Mikayla gadis cantik berusia 19 tahun ini harus menjadi Kekasih Kontrak seorang Dosen, selain menjadi Pacar kontrak ia juga harus menjadi budak ranjang Dosen nya yang bernama Theo Felix yang berumur 29 tahun. Wajah tampan nya memang memikat hati semua kaum hawa, namun sikap nya yang Arogan membuat Mikayla harus banyak bersabar demi kesembuhan Nenek nya yang sedang berada di rumah sakit. Theo selalu melampiaskan kekesalan nya kepada Mikayla, padahal semua itu di sebabkan oleh kelakuan Chealsea yang selama ini mengikatnya tanpa hubungan yang pasti. Sikap Theo yang munafik membuatnya tidak sadar wanita mana yang ia cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Mata Mikayla pun terbuka, ia menggeliat dengan mulut yang menguap. Tubuhnya tidak seremuk pagi kemarin saat bangun tidur setelah semalanya mendapat perlakuan kasar dari Theo saat mencumbunya.
Pagi ini tubuhnya jauh terasa lebih ringan, tidak ada sakit lagi di bagian pinggang dan kedua pangkal pahanya.
Mikayla melihat sisi kirinya, namun dia sedikit menatap dengan tatapan iba sisi ranjang sebelah kiri yang kosong itu.
“Tentu aja dia tidak mungkin ada di sampingku, dia selalu meninggalkanku setelah menyentuhku.” Ucap Mikayla dalam hatinya sambil tersenyum pahit.
Karena yang Mikayla tau jika Theo langsung meninggalkanya setelah selesai bercinta seperti malam sebelumnya, bahkan Mikayla tidak melihat Theo sampai pagi.
Pria itu seolah tidak pernah merasa menyesal sudah memperlakukanya dengan kasar, bahkan meninggalkanya sesaat setelah menyentuhnya seperti seorang wanita bayaran.
“Sampai kapan kau akan terus melamun?” Tanya seseorang dengan suara beratnya dari sisi kanan Mikayla.
Sontak suara itu membuat Mikayla bangun dari tidurnya dan duduk dengan lengan yang berusaha menahan selimut yang menutupi tubuhnya.
“Pak…” lirih Mikayla, wajahnya nampak kaget. Namun ada rasa senang karena rupanya ia tidak di tinggalakn begitu saja.
Theo menghembuskan nafasnya kasar saat mendengar lagi-lagi Mikayla memanggilnya dengan sebutan Pak.
“Hari ini kau ada kelas?” Tanya Theo basa basi padahal dirinya sudah hapal betul jadwal Mikayla.
“Hari ini aku tidak ada jadwal apapun.” Ucap Mikayla dengan jantung yang berdegup kencang, karena Theo duduk di sofa dengan hanya menggunakan celana dan bertelanjang dada.
Bayangan-bayangan saat bercinta semalam tiba-tiba muncul di otak kecil Mikayla, perlakuan halus yang Theo lakukan membuatnya kembali merinding.
Dengan segera Mikayla memejamkan matanya untuk menghilangkan bayangan lucnat yang terngiang-ngiang itu.
“Kalau begitu mandilah sekarang, kita harus pergi.” Ucap Theo seraya berdiri dari duduknya.
Mikayla spontan ikut berdiri dan hendak mengejar Theo dengan tubuhnya yang masih di balut selimut tebal itu.
“Tunggu pak, jam berapa kita selesai? Aku lupa jika hari ini aku berencana menemani nenekku di rumah sakit.” Ucap Mikayla namun tubuhnya tiba-tiba terbentur tubuh koko Theo yang berhenti mendadak.
“Aw…” ringis Mikayla sambil mengelus jidatnya.
Theo berbalik dan menatap tajam Mikayla yang bertubuh pendek itu.
“Ikut aku atau kau akan ku paksa ikut?” Tanya Theo dengan pilihan yang sama, Mikayla menelan salivanya susah saat di tatap tajam seperti itu.
Wajahnya sengaja iya palingkan, karena tidak tahan di tatap tajam namun dengan wajah tampan itu. Salahnya Mikayla dia malah menatap bagian lain yang berotot dirinya malah semakin susah menelan salivanya saat melihat lengan otot Theo yang kekar.
Sementara di mata Theo Mikayla terlihat sangat menggoda, hasratnya kembali muncul saat melihat wajah polos dengan tubuh sexy itu.
“Sial! Dia berani menggodaku!” Pekik Theo di dalam hatinya yang sejak semalam menahan hasratnya untuk kedua kalinya.
Theo mati-matian tidak mengajak Mikayla bercinta untuk yang kedua kalinya tadi malam, karena Mikayla sudah berani tidur lebih dulu.
“Kau yang menggodaku lebih dulu.” Ucap Theo sampai membuat Mikayla mendongak menatapnya bingung. “Sial jangan pernah menunjukan wajah polosmu itu!” Pekiknya.
Dengan sekali tangkap Theo langsung mengangkat tubuh Mikayla yang sudah terlepas dari selimut yang menutupi tubuhnya.
“Aaa!! Mau apa pak! Turunkan aku!” Pekik Mikayla sambil meronta-ronta dengan kepala yang tiba-tiba merasa pusing karena di gendong dengan posisi bak sekarung beras.
“Daddy! Ku bilang kau harus memanggilku Daddy saat kita bercinta!” Pekik Theo lagi ia berjalan dengan cepat ke arah kamar mandi.
“Aku Empphhh—“ terdengar suara teriakan Mikayla yang tertahan di balik pintu kamar mandi itu, Theo pun melampiaskan hasratnya yang sejak semalam tertahan karena tidak mendapat pelepasan untuk yang kedua kalinya.
.
To be continued…
laki tuch ya .
dia yg salah lari k ranjang..
kita cwe yg ngambek d tarik k ranjang...
sgla permasalahan dlm hal apapun itu lariny k ranjang/Facepalm//Facepalm//Facepalm/