NovelToon NovelToon
Ketika Cinta Istriku Habis

Ketika Cinta Istriku Habis

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Pengganti / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:5.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: indahnya halu

Hanya karna Elis mencintai suaminya, wanita 28 tahun itu membiarkan Arjuna suaminya untuk menikah lagi.

Bukan, bukan karna Elis merupakan wanita shaliha melainkan Elis tengah menghabiskan sisa cintanya terhadap sang suami.

Elis akan membiarkan hatinya terus tersakiti hingga cinta yang ia miliki tak bersisa.

Tidak ada kesalahan yang ia lakukan. Hanya saja tuntutan keluarga Arjuna yang menginginkan seorang putra. Sedangkan Elis sampai saat ini hanya bisa memberikan tiga putri saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indahnya halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Janda suci

Selesai membersihkan diri juga shalat maghrib Elis menyiapkan makan malam. Beruntung Arjuna sudah membeli berbagai macam stok sayuran di kulkasnya.

Arjuna juga baru selesai mengerjakan shalat. Ia mendengar jika ketiga putrinya tengah mengkapal surat surat pendek. Sembari memasak Elis juga memperhatikan bacaan setiap anaknya, dan membenarkan jika anak anaknya keliru.

Arjuna memang merindukan hal kecil seperti ini sejak beberapa waktu. Selesai mengaji ketiga putrinya membuka banyak belanjaan yang ia beli bersama Arjuna. Papa mereka bahkan menyalakan televisi serta membesarkan volumenya agar tidak mendengar perbincangan dirinya dan Elis nanti, karna sudah pasti Elis akan selalu terpancing emosi saat tengah berbincang dengannya.

Ponsel, 2 stel mukena, juga beberapa potong baju Arjuna baju bawa ke dapur. Ia dapat melihat Elis yang tengah memasak sekaligus menggoreng sesuatu.

"Masak apa El?" Elis tau pertanyaan itu hanya sekedar basa basi, karna kebenarannya tanpa Arjuna bertanyapun pria itu bida melihat masakan apa yang tengah ia masak.

"Wah,,, ayam goreng lagi."

Elis tengah mengaduk sayur sop. Dan mencicipinya. "Tolong ambilkan gula." perintah Elis tanpa sadar, Arjuna yang masih membaws beberapa barang mencari keberadaan gula di atas meja. Namun tidak menemukannya.

"Dimana gulanya El?"

Tak langdung menjawab Elis terdiam sejenak. "Biar aku saja."

"Tidak papa. Aku bisa ambil sendiri, masa aku menyuruh nyuruh tamu." ujar Elis sengaja berkata demikian.

Hati Arjuna merasa tercubit. Elis menganggapnya sebagai tamu di rumahnya, bukan sebagai suami dari sang ratu di rumah itu. Tak apa. Ini hanya sakit ringan, beribu ribu lebih ringan dari sakit yng pernah Arjuna torehkan di hati Elis. Bahkan kesalahan yang Arjuna lakukan layak tidak termaafkan.

Arjuna diam ia seakan membenarkan perkataan Elis. Ia hanya bisa tersenyum getir menyaksikan tingkah Elis terhadapnya.

Jika sebelum pernikahannya ternoda, Elis pasti akan menyuruh Arjuna mencicipi masakannya, juga menanyakan pendapat Arjuna mengenai masakannya, bayangan itu terputar di benak Arjuna kemudian terpecah.

"Aku merindukan tingkah manjamu El. Sungguh aku rindu." bathin Arjuna berdenyut nyeri.

"El, ini." Arjuna menyerahkan beberapa papper bag yang ia bawa.

"Untukku?" tanya Elis, Arjuna mengangguk mengiyakan dengan seulas senyum.

Elis tidak membuka, melainkan mengembalikan barang itu terhadap Arjuna. "Tidak perlu. Kau hanya cukup menafkahi anak anakmu saja. Mengenai diriku, aku bisa menghidupi diriku sendiri." Elis sebenarnya hanya ingin terlihat kuat dan mandiri di mata Arjuna, sedikitpun ia tidak sadar jika dirinya baru saja menyayat hati Arjuna dengan kalimatnya.

"Kau masih istriku El. Tanggung jawabku. Suka atau tidak aku akan melakukan kewajibanku." Arjuna tetap memberikan barang barang itu ke tangan Elis dan bersiap berlalu untuk bergabung bersama ketiga putrinya.

"Sampai kapan? Sampai kapan kau akan keras kepala, Arjuna?"

