NovelToon NovelToon
Hidden Alliance

Hidden Alliance

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Aliansi Pernikahan / Anak Kembar
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: lestari sipayung

Di dunia yang penuh intrik dan kekuasaan, Liora, seorang wanita penerjemah dan juru informasi negara yang terkenal karena ketegasan dan sikap dinginnya, harus bekerja sama dengan Darren, seorang komandan utama perang negara yang dikenal dengan kepemimpinan yang brutal dan ketakutan yang ditimbulkannya di seluruh negeri. Keduanya adalah sosok yang tampaknya tak terkalahkan dalam bidang mereka, tetapi takdir membawa mereka ke dalam situasi yang menguji batas emosi dan tekad mereka. Saat suatu misi penting yang melibatkan mereka berdua berjalan tidak sesuai rencana, keduanya terjebak dalam sebuah tragedi yang mengguncang segala hal yang mereka percayai. Sebuah insiden yang mengubah segalanya, membawa mereka pada kenyataan pahit yang sulit diterima. Seiring waktu, mereka dipaksa untuk menghadapi kenyataan. Namun, apakah mereka mampu melepaskan kebencian dan luka lama, ataukah tragedi ini akan menjadi titik balik yang memisahkan mereka selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lestari sipayung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ancaman Misi- Liora

Panas matahari yang begitu terik mulai berkurang sedikit demi sedikit karena jam siang mulai beralih ke petang. Suasana kamp yang terletak di daerah terpencil ini cukup terasa hangat, meskipun angin sore sedikit membantu mengusir rasa gerah. Seorang wanita yang tidak lain adalah Liora merenggangkan otot-ototnya setelah sampai di sebuah kamp atau markas sesuai petunjuk yang diberikan komandan besar negara. Ternyata, mereka tidak langsung berangkat. Mereka semua yang terlibat dalam perang itu harus menjalani pelatihan selama 2 hari sebelum akhirnya benar-benar berangkat, lebih tepatnya berangkat bersama, bukan berpisah seperti petunjuk awal yang sudah disampaikan sebelumnya.

Krek... krek...

Bunyi otot itu terdengar saat Liora merenggangkan otot-otot intinya, dan itu berhasil menghasilkan suara otot yang bisa membuat empunya merasa lega. Liora yang sudah terbaring di kasur sederhana dan keras itu menatap sekitar ruangan kamarnya yang tidak terlalu besar. Kamp mereka ini cukup dekat dengan bandara internasional namun berada di daerah khusus milik negara. Liora masih menatap sekitar ruangan dengan mata sayunya, seperti sedang menilai apa yang ada di sekelilingnya. Walau fasilitasnya sederhana, tempat ini cukup nyaman untuk mempersiapkan diri sebelum berangkat ke medan perang.

"Tidak terlalu buruk!" gumamnya pelan. Lebih baik dia melakukan hal-hal seperti ini dibandingkan menghabiskan waktu dengan keluarga sialannya. Liora mulai memejamkan matanya karena rasa ngantuk mulai menguasai tubuhnya. Dia juga tahu bahwa belum semua orang-orang yang dipilih dan ditentukan sampai di kamp, jadi dia masih punya waktu untuk beristirahat. Setidaknya sampai jam tujuh nanti, mereka akan berkumpul bersama untuk membahas hal-hal penting terkait persiapan mereka. Ini berkat tindakan yang mengebut di jalan tadi, sehingga dia bisa segera sampai di kamp dan sedikit punya waktu untuk tidur.

Namun baru lima menit dia memejamkan mata dan sebenarnya sudah berada di ambang mimpi, pintunya tiba-tiba terbuka kasar. Liora yang sangat peka akan suara langsung terbangun, apalagi suara pintu itu berasal dari pintu kamarnya sendiri yang terbuka dengan sangat cepat.

"Ahh, bajingan!" gerutunya saat melihat yang datang ada seseorang yang dia kenal, seseorang yang juga paling dekat dengannya. Seseorang yang sudah menjadi bagian dalam hidupnya.

"Kau yang bajingan Liora. Bagaimana bisa kau menerima semua ini?" tanyanya dengan dramatis, masuk tanpa izin dan duduk sembarangan di kursi. Dia tidak bisa membiarkan rekan sekaligus sahabatnya ini terlibat dalam perang berbahaya seperti ini. Perang yang bisa merenggut nyawa.

"Tidak bisakah kau diam, atau aku harus bertindak sendiri untuk membuatmu diam?" Liora berucap sembari kembali memejamkan matanya. Jika di apartemen miliknya ada seseorang yang berani seperti ini, mungkin sudah dibunuhnya di tempat itu juga. Untung saja ini bukan apartemennya dan yang datang adalah orang yang punya posisi sendiri di hatinya, jadi dia tidak bisa bertindak sesuka hati.

