita tersebut malah semakin memeluk lengan Devano hingga saat Yesica datang karena sudah selesai dengan memilih sepatunya.
Yesica terkejut karena ada wanita cantik yang memeluk lengan Devano, tapi seketika ia mengontrol rasa terkejutnya itu.
“Saya sudah selesai, Tuan. Jika Anda ingin menemani kekasih Anda belanja maka saya akan pulang sendiri saja,” ucap Yesica memberitahu.
“Dia bukan kekasihku,” jawabnya langsung dengan tegas karena ia tak ingin gadis kecil yang ingin ia dapatkan menjadi salah paham.
“Aku memang bukan kekasihnya, tapi calon istrinya. Hai, kenalkan aku Angela, calon istri dari Devano Hanoraga. Kamu siapanya Vano?” wanita bernama Angela itu mengulurkan tangannya memperkenalkan diri sebagai calon istri dari Devano.
“Kamu jangan suka ngawur kalau bicara, sejak kapan aku menjadi calon suamimu,” ketus Devano mengelak apa yang dikatakan oleh Angela.
‘Haduh, di tempat kerja ada Angel, sekarang ada lagi Angela. Apa wanita yang bersangkutannya dengan Angel itu memang seperti ini semua yah,’ batin Yesica yang hanya melongo melihat keduanya.
“Dia bukan kekasihku apalagi calon istriku,” sambung Devano seakan menjelaskan siapa Angela.
‘Bos, kamu sedang berusaha menjelaskan pada gadis kecil itu agar tak terjadi salah paham kah,’ kini Kris yang membatin karena Bosnya tak terlihat seperti biasanya yang akan dingin pada setiap wanita yang mendekatinya, saat ini Devano dimata Kris seperti seorang pria yang sedang menjelaskan hubungannya dengan wanita lain pada kekasihnya.
“Angela, kamu jangan mengasumsikan sendiri hubungan kita. Aku dan kamu tak ada hubungan apa pun, kita kenal karena aku dan Papahmu rekan bisnis. Dan kenalkan, dia adalah wanitaku, jadi jangan sekali-kali kau menggangguku lagi di depannya, aku takut wanita kecilku ini akan merajuk padaku.” Devano mengelak hubungan yang dituding oleh Angela dan memberitahu siapa Yesica saat ini.
‘Mengapa aku merasa kalau aku menjadi tamengnya untuk menjauhkan wanita cantik ini darinya. Hei Tuan muda yang berkuasa, ada wanita cantik, seksi dan menggoda mengapa kau malah membuatku menjadi tamengmu untuk menghindarinya,’ gerutu Yesica dalam hati.
“Kau menyukai gadis kecil seperti dia, Vano? Mengapa seleramu menjadi seperti ini sih? Aku lebih menggoda dari padanya yang masih kecil, apa yang bisa gadis kecil ini lakukan untukmu? Apakah dia bisa memuaskanmu? Aku yakin saat kau membuka pakaianmu di depannya dia pasti akan langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena malu, lalu bagaimana dia akan membuatmu senang? Apakah kau senang menjadi sugar Daddy?” Angela terkekeh dengan pemikirannya sendiri tentang Devano yang menjadi sugar Daddy.
“Jika iya aku senang menjadi sugar Daddy, memangnya kenapa? Yang kuinginkan adalah dia, jadi jangan kau ganggu aku lagi. Mau kau cantik dan lebih menggoda, aku tak tertarik denganmu, aku lebih tertarik dengannya.” Devano merangkul Yesica dan membawanya ke dalam pelukannya membuat Yesica terkejut dan seketika entah mengapa jantungnya berdegup kencang, ia memegang dadanya dengan wajah merah merona. Angela yang melihat adegan tersebut menjadi sangat kesal.
“Awas kau Vano, aku akan membuatmu menyesal dan bertekuk lutut padaku,” geram Angela yang langsung pergi.
“Aku, Devano Hanoraga tak akan bertekuk lutut pada wanita mana pun selain wanita yang kuinginkan,” gumamnya.