"Sampai kau sudah memaafkanku dan bersedia melanjutkan hubungan kita." Arjuna segera pergi, takutnya Elis kembali melayangkan kalimat kalimat pedasnya, ia juga memiliki kewajiban untuk melindungi hatinya dari rasa sakit atas perlakuan Elis terhadapnya. Seandainya bisa Arjuna ingin mengabaikan ucapan ucapan Elis namun hatinya tetap saja masih terluka.

Arjuna menonton siaran televisi bersama ketiga anaknya, meski matanya menatap layar tapi pikirannya tengah berlarian. Sesekali ia tersenyum untuk menanggapi penyataan putrinya.

Elis melintas di hadapannya dengan membawa tabung gas yang sepertinya habis. Arjuna beranjak dari atas kasur yang ada di depan televisi.

"El biar aku belikan gasnya." ujar Arjuna, juga tangannya terulur hendak meraih tabung gas berukuran 3 kilo itu, dengan warna hijau. Tangan Elis menepis tangan Arjuna ia masih dangat kesal jarna Arjuna selalu memancing emosinya.

"Tidak usah! Aku bisa membelinya sendiri."

Elis terus melangkah menuju warung terdekat. Arjuna mengekorinya dari belakang dan mencoba meraih tabung gas kosong itu.

"Nanti kau lelah El. Cukup selama empat tahun aku membiarkanmu mandiri, sekarang kau harus kepada posisimu semula menjadi ratuku." Arjuna tak main main, ia bersungguh sungguh.

"Tidak perlu. Saat kami terbiasa melakukan apapun sendiri, kami para wanita tidak memerlukan para pria." sarkas Elis menohok.

Arjuna tak menyerah. Ia tetap meraih gas itu dan kali ini berhasil. "Aku tak ingin kau kelelahan El. Tabung Gasnya cukup berat."

"Aku kuat mengangkatnya, jangankan tabung gas kosong. Aku bahkan kuat menyeret tubuh kekarmu untuk keluar dari rumahku jika kau macam macam."

"Kejam sekali kamu El." Meski tersinggung Arjuna menyembunyikannya. Dengan seraut wajah jenakanya yang ia buat buat.

Karna di buat kesal Elis kembali ke rumahnya membiarkan Arjuna pergi ke warung sendirian.

Belum lama Elus sampai Arjunapun turut menyusul.

"Hehehe." sebelum mengatakan apapun Arjuna menunjukan cengiran kudanya.

"Uangnya mana El, aku lupa." Arjuna juga menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kau tak memiliki uang? Bahkan untuk membeli gas? Aku tak percaya kau semiskin ini." Elis memberikan uang sebesar 25 ribu kepada Arjuna.

"Uangku habis untuk jalan jalan tadi. Ada sisa aku belikan bensin di pom. Nanti aku akan ambil di atm." Arjuna mengambil uang yang di sodorkan Elis dan pergi ke warung yang sudah ia ketahui tempatnya.

Menuju perjalanan kewarung Arjuna merasa was was takutnya uang yang ia bawa tidak cukup untuk membeli gas, bisa bisa ia malu karna membawa uang yang kurang. Tidak masalah jika uangnya kurang ia boleng ngutang atau kembali ke rerumah untuk mengambil sisanya. Tentu kembali meminta uang kepada Elis.

"Permisi, Bu." Arjuna sudah sampai dan memanghil penjaga warung.

"Sebentar." teriak seseorang dari dalam. Meski mengatakan sebentar, nyatanya cukup lama Arjuna bahkan menunggu hingga sepuluh menit.

"Ya. Mau beli apa?" ibu bertubuh gempal itu keluar dari dalam rumahnya yang sekaligus ia bergunakan untuk warung.

Wajahnya terlihat di penuhi keringat. Arjuna tidak ingin kepo atau bertanya tapi ibu itu malah mengatakan apa yang baru saja ia kerjakan. "Maaf nunggu lama, barusan nanggung si bapak minta jatahnya." ujarnya tanpa filter membuat Arjuna malu sendiri. "Namanya juga pria, kau juga pasti paham." wajah Arjuna kini sudah memerah karna malu, ia bahkan berpaling wajah.

"Mau beli apa?"

"Gas Bu." ujar Arjuna, ia meletakan tabung gas yang selama lebih dari sepuluh menit dalam genggamannya.

"Aden suami neng Elis Ya?" tanya ibu itu, basa basi ia tau jika pelanggan warungnya tengah malu.

"Ya Bu." jawab Arjuna sekilas.

"Kami pikir neng Elis janda karna suaminya tak pernah terlihat. Bahkan kami menamai Neng Elis janda suci loh di sini." ujar ibu warung melaporkan.

"Janda suci?" Arjuna di buat penasaran.