Siapa dia? Lucian. Rekan kerja di perusahaan, sekaligus sahabatnya sedari kecil. Ya, mereka memang sudah dekat sejak zaman kanak-kanak karena orang tua Lucian juga bersahabat dengan orang tuanya. Lucian adalah seorang pria yang humoris dan usil, tidak seperti Liora yang dingin dan sangar. Sebenarnya, dia kenal baik jika Liora dulunya adalah anak yang ceria dan girang, tapi semenjak ibunya meninggal dan papanya menikah lagi, dia mulai berubah menjadi seperti sekarang. Walau begitu, usahanya untuk terus mendekati Liora akhirnya membuahkan hasil, Liora sudah mengakuinya menjadi sahabatnya sendiri. Lucian punya alasan sendiri mengapa dia mau terus dekat dengan Liora. Sebenarnya ini semua berasal dari pengalaman mereka sewaktu masih kecil.

Lucian langsung duduk dengan kasar di satu kursi di ruangan itu. Dia sama sekali tidak takut dengan ancaman Liora karena dia tahu Liora tidak akan menyakitinya. "Liora coba pikir-pikir kembali, apa kau yakin ingin ikut dalam perang berbahaya ini? Kau tidak takut? Aku saja akan membuat surat penolakan. Dan ini, aku datang jauh-jauh kesini hanya untuk menemuimu." omelnya panjang dan lebar. Dia memang menerima tawaran yang sama untuk terlibat, namun dia berencana akan menolaknya, tapi sahabatnya malah menerimanya. Dia benar-benar tidak habis pikir.

"Apa kau pernah melihatku takut?" tanya Liora tanpa membuka matanya. Lucian menelan ludahnya dengan berat, tidak tahu bagaimana harus merespons pertanyaan itu.

"Tapi ini menyangkut nyawa, Liora!" katanya, berusaha keras meyakinkan Liora untuk berubah pikiran. Namun Liora tetap tidak menunjukkan perubahan ekspresi.

"Apa aku peduli?" jawab Liora dengan datar, tetap tidak membuka matanya.

"Hais, kau memang keras kepala. Intinya aku tidak akan membiarkanmu pergi, titik!" tegas Lucian tanpa berpikir panjang. Liora membuka matanya perlahan. Mengubah posisi baringnya menjadi menyamping agar bisa menatap jelas wajah Lucian. Lucian gugup sekali menelan ludahnya kasar karena Liora menatapnya dengan mata tajamnya yang bisa menembus hati.

"Ra... ralat! Maksudnya aku akan ikut bersamamu, titik!" ujarnya lagi tanpa sadar. Setelah mengatakan itu dia menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang baru saja dia katakan. Ah sial, dia harus ikut-ikutan karena tatapan mematikan Liora yang membuatnya merasa terpojok!

Liora tersenyum kecil tidak terlihat. Dia terkadang bersyukur karena kehadiran Lucian sedikit menghiburnya lewat tingkahnya yang terkadang lucu dan konyol. Dia tahu Lucian ini hanya ingin berlindung kepadanya bahkan sejak kecil, tapi Liora tidak mempermasalahkan itu karena dia juga tahu bahwa Lucian memang tulus berteman dengannya. Dan mungkin itulah yang membuat persahabatan mereka bisa bertahan hingga sekarang.

"Tapi, bagaimana dengan Sean?" tanya Lucian, menggugah topik yang selalu membuat Liora tidak nyaman. Liora terdiam mendengar nama seorang pria yang sangat dia kenal juga. Bagaimana dia tidak kenal? Sean adalah pacarnya, ahh rasanya seperti status saja. Dia bahkan tidak pernah benar-benar dekat dengan Sean karena kesibukan masing-masing. Mereka hanya bertemu sesekali, dan Liora pun tidak merasa ada hubungan yang mendalam dengan pria itu.

"Entahlah!" jawab Liora acuh, berusaha menghindari pembahasan lebih lanjut.

"Kau tidak akan mengabarinya? Jika dia tahu, dia mungkin akan bereaksi sama sepertiku," ujar Lucian, masih penasaran dengan keputusan Liora.

"Kalau begitu tidak perlu beritahu. Sudahlah, jangan bahas pria itu. Dan kau, pergi dari sini, sekarang!" Liora berkata dengan nada tajam. Lucian buru-buru keluar karena Liora benar-benar mengamuk kepadanya sekarang. Dia memang tidak suka membahas tentang pacarnya sendiri, dan Lucian tahu betul hal itu.

Lucian menarik nafas lega setelah keluar dari ruangan Liora. Walaupun mereka sahabatan, Lucian tahu jika Liora sangat tertutup. Ada banyak hal yang dia tidak tahu tentang Liora. Dan sulit untuk mencari tahunya, karena Liora selalu menjaga jarak dengan banyak orang, termasuk dirinya.

"Darren!"

1
revasya alzila
ditunggu kelanjutannya thor
revasya alzila
Keren sih menurutku
revasya alzila
keren ceritanya kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!