“Tu-tuan,” panggil Yesica.
“Hm,” kini pria tampan itu berubah menjadi dingin kembali setelah meluapkan kekesalannya.
“Bisakah Anda melepaskan pelukannya? Nona Angela sudah pergi, jadi Anda tak perlu berakting lagi,” pintanya dengan sangat hati-hati takut menyinggungnya.
“Apa kau berpikir aku sedang berakting? Aku membelamu dari wanita itu tapi kau menganggapku berakting, kejam sekali kau ini yah,” mode menggerutu Devano kembali *****.
‘Dia ini kenapa sih, biasanya akan sangat dingin saat bertemu di Bar, dan kini dia seakan singa yang kelaparan,’ batin Yesica menjadi serba salah karena ia baru mengetahui sisi lain Devano yang sangat suka bicara jika di depan orang yang ia inginkan.
“Maaf.” Yesica hanya bisa berucap demikian, dari pada makin panjang pikirnya mending minta maaf saja pasti kelar.
“Ya sudah, ayu kita pulang kalau kamu sudah selesai belanjanya,” ajak Devano yang benar saja tak mempermasalahkannya lagi.
‘Tuan, Anda sedang jatuh cinta pada gadis kecil ini ternyata,’ batin Kris yang sedari tadi hanya menjadi penonton.
Devano beranjak pergi setelah Yesica selesai dengan belanjaannya.
“Kris, bawa semuanya ke mobil. Jangan pakai lama,” titahnya dengan seenak jidatnya saja.
“Cih, Anda sedang menjaga image sekarang, Tuan. Sedari tadi Anda mengoceh saja tanpa henti. Di depan wanita yang Anda sukai Anda akan terus berbicara tanpa bisa mengeremnya, tapi di depan wanita yang tak membuat Anda berselera Anda akan diam seribu bahasa tanpa ingin melihat wajahnya sedikit pun. Sikap Anda ini sungguh terlalu terlihat sekali,” gumam Kris menggerutu sambil memberikan beberapa belanjaan milik Yesica pada anak buahnya suruh dimasukkan ke dalam bagasi mobil, ia pun berjalan di depan kedua anak buahnya menuju area parkir di mana Devano dan Yesica sudah menunggu.
Di dalam mobil, suasana terlihat begitu canggung. Devano yang sedari tadi mengoceh karena Angela kini diam seribu bahasa bagai kehabisan kata.
‘Ada apa ini? Mengapa sepertinya atmosfer di dalam mobil begitu menyesakkan sekali, seperti oksigen hilang seketika,’ batin Kris dengan mengedutkan sebelah alisnya bingung melihat keduanya.
Tanpa banyak bertanya, ia langsung melajukan mobilnya untuk kembali ke kediaman milik Bos besarnya. Sampai di depan rumah, Devano langsung turun dari mobil tanpa menunggu Kris membukakan pintu untuknya.
“Kris, langsung ke ruang kerja, aku menunggu laporan yang kemarin kuminta,” titahnya.
“Baik, Tuan.”
“Tuan,” panggil Yesica membuat Devano menghentikan langkahnya.
“Ada apa?” tanyanya tanpa menoleh pada Yesica.
“Apakah saya harus ke kamar Anda, atau-,”
“Langsung ke kamarku, mereka akan membawakan barang belanjaanmu ke kamar. Istirahatlah terlebih dulu, aku ada pekerjaan yang harus kuurus dengan Kris,” sahutnya lalu pergi.
Yesica menuruti perkataan Devano, ia langsung menuju kamar milik pria yang terkadang bersikap dinginnya melebihi kutub utara itu, tapi terkadang ia terlalu banyak bicara. Sampai dikamar, Yesica membereskan barang belanjaannya, setelahnya ia langsung tidur terlebih dulu sesuai yang diperintahkan oleh Devano, tapi Yesica tidak tidur di atas tempat tidur melainkan di sofa panjang yang ada di dalam lamar Devano.
3 sahabat yang sudah menemukan kebahagiaan nya.