"Iya loh. Neng Elis tidak pernah menerima tamu setelah magrib, sekalipun pak rt yang bermaksud menyensus penduduk. Neng Elis benar benar bersih, bahkan Nak Hakim anak pemilik kontrakan yang neng Elis tempati menghadiahkan kipas angin dan ricecooker kepada neng Elis karna menyukainya, tapi neng Elis bayar dan tidak mau gratisan. Makanya ibu ibu di sini menamai neng Elis janda suci." ujar ibu warung itu.

Arjuna tersenyum bangga, ia kembali menyimpulkan jika Elis memang masih mencintainya, persetan dengan luka hati Elis yang belum sembuh ia akan tetap berjuang sekalipun mulut Elis setajam belati.

"Berapa bu harga gasnya?" jantung Arjuna kembali berpacu, ia deg degan bukan main takut harganya mahal.

"24 ribu Den."

Arjuna menyerahkan uang 25 ribu pemberian Elis.

"Den tidak ada uang seribu. Jajanin ini saja ya." Ibu warung membuka lemari pendingin dan memberikan teh dalam cup bertuliskan teh gelas (othor tidak di endors ko)

Setelah mengucapkan terimakasih Arjuna kembali pulang. Dengan menenteng gas serta sesekali menyedot teh dalam cup itu untuk membasahi tenggorukannya.

"Papa bawa apa?" Valery meminta cup teh yang tengah di minum Arjuna kemudian turut menyedotnya, Jasmine dan Rose pun turut mencicipi minuman sisa Arjuna. Hanya segelas teh seribu mereka sampai berbagi, rongga dada Arjuna menghangat begitu sederhana kebahagiannya saat ini.

"Kenapa lama sekali?" Elis datang dan langsung mengambil tabung gasnya. Ia marah karna terlaku lama menunggu. Masakannya yang belum matang bahkan hampir mendingin.

Arjuna mengekori langkah Elis ke dapur, bermaksug memasang gas, tapi Elis sudah memasangnya lebih dulu.

Benar benar wanita tangguh.

Elis melanjutkan memasak.

"Beli gas saja lama banget." gerutu Elis.

"Maaf El, tadi ibu yang punya warungnya lagi mengerjakan kewajiban lain." ujar Arjuna.

Elis mengerutkan kening.

"Kewajiban seorang istri." bisik Arjuna. Menyadari kening Elis yang mengkerut, ia berbisik takutnya anak anaknya mendengarkan.

"Arjunaaaa."

"Yess Mama."

Arjuna segera meninggalkan Elis, takutnya Elis mengamuk. Ia bahkan tak menyurutkan senyumannya saat ibu warung mengatakan jika Elis janda suci.

1
Hamidah Hamidah
cih dokter apaan mau sana suami org
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
elis justru keturunan tuan barata?
Maizaton Othman
/Sob//Sob//Grin/
Maizaton Othman
juna,ingat jnji mu pd Elis,kamu jgn mnyembunyikan apa2 darinya lagi.
Maizaton Othman
share loc ( location)
Suhana Sulaiman
dua2 ego dn bodoh. lebih bodoh adalah arjuna . skrg br pikir nk putus hubungan. padahal dh boleh baca reaksi dn tindakan srikandi. merase diri hebat.. tak taunya insting seorang isteri lebih kuat dan dalam. hurmmmm.... truslah berpisah... pastu ketemu lagi .. bergolak lagi sampai abg jamil mampos
Yovan Imbar
👍👍
Sukarsih 04
Luar biasa
Sukarsih 04
Lumayan
zie zie
kebanyak an typo
Sumintiari Widiastuti
Luar biasa
Noerlina
Kecewa
Noerlina
Buruk
Dewa Rana
maaf Thor, kebanyakan typo jadi malas bacanya
Dewa Rana
kesakitan Thor, bukan pesakitan
Dewa Rana
maksudnya kakek Arjuna dari pihak ibu ya Thor
Dewa Rana
alinea ini membingungkan
Suhana Sulaiman
kerana itu hidup suami isteri harus berbagi supaya diredhai oleh Allah. bukan hanya berbagi peluh diranjang...
Suhana Sulaiman
Arjuna ni teryata anak emak, egois. x percaya elis... kalau percaya mesti berbagi masalh knapa nikah diam2, apa yg jadi antara dia dn aida... lagipula dia takut dgn bayang2 sendiri kalau didepak dr daftar waris... kalau ikutkan pon dia bkn ahli waris .... masa mamanya bagi nama keluarga sendiri ke anak... anak haram kah.... ceritanya byk plot twiss... kesian elis 7 tahun mengabdi pd suami yg x jujur.. maka jika hancur itu karma buat arjuna...
Safa Almira
yey
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!